Rabu, 12 Desember 2012

Bukan Sesuatu

Aku senang sekali suasana menjelang magrib. Entah mengapa. Sekitar pukul 17.30 sore hari. Ada sesuatu yang berbeda di saat-saat pergantian waktu menjelang malam. Ada burung-burung yang terbang bergerombolan, awan-awan yang berkilauan menutupi langit yang merah, dan hembusan angin yang khas.

Biasanya pada waktu menjelang magrib, aku senang sekali memandangi langit. Pikiranku akan bergulat pada imajinasi tempat-tempat seperti syurga. Jika di dunia saja sudah indah seperti ini apalagi di surga? Surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Entah seperti apa. 

Setelah magrib seolah suasana itu hilang. Keesokan harinya aku ingin merasakan waktu subuh menjelang pagi. Sudah dua tahun ini aku tidak merasakan. Ya, sekitar dua tahun aku terbangun paling pagi sekitar pukul 8. Itupun jika si Wisnu teman kamar kosku menggedor-gedor pintu kamarku. Heuheu, Ingin sekali bangun jam 5 pagi, tapi tidak bisa.

Pesan orang yang aku sayangi, Ibuku, untuk selalu bangun  subuh. Tapi apa lacur. Setan seolah memelukku erat. Selama dua tahun ini belum pernah sekalipun berhasil bangun subuh.

Sampai sekarang aku masih suka waktu sore menjelang magrib. Entah?. Mungkin jika aku bisa bangun subuh dan bisa merasakan waktu subuh menjelang pagi aku akan jatuh cinta. Iya , Jatuh cintah waktu subuh menjelang pagi. Merasakan segarnya udara pagi, melihat segerombolan burung berangkat mencari makan, dan merasakan hangat sinar matahari pagi. Oh, Bukan sesuatu. Aku masih bukan sesuatu jika tidak merasakan saat-saat itu... masih bukan....

Minggu, 01 Juli 2012

Mati...

Aku masih menunduk lesu di sini... Memandang tumpukan batu yang menjadi bangunan...
Aku termenung sejenak... mencari sebuah arti hakikat kebenaran di sekelilingku...
Aku tidak bisa mengerti... sungguh tidak mengerti.
Aku, hanya seonggok tulang yang dibalut daging serta dikaruniayi akal pikiran dan jiwa... 
Aku, tidak tau bagaimana semua ini terjadi ... dimana bumi berputar dan langit menggantung tanpa tiang...
Aku tidak tau bagaimana bumi bisa mengelilingi sang matahari dan seberapa jauh semesta ini terbentang.
lupakanlah...

Wahai teman, bukankah kita ini lemah? bukankah kita tidak akan mampu memikirkan hal-hal itu? 
wahai teman..,. mengapa masih ada penindasan di bumi ini? aku selalalu menangisi nasib-nasib orang yang entah hari ini mereka makan apa. Aku juga selalu menangisi keadilan yang semakin jauh dari rasa keadilan itu sendiri...
wahai teman.. apa yang kamu cari di dunia ini? bukankah kita akan mati? dan sepemahamanku hanya sholat yang bisa menyelamatkan kita kelak.

Aku hidup di atas sikap toleran karena untukmu agammu dan untukku agamaku...  
wahai teman, kita ini hanya manusia.... kita akan mati...

 

Selasa, 26 Juni 2012

Keyakinanku Semakin Teguh...

Betapa indahnya suasan sore itu. Seindah wajah cantiknya yang selalu teduh dan bijak akan nasihat-nasihatnya. Langit meredup dengan gumpalan awan berwarna keemasan di sebelah barat. Matahari sudah hampir tenggelam. Burung-burung bergerobolan pulang dari mencari nafkah, terbang ke menuju sarangnya.
Betapa bebasnya buring-burung itu. Banyak manusia juga ingin terbang bebas seperti burung, namun manusia banyak yang kebablasan. Bebas tidak berarti kita lupa kepada Allah. Memandangi langit sore dan burung-burung saja aku  merinding karena itu adalah salah satu bukti kebesaran Allah.

Aku berjalan pelan sambil mengingat-ingat masa laluku. Terbesit bayangan-bayangan lama yang entah mengapa masih tersimpan. Dosa itu seperti goresan luka ditubuh. Sembuh tapi masih membekas.
Aku berjalan menuju langgar. Tempat ibadah kecil yang setiap hari selalu full dengan shaf nya.

Suara azan berkumandang menandakan seruan kepada manusia untuk solat maghrib. Ini adalah panggilan mulia. Azan saling bersahut-sahutan dari setiap masjid. Orang-orang berlalu lalang tidak menghiraukan suara itu. Entah, mungkin mereka lelah dan perlu membersihkan diri di rumah. Mungkin saja mereka akan solat di tempat masing-masing. Para muda-mudi dengan motornnya baru pulang dari kampus. Semua berlalu bergitu saja seperti biasa. 

Aku berjalan tertunduk, masih mengingat-ingan masa lalu. Masa lalu yang kelam. Masa lalu dimana diriku tidak dekat ini dengan penciptaku. Waktu itu ibadah ku hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban saja. Maklum aku lahir di keluarga muslim, tapi muslim NU tradisionil. Mungkin itu yang membuat distorsi kepada diriku. Lahir di keluarga muslim tidak lantas membuatku mengerti Islam secara haqiqi. Aku perlu selama ini untuk menemukan kembali Islam yang murni. Perlu bayak pengalaman, nasihat, buku-buku dan banyak lagi. 

Dulu, suatu ketika, aku bertanya-tanya. Benarkah Tuhan menyayangiku. Jika menyayangiku mengapa aku selalu mengalami kemalangan dan kesusahan? Tidak seperti mereka yang tidak beribahda tetepi bahagia akan hidupnya. Hidup berkecukupan, memiliki wajah cakep dan memiliki banyak teman.
Aku bertanya lagi pada diriku, apakah tuhan benar-benar ada? Haruskah aku menyembahnya? hal itu membuat aku malas. 

Suatu ketika aku juga pernah bertanya. Bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini? Banyak hal-hal diluar logika manusia. Untuk apa tuhan menciptakan manusia? Jika tuhan berkuasa mengapa tidak semua orang dibuat beriman kepada Nya? Mengapa manusia di buat sebebas-bebasnya?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan radikal dan pertanyaan nakal. 

Aku tertunduk dan masih berjalan menuju langgar. Sambil tersenyum tipis atas pertanyaan-pertanyaan bodoh ku di masa lalu. Kini aku jadi malu dan berdosa atas pertanyaan itu. dulu, Islam belum aku kenal seperti sekarang ini. Bahkan butuh waktu empat tahun di yogyakarta untuk benar-benar mengenal islam yang sebenarnya. Kajian-kajian aku datangi, buku-buku aku baca, berdiskusi dan mencari jawaban melalui Internet.

Suatu ketika aku mendapati jawaban atas pertanyaan itu semua. Tidak mudah dan tidak singkat. Banyak hal dan waktu yang lama. Salah satunya ketika menggunakan google earth. Sebuah aplikasi di Internet yang aku download. Lalu aku dengan isengnya melihat-lihat lokasi yang merupakan hasil pencitraan satelit. Bebarapa kali aku menggunakan. Sampai tiba waktu dimana aku merasa terhenyak.
Betapa bodohnya aku ketika tersadar. Hey? jika dilihat dari langit betapa kecilnya manusia. Sama seperti semut di bumi. Betapa kecilnya Bakteri dan sel-sel , tapi manusia itu sesungguhnya kecul juga. Jika semut itu kita injak pastilah mati. Saya menganalogikan manusia sebagai semut itu. dari google earth saya lihat bangunan-bangunan yang dibuat manusia itu sendiri. Betapa kecilnya itu. Sementara itu semesta ini begitu luas dan tidak terbatas. Bahkan menurut teori ilmiah alam semesta ini semakin mengembang sama seperti yang diungkapakan salah satu ayat di Al-quran.

Bumi yang menggantung di tengah jagad raya tidak jatuh? mengapa? lalu matahari itu , bulan itu dan bintang-binta itu. Lautan yang luas, guntur, gunung-gunung dan  segala macam yang aku lihat dari google earth.

Lalu siapa di balik ini semua ini, yang mengatur siang dan malam, mengatur agar bumi tidak jatuh dan  tetap terus berputar, Mengatur nasib-nasib manusia di bawah sana? 

Akupun terhenyak. Tidakkah aku mengingkari kebesarannya? Ya, Ternyata otakku tidak sampai untuk memikirkan hal-hal itu. Manusia itu makhluk yang lemah. Jadi mengapa aku harus bertanya-tanya tentang pertanyaan yang di luar nalar pikiran manusia? Pertanyaan ku yang radikal sebelumnya.
Jadi saya berfikir, sudahlah dengan alasan HAM atau apapun nurut saja seperti yang ada di Al-quran dan Hadist. Mengapa harus mengelak dan banyak tanya? Toh kita akan membuktikannya kelak ketika ajal menjemput alias mati.

Ternyata betapa banyak kasih anugrah yang diberikan kepada manusia. Manusia tidak pernah puas malah mengingkarinya dengan pertanyaan pertanyaan ekstrim. 

Keyakinku semakin teguh. Aku membaca kisah-kisah umat terdahulu di Al-Quran yang selalu mengingkari kebesarannya. Mereka di azab karena tidak mau menyembah Allah. Padahal sudah jelas kekuasaan Allah. Allah menurunkan agama kepada para nabi di jajirah arab. Awalnya saat manusia pertama Nabi adam dan Hawa serta keturunannya masih menyembah Allah, tapi saat kaum Nuh menyembah patung-patung sampai Allah murka dan menurunkan para Nabi untuk memberi petunjuk. Semua nabi memiliki ajaran yang sama. Satu yakni menyembah Allah. Agama yahudi, nasrani awalnya pun sama karena pengaruh distorsi dan tangan-tangan manusia tidak bertanggung jawab akhirnya semua menjadi salah. Hingga Allah menurunkan agama paling sempurna dan yang paling update yakni Islam. Allah mengutus para nabi yang sama-sama menyeru kita untuk menyembah Allah. Nabi Ibramim, Nambi yusuf, nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa dan yang terakhir Nabu Muhammad. Allah juga menurunkan wahyu yakni taurat, Injil dan yang paling fresh dan masih terjaga kemurniannya adalah Alquran. 

Lalu mengapa kita harus bandel untuk tidak melaksanakan perintah para nabi dan menjauhi larangannya. Mengapa kita tidak membaca kitab-kitab yang dirturunkan ribuan tahun yang lalu sebagai rule hidup di dunia. Dengan seenaknya kita selalu membantah dan bertanya dengan pertanyaan yang agak ngawur. Padahal belum juga kita membaca Al-quran sebagai jwaban atas itu semua. Bukankah Allah telah mengajab orang-orang yang selalu ingkar pada masa lalu? Bukankah sudah adabukti kebesarannya seperti kisah nabi Firaun dan juga kisah kaum sebelum kita. Bukankah AL-quran telah menjawab secara pertanyaan bagaimana awal mula alam semesta. bagaimana kita terbentuk dari sperma dan seterusnya.

 Sholat 5 waktu bukanlah perkara yang berat jika dibandingkan dengan kecilnya manusia yang bisa dilihat dari google earth. Kita itu tidak ada apa-apanya. Tidak ibadahpun ALlah tidak akan rugi. Malah nanti yang tidak menuruti perintah akan menyesal dan sedih di akhirat kelak. Itu sama ketika kita bermain-main dan malas belajar saat akan Ujian Akhir Nasional. Pas kita tidak lulus banyak siswa yang menangis dan bahkan stress. Sama seperti nanti ketika kita menerima rapor nilai kehidupan kita di akhirat kelak . Jika kita bermalas-masalan di dunia untuk beribadah bahkan berbuat jahat maka hasilnya akan membuat kita kecewa. 

Aku beristigfar, ingat akan dosa-dosaku pada masa lalu. Ingat bahwa betapa bodohnya aku tersesat padahal  Al-quran telah memberipetunjuk. Ya, Allah berilah petunjuk hambamu ini. Beri juga petunjuk saudara-saudaraku yang lain. 

Saat aku berjalan suara iqomah telah terdengar. Aku mempercepat jalanku. Menuju sebuah langgar. Langgar itu diluarnya sudah banyak sendal para jamaah. Betapa indahnya agama ini. Para wanitanya dijaga kesuciannya. Para prianya juga menjaga pandangannya. Betapa banyak keindahan-keindahan Islam yang baru aku rasakan saat ini. Islam yang murni. Islam yang tidak bid'ah. Islam seperti yang Nabi Muhammad sampaikan. 

Maka keyakinanku sekali lagi semakin teguh.., 


Rabu, 20 Juni 2012

Hikmah Hari Ini...

Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga. Kita bisa mengambil hikmah dari itu semua.  Sebuah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan apa yang saya alami kemarin. Kejadian itu remeh, tapi bisa berakibat fatal. Malah bikin ketawa-ketawa sendiri. Oh, betapa bodohnya saya. Kejadian hari kemarin benar-benar bikin saya lebih berhati-hari dan tetap tenang. Berkali-kali saya istigfar.  Astagfirullah.... :D

Kejadian bearwal ketika HP saya berdering. Saya lihat ternyata itu telp dari si Wisnu, teman kos saya.

Saya : Waalaikum salam, ada apa nu?
Wisnu : Pri, bisa jemput aku nggak, di Bandara Adisucipto.
Saya : Sekarang?
Wisu : Iya, bisa nggak?
Saya : 20 menit ya aku sampe ke situ?
Wisnu : oke.

Niat Tulus Itu...
Sesama teman kita tentunya harus saling tolong menolong. Kebetulan juga si Wisnu sering menjemput saya di stasiun Tugu. Maka saya banyak berhutang budi sama si Wisnu. Ini kesempatan untuk membalas segala kebaikannya. Meskipun agak males sih. hehehe, tapi berbekal niat tulus saya langsung ganti pakaian dan   menyiapkan dompet dan kunci motor. Di kamar ada Catur dan Antok, jadi nggak perlu mengunci kamar.

Dengan motor honda kesayangan, saya meluncur ke arah timur. Lalulintas di sepanjang jalan padat merayap. Terik siang matahari menambah keseruan di siang itu. Saya menggeber gas sampai kira-kira 60 km perjam. Saya tidak berani kenceng-kenceng soalnya motor ini sudah nggak balance. Sambil jalan saya sempat melamun, di dalam pikiran saya bertanya-tanya. Sendang apa si wisnu di bandara?  Pertanyaan itu saya jawab sendiri. Paling dia beli tiket untuk pulang kampung ke kalimantan. Saya dengar-dingar dia mau pulang ke kalimantan. Tapi kok nggak di agen pariwisata aja ya. Lalu saya mengalihkn pikiran saya kepada hal yang lain.

Hemm, nanti jam 1 ujian. Tugas akhir belum dijilid. Terus jam 3 juga ujian close book.  Kalo nggak belajar lagi bisa gawat jeblok dan rugi nih. Kira-kira soal yang bakalan di keluarkan dosen seperti apa ya? Nanti selesai menjemput Wisnu saya berniat belajar lagi.

16 menit kemudian saya sampai di depan bandara. Lalu saya hubungi Wisnu untuk mengetahui keberadaannya.

Saya : Halo, nu, koe dimana?
Wisnu : Di depan pintu depan bandara yang ada bacaan International airpot.
Saya : oke tunggu ya.

saya pun balik lagi keluar pintu bandara, lalu bertemu si Wisnu. Terjadilah spenggal percakapan itu :

Wisnu      : (mau naik membonceng motor saya), Helm nya mana pri?
saya         : Helm ? ini (saya sambil menunjuk helm  yang saya pake)
Wisnu      : Bukan, Koe ora nggowo helm nggo aku? (kamu tidak membawa helm buat saya?
Saya        : hah? (sambil bermuga bodoh dan konyol)
                  Astagfirullah...  Lupa
saya hanya nyengir sejadi jadinya. Dasar o'on. Gimana bisa kok jemput orang bawa helmnya cuma satu. haduh...      :S

Gimana dong, di jalan raya tertib lalu lintas nggak pake helm sama saja menyerahkan diri untuk di tilang oleh pak polisi.

saya : Udah naik aja nu, nanti gampang. kita berdoa saja tidak ada polisi

Si Wisnu pun naik dan saya langusng tancap gas. Setelah bebarapa saat perjalanan, disebuah pertigaan lampu merah dari kejauhan terlihar banyak kendaraan polisi berjejear di Pos. Ada mobil, motor BM dan motor Tiger bercorak polantas. Alamak, bisa-bisa gawat nih.  Kalo lewat pasti terlihat polisi dan pasti dengan mtor ber cc bersarnya mereka akan memburu kita. Motor saya cuma 60 km perjam. Lah paling nggak sampai semenit sudah tertangkap. Bisa-bisa kena tilang nih. haduh, mana dompet kosong. nantii urusannya tambah panjang.

Wisnu      : Pri, pri, berenti dulu .. di depan banyak polisi
saya         : oke, nu. Koe jalan aja yah, sampai pos polisi lewat.

Saya mikir lagi. Kalo setiap ada pos polisi berenti-berenti terus, lalu kapan sampainya? waduh dari pada resiko kecelakaan dan ketangkap polisi mending ikut aturan aja deh.

Saya        :Begini aja deh nu, dari pada repot-repot, koe tunggu aja di sekitar sini. Saya balik ke kos dulu ambil helm.

Akhirnya setelah menimbang-nimbang jalan terbaik dan untuk menghindari resiko kecelakaan maupun tertangkap polisi maka saya kembali ke kos untuk mengambil helm. Inilah pola pikir saya yang masih bermindset wong ndeso. Saya hanya taat hukum karena ada polisi. jadi pakai helm karena takut polisi bukan karena mentaati undang-undang. Entah apa saya yang kuran beradab atau memang di dalam diri saya mengalir darah Indonesia yang memang seperti itu. Entahlah, memang kesadaran hukum di negeri ini masih lemah.

Saya berusaha untuk sabar. Niat membantu teman tetapi urusan jadi malah kacau semua. Gara-gara nggak bawa hlm jadi bolak-balik di tenah keramaian kota. Plus dapat bonus terik siang matahari.  Ini gara-gara saya yang pelupa alias sudah pikun. Tapi terlepas dari itu semua, saya berusaha untuk tersenyum. Ya, ini masalah sederhana. Hadapi semua dengan senyuman. Toh masih banyak orang lain yang mendapatkan cobaan lebih berat.

15 menit kemudian saya sampai di kos. Kebetulan di dapan kos banyak motor dan ada helm yang nganggur. Saya ambil helm si Antok. Dia  nggak akan marah kalo helmnya di pinjam. Dengan terburu-buru saya langsung menuju Bandara Adisucipto dan saya lihat di Indikator light bensin sudah berkedip-kedip. Waduh, dimana jadinya nih kalo habis. Mana nggak bawa uang.

Di Sekitar daerah Janti  tiba-tiba mesin motor saya kehilangan daya. di Gas pun sudah terbatuk-batuk. Dugaan saya benar. Bensin motor saya habis total. Haduh, gimana nih. Apakah ini sebuah cobaan ? Inilah hasil dari pada keteledoran saya selama ini. Ya salammmmmm

Minggir-minggir-minggir!
Di tengah padatnya lalau lintas di sekitar jembatan Janti saya pinggirkan motor saya. Otomatis mau tidak mau saya mendorong motor saya di pinggir trotoar dan berharap ada tukang bensin. Biarpun tidak ada uang nanati saya akan coba melobi tukang bensin eceran untuk meneria Kartu identitas sebagai jaminan. Mungkin nanti setelah ini saya akan meminjam uang wisnu untuk mengambil kartu identitas saya. Terik matahari menambah penderitaan yang saya alami.

Akhirnya saya tertolong, juga tukan bensin eceran. saya meninggalkan identitas dan meluncur lagi ke Arah Adisucipto menjemput kawan saya yang mungkin sudah jamuran menunggu saya. Heheheh :P

Setelah menjemput Wisnu dan membayar utang di tukan bensin. Urusan saya belum selesai. Ada dua ujian UAS yang harus saya tempuh. Pada waktu zuhur, Saya pun bersimpuh di atas sajadah. Bersujud dan memohon doa kepada Allah agar nanti ujian diberi kelancaran. Saya bersyukur bisa menghadapi cobaan pada hari ini. Kekikiran saya sebagai manusia diingatkan lagi oleh Allah. Sepandai apapun kita, secerdas apapun kita, jika Allah bekehendak maka semua itu akan sirna. Pikiran kita akan lupa dengan segala hal yang berbau diniawi jika banyak pikiran di dalam diri kita. Itulah Hikmah hari ini...





Sabtu, 16 Juni 2012

Makan Kambing

Coba tebak, hal apa yang paling sensitif di kalangan anak kos? Duit. ia menurut saya sih duit adalah hal paling sensitif buat anak kos. Khususnya anak kos semacam saya yang berkantong cekak. Saya harus pintar-pintar menghandle pengeluaran sehemat mungkin. Kalo boros besok-besok malah nggak bisa makan. Salah satu hal yang bisa membantu menghemat pengeluaran adalah makan gratis. Bisa di traktir teman atau nemu makanan di jalan. Ngomong-ngomong soal makan gratis, barusan saya bersama teman-teman kos ketimpa durian, alias dapet rejeki makan gratis. Nggak tanggung-tanggung, tiga jenis makanan dari daging kambing. Ada sate, Gulai, dan Tongseng.  Hemmmmm nikmat deh pokoknya.

Ceritanya berawal saat Pak Ikhsan yang sedang sekolah program doktornya di fakultas peternakan mengadakan penelitian tentang daging kambing. Nah untuk mengetahui hasil penelitian maka kambingnya harus di potong dan dagingnya harus dimasak. Untuk itu kita-kita diberi kesempatan sebagai tester daging kambing yang diteliti. Wah lumayan kan dapet makan gratis, daging kambing pula.  :D

Lebih dari itu kita merasakan kehangatan suasana perasaudaraan sesama warga kos PD. Kami berangkat bersama-sama dari kos ke tempat penelitian (peternakan ugm). Canda dan tawa mewarnai kegiatan hari itu. di sore hari menjelang malam minggu. Ini kebetulan semua anak kosnya adalah jomblo. Di salah satu kandang kambing kami sekitar 9 (sembilan) orang berkumpul. Sudah lama saya tidak melihat kambing. Kambing itu lucu-lucu. Mereka berjejeer rapih sendang makan di dalam kandang yang diberi sekat-sekat. Saya jadi teringan dulu pas waktu SD sering sekali menggembala kambing. Sebenarnya sih dulu yang punya kambing adek saya, tapi dia malas merawatnya jadi biasanya saya menjemput kambing yang dilepas di kebun untuk dimasukkan ke dalam kandang.

Selain kambing di kandang itu juga ada kuda, sapi dan lain sebagainya. Oke, kita balik lagi ke topik awal tentang makanan dari daging kambing. Heheh, sudah lama saya juga tidak makan daging kambing. Terakhir kali mungkin saat lebaran Idhul adha tahun lalu. Kita makan daging itu di taman kuliner dekat kampus UNY. saya lupa warung makan yang menjadi tempat riset namanya apa. Yang jelas kita disedikan beberapa produk dan menu. Heheh, so, Malam minggu itu sungguh suasananya fun, enjoy dan hangat. Ada mas Fahmy yang juga sedang galau. heheh adan Mas indung yang suka ketawa-ketawa, ada wisnu, wahyu, wawan, Mas hilman dan adiknya.

Terakhir saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Ikhsan yang dengan baik hati telah mengundang kami, anak-anak kos PD. Ini menjadi malam minggu yang bermakna. karena kita bisa makan enak dan gratis. Di tengah kesibukan kami sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang berupaya membuat karya skripsi, ini menjadi pelipur lara, penghilang kejenjuhan dan yang pasti perbaikan gizi. Semoga penelitan Pak Ikhsan berjalan sukses. Amin....

Jumat, 15 Juni 2012

Berenang

Minggu ini adalah minggu tenang sebelum UAS. Dua hari yang lalu  gilang mengajak saya dan Wahyudi untuk berenang. Kebetulan saya sudah lama tidak berenang. Itung-itung olah raga dan membuat perut yang buncit menjadi sixpect. Nah kemarin rencana itu kami eksekusi. 

Pagi itu suara ketukan pintu membangunkan saya. Astaga, sudah jam 8 pagi. saya kesiangan dan melewatkan subuh. Rupanya Wahyu, teman kos saya. Si  wahyu menanyakan rencanan berenang. Waduh yu, saya baru bangun nih. Saya pun langsung bergegas ke kamar mandi. lalu dilanjutkan berkemas perlengkapan berenang. 

Setelah itu Saya dan Wahyu meluncur ke Kos nya Gilang.  Ini dia  orang yang ngajakin berenang. Sebelumnya saya mempir ke tempat makan dulu untuk membeli makanan di bungkus. Lalu sesampainya di kos gilang, ternyata pintu kosnya masih tertutup rapat. Terkunci pula. Apa-apaan ini, pasti si GIlang masih tidur. Aku menggedor-gedor pintu kamarnya. Sekeras dan sebising mungkin sampai dia terbangun. Membukakan pintu dan tidur lagi. Padahal si Gilang yang ngajakin berenang eh malah dia  belum bangun. 

Seteleh menunggu beberapa saat, saya sambil main gitar semenara si wahyu mainan game. Si ali pun datang. Dia yang paling semengat ke kolam renang. si Ali ingin belajar berenang. Lalu kemi berempat bersama-sama ke tempat renang di daerah belakang UPN. nah ini baru pertama kali ke tempat kolam itu jadi belum tau kondisinya seperti apa. 

Kami tiba di kolam renang itu. Nah setelah membayar uang masuk kami agak kecewa. ternyata kolamnya kecil dan cetek. Banyak anak kecil juga yang telanjang bulat. Itu membuat kami risih. Mana airnya keruh banget. Apa-apaan nih, si Wahyudi sudah bersiap-siap turun. Si gilang juga sama. Di kolam renang banyak wanita yang berbikini yang belajar berenang. cantik-cantik pula. Astagfirullah, tapi saya malah tambah risih. Tiba-tiba kami didatangi oleh petugas kolam renang. Petugas itu menegur si GIlang dan Ali karena tidak menggunakan celana renang. Mereka berdua hanya menggunakan kolor. heheheh.. untung saya belum buka celana. Kalo menyewa celana renang harganya 6000. Jijik ih.. nanti malah ketularan penyakit kelamin. 

Setelah di pikir-pikir mending kita ke tempat kolam renang di daerah jakal aja. Saya memutuskan untuk pindah kolam renang. Nggak apa-apa usah rugi 6000 asalkan bisa puas berenang. Saya ingin kolam yang dalam dan luas. 

Lalu akhirnya kami sampai di Kolam renang jakal atas. Namanya Tirta apa gitu saya lupa namanya. Nah di situ koalmnya lumayan besar dan kedalamannya memenuhi keinginan saya. Lalu kami pemanasan dulu. satu, dua, tiga, empat, heheh gerakannya asal-asalan yang penting pemanasan. 

Sudah nggak sabar akhirnya kami nyemplung ke kolam renang itu. Hemm airnya dingin dan wow kolamnya dalam.  ada hal hal yang bikin saya ketawa. sebenarnya ini jahat sih. Si Ali sama sekali tidak bisa berenang. Dia jaid bulan-bulanan si gilang. heheheh.. untungnya si Wahyudi dengna sabarnya mengajadi Ali. Hal yang membuat saya tidak bisa menahan ketawa adalah ketika Wahyudi menggunakan pelampung darurat. Wahyu memberikan kepada si Ali. Pelampung itu band dalam mobil. Belum di pakai eh ada petugas yang datang. Petugas itu melarang untuk menggunakan pelampung itu. Saya tertawa terpingkal-pingkal. Si gilang juga orangnya iseng. Beberapa kali menarik kakinya si Ali yang lagi belajar berenang. Untung tidak sampai tenggelam. hehehe


overall, hari itu buat saya sangat menyenangkan. Kejenuhan memikirkan tugas akhir (skripsi) dan persiapan menghadapi usah dapat terobati. Sejatinya kita butuh keseimbangan hidup. Jangan melulu berkutat pada hal-hal yang membebani pikiran. Sekali-kali bolehlah kita bersenang-senang. Salah satunya dengan berenang. Berenang bersama teman-teman saya yang kocak.

Selasa, 12 Juni 2012

Sepenggal Cerita Hidup dari Saya...

Saat log in facebook tiba-tiba sebuah pesan muncul. Adik saya yang berada di jakarta menyapa saya. Dia lebih muda dua dari umur saya. Memang sejak empat tahun lalu kami berdua semakin akrab.  Lalu terjadi sepenggal obrolan.

Ade : "Mas"
Saya : "Ia, apa kabar?"
Ade : "baik mas, mw beli kamera nih, kemarin udah minta uang ama ema' ini juga ada tabungan lebih, yang bagus apa?"
Saya : "Katanya mau beli Handycam?"
Ade : "Handycam? buat apaan, kamera aja kan supaya berguna di kapal"
Saya: "Kata ema' disuruh beli handycam untuk tugas di kapal?"
Ade :"Maksudnya kamera mas, gak wajib sih cuma di dalm TRB tuh biasanya ama foto di kapal , foto bagian kapal"
Saya: dst.. dst....dst...

Saya merenung sejenak. Obrolan itu menyiratkan pada kenangan-kenangan masa lalu.  Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Tanpa terasa kini sudah semester delapan dan tinggal merampungkan tugas akhir. Sementara itu Ade sudah semester 4 dan memasuki semester 5 dia harus bertugas si Kapal. biasanya di sekolah tinggi ilmu pelayaran pada semester 5 dan 6 harus magang di kapal.  Perjalanan hidup memang penuh misteri. kita manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa. who knows? Saya kini kuliah di yogyakarta dan adek saya akan berlayar mengarungi lautan. Kami memang dulu bermimpi sejadi-jadinya, setinggi-tingginya. MEncoba menggenggam apa yang ada di televisi. Pokoknya kami ingin ini dan ingin itu.  Saya pernah bermimpi menjadi pilot, lalu bermimpi menjadi seperti Habibie dan kenyataanya sekarang kuliah di Fakultas Hukum. Kalo lulus bekerja di bidang hukum.  Setahu saya Ade  dulu hanya bermimpi menjadi pengusaha ternak sapi. Sekarang kuliah di STIP jakarta. Kalo lulus akan jadi pelayar. Selayaknyalah kami bersyukur dan menjalani ini semua dengan sepenuh hati. Apapun anugrahnya kami maknai sebagai anugrah, meskipun sempat bingung di persimpangan jalan. Kami harus memilih dan memperjuangkan pilihan itu. Maka di dalam doa saya selelau meminta agar dihindarkan dari sifat malas.

Background...
Kami berasal dari keluarga petani. Orang tua saya adalah perantauan dari Solo, jawa tengah. Sudah banyak pekerjaan  yang dijalani Ibu seperti berjualan makanan dan warung kelontong. Usaha dan kerja keras mengatarkan kedua orang tua menjadi petani di daerah Muara gembong, Jawa Barat. Kami mensyukuri itu. Kami bangga. Tidak ada kemewahan, yang ada adalah ketulusan dan keikhlasan menjalani semua.  Maka saya selalu berdoa agar kedua orang tua selalu sehat walafiat. amin...

Allah memberikan kesempatan kepada saya dan adik  untuk sekolah lebih tinggi dibandingkan kedua orang tua.  Dulu, saat saya duduk di sekolah dasar tempat bermain adalah kebun dan sawah. Sesekali memancing di sungai. Maka lumpur dan bau hangus terik matahari selalu melekat di tubuh kami. Namanya juga anak kampung. Beda dengan orang kota yang kultinya bersih dan tidak bau. Tapi tetap kita akan kembali menjadi tanah kok.

Singkat cerita, setelah menamatkan SD melanjutkan sekolah di jakarta. Kami memiliki harapan besar agar meraih sukses. meskipun sampai sekarang saya tidak mengerti makna sukses itu apa. Itu tidak hanya diukur dari materi tetapi juga dari nilai-nilai hidup dan pengalaman yang telah didapatkan. Di Jakarta saya tinggal menumpang di rumah kerabat. Hal itu berlanjtu hingga SMA. Begitupula dengan adik saya. Tidak mudah tentunya hidup di jakarta. Tanpa kedua orang tua, dengan biaya pas-pasan. Kemampuan beradaptasi kami diuji. Adaptasi bukan hanya pada ruang lingkup suasana baru yang bersahaja, suasana kantoran tetapi juga suasana pinggiran sungai sunter di tanjung priok dan pemukiman kumuh. Kurang lebih enam tahun saya dan adik saya menjalaninya. Keterbatasan air bersih, udara yang panas, dekat dengan tempat pembuangan akhir dan lingkungan dengan tingkat kriminalitas tinggi. kami hidup di gank-gank sempit dan bau air got adalah hal yang biasa.

Depresi, Konflik
perjalanan hidup di Jakarta tidak mulus. selalu ada batu kerikil maupun batu gunung yang menghadang. Siapa bilang hidup di jakarta enak? buktikan saja sendiri. Orang kaya mungkin bisa menikmatinya.
Kami tinggal di kamar petak. Astagfirullah, Bukan bermaksud tidak bersyukur. Saya tidak bisa membayangkannya lagi. Itu semua ujian dari yang kuasa. Gambaran kelam yang terbesit di benak ini tidak pernah terhapus. Munkin benar otak kita bisa memilih ingatan untuk dimasukkan ke dalam ingatan permanent atau ingatan jangka pendek. Sayangknya kenangan masa lalu itu masuk ke dalam ingatan permanent! mau tidak mau aku pasti mengingatnya. Meskipun kelam.
Suatu ketika saya mengalami depresi. Tidak ada orang yang mampu meredam kegilaan saya. Banyak sekali masalah di dalam diri saya. Waktu itu tanpa pedoman agama yang kuat dan tanpa orang tua. Saya harus menghadapinya sendiri. Waktu itu perkelahian antara saya dan ade tidak dapat terhindarkan. Ember melayang dan sapu patah. Bahkan pisau ada pada genggaman tangan saya dan ade saya.
Saling terkam dan saling tendang adalah hal yang biasa. Pernah suatu ketika karena tubuh saya yang kurus saya di injak-injak dan kepala saya diduduki adek saya. Ini biasa. Sebagai seorang pria adu fisik mejadi hal yang tak terhindarkan. Namun berkelahi sesama saudara kandung tentunya memiliki arti sendiri. Memang kita melampiaskan kemarahan itu, tapi itu semua demi kebaikan. tanpa itu semua kami tidak akan tersadar mengani makna kerja keras, pengorbanan dan pentingnya rasa persaudaraan.

Ibu...
Kini sudah usai segala cobaan itu. Bukan berarti ini berakhir. Sekarang saya merasa peran orang tua semakin besar. Semua hal di take over dan dengan dukungan penuh orang tua memperhatikan kami. Mungkin mereka tidak akan  membiarkan anaknya menghadapi masa depan yang suram. semua hal dibicarakan dan perhatian lebih kami dapatkan. Sekarng setelah hidup berjauhan rasa persaudaraan dan rasa saling memiliki samakin erat.

(lalu obrolan via facebook pun berakhir)
Saya : "beli kamera Canon digital lxus 230 aja.. "
Ade : " hahaha yo dah mau belajar dulu ya mas, sukses..."
Saya : "oke..."

Senin, 28 Mei 2012

Alhamdulillah, akhirnya netbuk saya kembali normal.  Saya bisa mengetik, browsing, dan lain sebagainya.  Kemarin selama dua hari netbukku satu-satunya rusak. Sepertinya karena terjadi kegagalan sistem. Selama dua hari itu saya uring-uringan karena tidak bisa mengerjakan tugas kuliah. Deadline sudah menanti di depan mata. Hari sabtu dan Minggu semua tempat servise resmi tutup. Alhasil saya harus bersabar menunggu hingga hari senin (sekarang) untuk membawa ke tempat service. Sebenarnya kalo cuma urusan install ulang sih gampang. Pakai saja software wondows bajakan dan semua program aplikasi bajakan. Beres deh, data-duta juga bisa diselamatkan dengan memindahakn terlebih dahulu ke drive D. Jika di pikir-pikir sayang juga sih kalo netbuk yang awalnya terprogram windows starter asli lalu menggunakan yang bajakan. Kan sebagai mahasiswa hukum, saya mengerti dan  menghargai copyright. Maka untuk menyelamatkan program wondows starter yang genuine saya harus mengunggu hingga senin ini. Syukur programnya masih bisa diselamatkan dengan mereset ulang. Si penservice tentunya yang mengerjakan semuanya.

Nah, sebenarnya saya masih bingung mau nulis apa sekarang. Jujur saja setelah perjalanan terakhir yang saya lakukan yakni seminggu yang lalu. Saya ke Jakarta dan Bekasi. Ada keperluan yang sangat urgent. pertama, bertemu keluarga, kedua bertemu dokter gigi, dan ketiga bertemu seseorang yang sepesial. yah, tidak ada yang ingin aku ceritakan dari perjalanan itu. Cukup melelahkan dan memakan waktu.

Tadi siang saya mendapat inspirasi untuk menulis masa kenakalan saya pas kecil. awalnya sih saya teringat masa kecil gara-gara membaca catatan di facebook mba Dita Widodo. catatan ait menceritakan tentang kelakuan seorang anak di panti asuhan. sedikit memberi komentar pada catatan itu dan dibalas mba Dita. lalu meulai tersirat mengapa kenakalanku pas waktu kecil tidak aku tulis saja ya. heheheh

Sangat panjang dan lebar tentunya cerita masa kecil itu.
Dulu pas duduk di sekolah dasar saya sangat nakal. saking nakalnya sempat saya tinggal kelas sekali. bahkan tidak ada anak yang mau berteman dengan saya. ini adalah kenayataan. di kelas saya tidak berkomunikasi,  hanya diam saja. kelakuan saya aneh karena suka mengerjai teman-teman bahkan Bapak guru. Pernah suatu saat saya berkelahi di kelas. saya memukuli kawan saya hanya karena saya ditertawakan atau di ledek. Menulis dan menggambar? saya tidak bisa. Sekolah TK pun tidak. Langung SD kelas satu. Saya ingat waktu itu teman-teman saya pada naik kelas dua tetapi saya kok tidak ya? setelah naik kelas dua dan tiga pun masih nakal.  suatu ketika juga saya mengerjai kepala sekolah. waktu itu ketika kepala sekolah masuk, saya bersembunyi di dalam lemari. kepala sekola mengacari-cari saya. hehehehe

ya, mungkin baru sebagian cerita ini. mungkin lain kali akan saya update dengan cerita yang lebih panjang. Mata ini tidak bisa diajak kompromi rupanya. Sudah ngantuk


Selasa, 15 Mei 2012

Diskusi Hari Senin, 14 mei 2012

14 mei 2012

ada sebuah sms dari teman yang masuk ke inbox hp saya. sms itu berupa ajakan Diskusi mengenai suatu peristiwa yang terjadi baru-baru ini di lingkungan kampus saya. peristiwa itu berupa larangan suatu acara diskusi dalam lingkungan kampus. diskusi mengenai buku yang dikarang oleh Irshad Manji dengan pembicara Irshad Manji pula. memang di media maya hal tersebut menjadi isu. publik memberi perhatian karena bagaimanapun suatu universitas harus memberi kemerdekaan berfikir melalui mimbar akademik dalam hal ini kegiatarn diskusi. universitas harus mengedepankan nilai-nilai ilmiah yang dibangun melalui diskusi. kenyataan berkehenak lain. pembatalan diskusi tidak terelakkan. adapaun beberapa kelompok dan pihak memang sudah menentang terselenggaranya acara Diskusi tersebut.  terlepas dari Pro dan Kontra mengenai sosok Irshad Manji dan pemikirannya, saya menjadi ingin tahu. saya menyempatkan diri datang pada diskusi tersebut. kebetulan ada teman juga yang antusias. 

sekitar pukul setengah empat sore saya menaiki anak tangga gedung ruang multimedia di kampus saya. saya menulis nama di meja registrasi lalu masuk ke ruangan. ternyata di dalam kursi sudah penuh. ada seorang yang keluar dan meninggalkan kursinya. dia mempersilahkan saya untuk menduduki kursinya. diskusi sudah berjalan dan saya langsung duduk, membuka tas mengambil note dan pulpen. memasang telinga dan tatapan tajam kepada para pembicara di depan mimbar. mencatat setiap point yang dilontarkan pembicara. 

Pembicara pertama adalah Zaenal Abidin Bagir dari Center of religious and cross-Cultural Studies (CRCS). pada intinya beliau berpendapat bahwa kampus merupakan ajang menyalurkan gagasan dan pendapat. namun sekarang kampus dapat di kekang oleh seuatu yang sifatnya non akademik. karena telat hanya itu yang dapat aku tangkap. lalu pembicara kedua adalah Ari Dwipayana dari (Dosen Fisipol UGM). Ari mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tragedi. tipe ingatan publik yang pendek saat ini pasti akan melupakan hal ini. karena pelarang diskusi pernah terjadi pada masa lampau dan publik telah melupakannya. memang ada yang berpendapat bahwa sudahlah hal ini lebih baik tidak usah dipermasalahkan. Ari berpendapat bahwa hal ini bukan persoalan citra melainkan hal yang prinsipil. prinsip dalam hal kebebasan mimbar akademik (diskusi). Ari mengatakan bahwa dalam statuta UGM tahun 1977 tujuan universitas yaitu pengembangan Ilmu pengetahuan untuk mencapai kenyataan dan kebenaran yang universal untuk mencapai keberadaban. adapun untuk mencapai tujuan tesebut dibutuhkan tiga hal menurut beliau. tiga hal tersebut yaitu 
1. Kebebasan Akademik
2. Kebebasan Mimbar
3. Kebebasan itu dilakukan untuk mencapai keberadaban manusia
beliau mengatakan bahwa jika kita tidak memiliki kebebasan dari ketiga yang disebutkan diatas, maka hal tesebut merupakan tragedi di dalam kampus kita. 
saat ini pasca reformasi kebebasan berpendapat dan berkelompok dijamin oleh undang-undang dasar. situsai saat ini adalah ketika adanya suatu kelompok yang di salah satu sisi menggunakan kebebasan tersebut, tetapi disisi lain kelompok itu membunuh kebebasan itu sendiri.

sementara itu Dosen Fakultas Hukum UGM, Hasrul Halili mengatakan bahwa seharunsya kita tidak khawatir akan kemampuan filterisasi masyarakat kampus. beliau yakin bahwa warga kampus memiliki kecerdasan yang dapat menganalisa mana yang baik dan mana yang buruk. kita terlalu khawatir dengan doktrin ataupun paham baru yang menyusup. kita sendiri adalah kaum intelektual yang sudah siap berdiskusi mengenai buku Irshad manji. seharunya pihak universitas juga memberi keterangan resmi terkait pembatalan dan menyampaian maaf kepada tamu yang dibatalkan kedatngannya. beliau juga menambahkan bahwa kita tidak boleh memusuhi sesuatu yang belum dikenal.

lalu dari beberaa pihak yang pro dibatalkan diskusi tersebut adalah terkait kemaslahatan dan untuk menghindari kemudhorotan. selain alasan keamanan, bahwa sosok Irsham manji yang kontoversial karena beberapa media mengatakan bahwa dia adalah seorang yang memiliki penyakit jiwa lesbian. hal tersebut dikhawatirkan akan menulari masyarakat melalui pemikirannya. di lain pihak Paham yang akan dibawa dalam diskusi tersebut ada yang mengatakan akan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. selain alasan keamanan juga alasan norma dalam masyarakat. ditambakan lagi dari pihak yang mendukung pembatalan mengatakan bahwa kebebasan bukanlah sebebas-bebasnya tetapi masih ada batasnya. batasnya adalah kaidah agama dan sebagai seseorang yang mencintai kaum muslim sebaiknya bergerak mencegah  diskusi tesebut. 

bagaimanapun pelarang suatu diskusi adalah tragedi akademik. jika kita tidak setuju atas suatu paham, maka  ada baiknya kita melawannya dengan cara yang bijak. jika paham tersebut berupa buku maka kita lawan dengan buku. kekerasan dan intervensi tidak akan menyelesaikan masalah. malahan akan menimbulakan permsalahan baru di kemudian hari. 

Minggu, 13 Mei 2012

Perjalanan ke Pundak Sindoro (Part 3)

sabtu 5 mei 2012 pukul 18.00 Wib.

tenda dome berkapasitas empat orang telah berdiri. kabut tebal semakin menyelimuti gunung sumbing di sebelah timur. begitu juga dengan gunung sindoro yang sedang aku daki. aku yang berada di atas punggungnya. hujan rintik-rintik mulai turun. udara dingin semakin menusuk. menembus ke dalam pakaian  lalu menusuk kulit ini. langit semakin gelap dengan mendungnya. sesekali tersirat kilatan disusul suara petir yang menggelegar lemah. 

fisik yang lemah dan kehabisan tenaga membuat kami bertiga langsung tergeletak dan tepar di dalam tenda. aku langsung tidur di dalam tenda. dil uar tenda, hujan semakin deras. deras dan juga disertai angin yang kencang. aku menggelar matras, membuka sleeping bag dan memakan bekal. lilin aku nyalakan lilin. lilin itu aku taruh di teras tenda.  pintu tenda tepat menghadap ke arah timur dimana gunung sumbing dengan gagahnya berdiri. dikelilingi kabut dan dinaungi lagit yang sangat luas. langit gelap dan mendung.

sebelum tidur, perut kami keronconggan.  makan roti dan beberapa bekal. roti yang setengah membeku. air yang dingin seperti telah di masukkan ke dalam lemari es.  kami bertiga mulai tidur di sleeping bag masing-masing. 

awalnya tidur di dalam tenda berlangsung dengan tenang. namun seiring dengan hujan yang deras dan angin yang kencang disertai dengan petir. keadaan semakin mencekam. lalu tenda yang kami gunakan sedikit demi sedikit mulai bocor. derasnya hujan membuat aliran air melewati sela-sela bawah tenda. dan akhirnya genangan air mulai memenuhi tenda. pada waktu tengan malam kami bertiga baru menyadari bahwa semua perlengkapan basah semua. pakaian yang kami kenakan basah. sleeping bag kami basah dan juga matras yang kami gunakan basah. kami lalu berkumpul di tengah-tengah tenda. badan kami saling bersenderan. tubuh temanku  Ali menggigil. begitu juga dengan Gilang. udara dingin mulai menusuk dalam tulang-tulagn kami. kepala kami mulai cenat-cenut. sakit flu sudah mulai menerpa tubuh kami. di luar angin makin kencang. lilin yang tadi aku nyalakan sudah mati terkena hembusan air hujan. kilatan dan suara petis saling bersautan. kami bertiga hanya bisa berdoa dan melafalkan kebesarannya. terkena badai di atas 3000 meter diatas permukaan laut. tidak ada siap-siapa. hanya ada kami bertiga. tenda bocor dan semua yang kami kenakan basah kuyup. kami hanya bsia berdoa. sampai pagi esok tiba.

akhirnya karena kelelahan kami tertidur. meskipun dengan sleeping bag yang basah kami seperti saling berpelukan. saling menghangatkan. kami bertiga tertidur. 

6 mei 2012, pukul 06.00 wib
udara pagi dingin sangat menyengat. angin utara membawa gumpalan awan menyelimuti gunung sumbing di sebeleh timur. tetapi sunrise berwarna orange terlihat. aku menyalakan lilin di dalam tenda. lalu mengajak emanku Ali dan Gilang untuk sarapan pagi. lalu aku manyalakan Handphone. kebetulan ada sinyal sedikit. aku menghubungi Nusa di tenda bawah. koordinasi tim untuk memutuskan apakah perjalanan menuju punjak akan di lanjutkan. semalam tubuh kami telah di ombang-ambing badai. menyurutkan mental untuk melanjutkan pendakian. lalu setelah berkoordinasi kami meutuskan untuk melanjutkan hari ini. sarapan, menaiki puncak sekitar 500 meter lagi. lalu sekitar pukul 10 menyelesaikan pendakian. turun kebawah dan berharap jam 5 sampai basecamp. itulah plan kami hari ini. 

perjalanan menakluki puncak gunung sindoro kami mulai lagi. dari pos 3 skitar 500 meter menuju puncak. pagi ini cuaca cerah. rasa optimis dan keyakinan kuat sebagai bekal utama. meskipun pada malam harinya hujan badai telah mengomabgn-ambing fisik dan mental. Allah punya rencana indah. hari ini, pagi ini cuaca cerah. kami berenam meulai mendaki. tanpa tas carrier, dan hanya membawa jas hujan dan minuman. 




langkah demi langkah kami lalui. batu-batu besar dan rintangan serta tebing yang curam menyambut kami. dengan susah payah kami melewati rintangan itu. dari kejauhan sudah terlihat pucak gunung sindoro. aku adalah orang yang paling belakang. jujur saja fisikku sudah drop. aku sudah tidak kuat lagi. puncak gunung yang tersa sangat dekat di depan mata seolah menambah memotivasi diri ini. padang sabana dan padang rumbut yang hijau sangat indah. bebatuan besar juga sangat indah. memang ada beberapa sampah di puncak dan beberapa coretan cat. 

aku sering tertipu oleh puncak bayangan. seolah apa yang aku lihat adalah puncak tertinggi. setelah aku mendaki ternyata masih ada uncak lagi. egitu terus menerus sampai akhirnya sampai puncak betulan. sempat beberapa kali tubuhku yang sudah lemah menyerah. menyerah dengna keadaan. ingin rasanya cepat-cepat pulang. merasakan empuknya bantal dan guling di kamar kos. merasakan enaknya kasur di kamar kos. nikmatnya telur dadar dengan nasih putih yang hangat. minuman jus atau teh hangat. 

beberapa teman-teman sering memberi motovasi. seperti si Nusa yang berteriak-teriak memberi tahu bahwa pucak sudah dekat. puncak gunung ini sudah tinggal satu telikungan lagi. aku yang beberapa kali putus asa seperti termotivasi dengan panggilan teman-taman yang sudah mencapai puncak. cuaca pagi ini sekitar pukul 9 pagi sangat cerah. di arah timur terlihat dengan gagahnya gunung Sumbing, gunung slamet dan gunung merbabu. rasanya manusia kecil sekali. tidak ada apa-apanya. manusia bagaikan semut di bawah sana. terlihat juga kota temanggung dan kota wonosobo dibawah sana. hamparan ladang dan hamparan rumah-rumah penduduk seperti sarang-sarang semut. cuaca tersenyum kepada kami. terik matahari tidak terasa dikulit kami. hanya rasa dingin yang aku rasakan. 




akhirnya moment itu tiba. saat-saat kakiku pertama kali menginjakkan kaki di puncak gunung. saat mata ini bisa memandang jauh ke bawah. melihat ke arah horizon ke arah timur dan keatas. melihat matahari terbit yang masih malu-malu tertutup awan pagi. gumpalan awan yang berada di bawah kami. aku berada di ketinggian sekitar 3200 meter diatas permukaan laut. sungguh aku tidak bisa membayangkan kekuatan pencta alam semesta ini. gunung ini, padang rumput itu, lembah belerang, bunga-bunga abadi dan edelweis. sekali lagi aku dipuncak adan hanya bisa takjub. semua terbayar sudah. keinginanku untuk turun kembali di pertentahan jalan. ketakutan pada malam badai yang menjatuhkan mental kami berenam. 

tidak lengkap rasanya jika keberadaanku di pucak gunung tidak diabadikan. dengan memegang bendera merah putih yang berkibar aku berfoto. aku bergaya di atas sebuah batu. tidak terasa rasa lelah, putus asa berganti menjadi sebuah rasa takjub dan bangga. setelah satu jam di puncak Sindoro aku memutuskan untuk turun telebih dahulu. mencoba beristirahat di tenda. lalu yang lainnya menyusul. membongkar tenda. makan bekal logistik, buah-buahan dan minum air sebanyak mungkin. semua bekal yang tidak perlu kami habiskan. aku hanya menyisahkan tiga batang coklat dan satu setengah liter air untuk perjalanan turun. perjalanan turun gunung memang lebih cepat dan lebih mudah. dengan tas carrier di punggung kami berenam menuruni gunung ini. seolah kami telah berdamai dengan rasa takut. kami ingin kembali pulang. menyusuri padang sabana, ,menuruni hutan-hutan lebat, hutan cemara, dan menuruni hladang. beberapa kali kami beristirahat. hujan menmabbut kami saat mencapati hutan di bawah. lalu hujan kembali reada saat kami berada di kaki bukit. di tenga-tengah ladang tembakau, ladang kentang dan ladang sayur-sayuran. 


perjalanan kali ini memberikan warna tersendiri buatku.  bahwa aku sendiri bertanggung jawab atas nyawaku sendiri dan nyawa teman-teman. memupuk kerjasama dan kesetiakawanan. mengerti bagaimana sebuah pengorbanan. aku jadi semakin dewasa dan lebih menghargai hidup ini. menghargai diri sendiri. bersyukur atas karuniaNya.


Kamis, 10 Mei 2012

Perjalanan Ke Sindoro (Part 2)

setelah memastikan semua perlengkapa hiking lengkap. aku berlima meluncur ke arah magelang. menjemput salah satu teman kami yakni Nusa yang telah lama menunggu di rumahnya. sesampainya di rumah Nusa, kami jadi berenam dan beristirahat sejenak unuk menudian  menuju temanggung. butuh waktu sekitar tiga jam perjalanan. kami tiba di basecamp pendakian gunung Sindoro jam 21.00.  lalu satu setelah memasukkan kendaraan di dalam basecamp, kami malakukan registrasi pendakian dan membayar biaya administrasi. awalnya sebelum mencapai basecamp kami sempat tersesat menuju arah wonosobo. kemudian setelah bertanya kepada warga setempat akirnya kami sampai di basecamp. di basecamp terdapat sekitar tiga regu pendakian. secara sekilas nampaknya mereka sudah profesional. tidak seperti saya yang baru pertama kali mendaki gunung.
kami istirahat sekitar satu jam. solat isya dan makan. ada kejadian unik saat kami membeli bekal di sebuah kota temanggung. aku, ali, gilang dan jimy membeli ayam bakar seharga 8 ribu rupiah. kami kira harga itu sudah termasuk nasi. ternyata eh ternyata setelah di buka bungkusan plastiknya hanya terdapat ayambakar saja. harga tersebut belum termasuk nasi putih.  praktis waktu  setelah sampai di basecamp rencana untuk makan malam jadi tertuda, padahal perut sudah keroncongan. ali dan jimy langsung keluar basecamp mencari nasi putih. 

setelah selesai makan, istirahat dan solat. tiba saatnya untuk melakukan pendakian. si gilang menggambar peta dan route plus segala macam petunjuk pos pemberhentian. lalu satu persatu kami memikul tas carrier masing-masing. setiap tangan kami sudah siap dengan alat peneranga. tasku sangat beras sekitar 40 kg. lalu kami melakukan brefing dan berdoa. 

masing-masing kami sudah menggenggam senter. hari jumat sekitar pukul 22.30 wib. kami memulai pendakian. melewati rumah-rumah penduduk ke arah barat. kaki kami menjajaki jalan setapak berbatu. jalan lurus ke arah barat. di sisi kanan dan kiri dipenuhi perkebunan sayur-sayuran kentang, lobak, dan tembakau. lalu di pinggir jalan terdapat beberapa pohon cemara kecil yang menjulang lurus ke atas. perjalanan ini di terangi oleh sinar rembulan. bulan yang tanpa malu-malu menunjukkan seluruh tubuhnya. cahayanya sangat idah dan cukup terang. sehingga tanpa alat penerangan kami masih bisa melihat. cahaya bulan menyinari daun-daun pohon kubis di kebun. menyinari pohon-pohon cemara dan jalan berbatu yang kami lalui.

tidak terasa jalan semakin menanjak. belum apa-apa badan kami sudah pegal-pegal. terutama betis dan punggung. kami berhenti setiap jalan tiga ratus meter. sambil diiringi canta tawa.

akhirnya jalan setapak berbatu telah kami lalui. lalu mulailah mamasuki areal hutan. jalan semakin menanjak dan curam. semakin sempit dengan jejak tanah dan rerumputan. kami memasuki hutan. penerangan senter sangat diperlukan disiini. salah langkah bisa-bisa terpeleset. rupanya badan inibelum terbiasa. satu jam perjalanan aku sudah meghabiskan satu botol sedang aqua. 

Seskitar pukul 4 dini hari kami memutuskan untuk membangun tenda di pos 2. kebetulan ada area ang cukup luas untuk membangun dua tenda. tanah lapang ini dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang. semak belukar dan beberapa pohon tumbang yang kami jadikan sebagai tempat menjemur pakaian.  kami berenam mendirikan dua tenda dome. kami beristirahat di dalam tenda menggunakan matras dan sleeping bag. aku mengeluarkan makanan kecil dan buah-buahan. mungkin makanan itu bisa untuk mengganjal perut dan memulihkna tenaga esok hari.

Sabtu 5 mei, pukul 10.00 wib
kami sarapan dengan bekal mie instan, telur dan kentang. si gilang masih menyimpan nasi dan ayam tadi malam. aneh, nasi dan ayam lebih dari 12 jam kok belum basi ya. apa mungkin suhu yang dingin memperlambat proses pembusukan. aku membuat mie intan, kentang, dan telur yang telah di rebus dari kos.
lalu dari semak-semak muncul tiga prang pendaki lain. mereka adalah pendakai yang semalam tidur di bascamp dan berangkat sekitar jam enam pagi tadi. dari apparel yang digunakan mereka adalah pendakai yang sudah profesional. mereka terlihat masih segar bugar dan siap menyalip kami. sesama pendaki kami saling tegur sapa. saling memberi motivasi dan informasi penting. terutama tentang jalur tracking dan masalah cuaca.

lalu sejam kemudian kami membereskan peralatan dan tenda. kami sudah siap dengan carrier di punggung. kami memulai pendakian. pandakain yang panjang. pendakian yang masih memunculkan misteri. hingga terjadi sesuatu di depan.


pendakaina semakin lama semakin sulit. areal track hutan yang meprupan jalur tanah dan reruputan sudah berganti dengan areal berbatu dan berilalang. tidak ada lagi pelindung pohon-pohon cemara dan pohon jenis lainnya. yang ada hanya ilalang dan pohon perdu. sehingga sengatan matahari sangat tersasa meskipun udara sangat dingin. kami beristirahat di beberapa titik. pendakain ini sagat sulit dan curam. meskipn beberapa pendakai menilai bahwa track ini cocok untuk para pemula. kami beristirahat beerapa kali. si Gilang yang orangnya konyol mencoba memakan biji-bijian. dia memetik suatu biji dari sebuah pohon. kami yang kecapean hanya bisa menyaksikan tingkah lakunya. saat dia mengunyah biji-bijian tersebut. dia bereaksi. ternggorokannya terasa pedas dan kering. mulunty beberapa kali meludah dan merasa kepedesan. memang ada-ada saja. heheheh



target pendakian hari ini adalah pos 3. kami menargetkan sampai di pos 3 pukul 4 sore. lalu seteleah jalan yang terjal dan beberapakali beristirahat akhirnya kami sampai di pos 3. mungin yang ada di bayanganku sebelumnya yang namanya pos adalah bernetuks usatu bangunan. namun bayangan itu salah, teranyata pos di gunung sidnoro merupakan tanah datar yang cukup luas untuk membangaun tenda. pos 3 sangat luas. di atas ketinggian sekitar 2200 meter diatas permukaan laut. artinya sekitar 1000 meter dari puncak. kami memutuskan beristirahat di p0s ini. terlihat bebrapa tenda di pos ini. matahari yang terik membuatku khawatir. takut kulitku terbakar seperti yang pernah di alami leh gilang dan indra waktu pendakian sebelumnya. lalu takut kulitnku terbakar, aku segera membuka carrier dan memngabil sun lotion Mustela. wajah, leher dan lengan aku olesi dnegan sun lotion agar tidak terbakar. udara di atas memang sangat dingin dan paparan sinar matahari tidak terasa di kulit , tetapi efeknya akan terasa setelah turun dari pendakian. biasanya wajah akan memerah, perih dan kulit akan mengelupas.


setelah beristirahat cukup lama di pos 3 kami memutuskan untuk tracking. cuaca dan tenaga masih memungkinkan kami untuk terus mendaki. rupanya jalan sangat terjal dan berbatu. setelah beberapa saat mendaki kabt telal mulai menyelimuti gunung. hujan rintik-rintik mulai turun. kami meutuskan berhenti dan membangun tenda. kebetulan ada areal datar yang cukup untuk membuat satu tenda. setelah tenda selesai di bangun kami berenam masuk tenda dome. tenda kami jejali eanam orang padahal kapasitas maskimal adalah empat orang. lalu semua tas dan perlengkapan kami masukkan ke dalam. hujan samakin lama semakin deras. angin juga semakin kencang. ada kebocoran di sana-sini tenda. suara petir mengelagar di sana sini. kilatan cahaya halilintar membuat mulit kami mengucapkan tasbih dan takbir. sekitar satu jam hujan turun deras. waktu sudah sekitar jam lima sore. lalu aku dan gilang memutuskan naik ke atas untuk mencari lapak mendirikan tenda. akhirnya sekitar 30 meter di atas ada tanah laang yang cukup untuk membuat satu tenda lagi. lalu kami mendirikan tenda yang nantinya aku huni bertiga. aku, Gilang dan Ali. tenda dome ini akan menjadi tempat bermalam bagi kami. hujan turun lagi. kami mengambil carrier dari tenda bawah. lalu kami bertiga mulai bermamal di tenda atas. hujan semakin lebat. dan sepertinya malam ini akan menjadi malam yang mencekam. malam yang sangatmengerikan. antara ketakutan, kedinginan, dan atara hidup dan mati.

bersambung....


Kamis, 03 Mei 2012

Perjalanan ke Sindoro (Part 1)

Jumat 4 mei 2012...
Sejenak aku ingin menghilang dari keramaian ini. ku ingin melupakan kepenatan ini. meskipun aku mengerti, tertawaan mereka tidak ada artinya dan tidak akan membunuh semangatku dan keteguhan hatiku.  aku akan mendaki sebuah gunung kecil di tengah pulau jawa. gunung sindoro. ini akan menjadi pertama kalinya aku mendaki gunung. dulu aku hanya bisa bermimpi menjadi seperti mahasiwa pecinta alam.

semua peralatan aku pinjam dari teman-teman yang aku kenal. respon mereka positif. tas carrier ku pinjam dari teman seangkatanku 2008, Suaifa, dia anggota Majestic 55 (pecinta alam fakultas hukum ugm). sepatu, Ttrampontina,  sleeping bag, karpet, aku pinjam dari Fathul ulum, dia adalah ketua IMM UGM dan anggota Mapala Gama. lalu jaket parasut ku pinjam dari Antok, pengurus Kammi. kebaikan mereka akan menjadi sesuatu hal yang tidak akan pernah aku lupakan. mereka tulus membantu.

wahyudi membantuku memasukkan segala keperluan ki carrier. lumayan beratnya sekitar 40 kg. mengeingat-ingat segala transfer pengalaman dan pengetahuannya tentang hiking.

segala perbekalan konsumsi sudah aku siapkan. Air, telur rebus, kentang rebus, buah-buahan, susu, coklat, dan lain sebagainya. teramsuk tisu basah antibakteri untuk keperluan pulp.

keberangkatan akan ku mulai setelah sola tjumat nanti. aku berenam bersama Indra Rukma, Gilang Pamungkas, Nusa R tirta, Ali akbar dan temannya Indra.

tidak lupa pagi ini aku menghubungi Ibu untuk meminta restu. mula-mula aku berbicara tentang kabar, lalu menceritakan progres tugas akhirku. berbicara hal-hal yang ringan hingga tidak terasa sudah 20 menit aku mendengarkan nasihat Ibu. akhirnya aku mengungkapkan niat untuk mendaki gunung selama dua hari dan respon Ibu langsung Shock . dengan nada yang meledak-ledak, ibu agak khawatir dan dengan keras melarang niatku. kemarin ada yang hilang di Gunung, juga banyak orang yang tewas di gunung. aku pasrah, karena bagaimanapun aku tidak bisa melanggar ucapannya. lalu aku berusaha melobi Ibu.  awalnya aku mendengarkan semua ucapannya. setelah perbincangan sudah kembali kondusif dan mereda aku mulai mebujuknya. merayu dan meyakinkan bahwa gunung yang akan aku naiki hanya bernentuk gundukan bukit. kecil dan landai. hanya berjarak beberapa kilometer dari kota, bukan gunung merapi dan tidak berhutan. meskipun aku tahu sebenarnya yang namanya gunung, munjulang tinggi dan menyimpan segala bahaya.  aku berjanji akan pulang dengan selamat. untuk Ibu, juga untuk seorang yang aku sayangi...

aku tidak ingin monoton menjalani hidup ini. aku tidak ingin jenuh. biarkan, aku ingin bertualang. mencari keindahan dan belajar dari alam. aku ingin menjadi dewasa. belajar dewasa dari alam...

dan akhirnya Ibu luluh, merestui niatku. mungkin Ibu tidak bisa membayangkan seperti apa naik gunung. peralatan apa yang aku bawa dan resiko apa yang akan aku hadapi. agak berlebihan memang, tetapi inilah aku.

saat menulis ini, aku sedang menunggu kentang dan telur yang sedang ku rebus. buat bekal nanti. aku berusaha agar seminimal mungkin mengkonsumsi mie Instan.

sudah sampai di sini dulu tulisanku.... nanti setelah dari perjalanan akan aku ceritakan semuanya... tentang gunung, tentang KebesaranNya, tentang keindahan....


Jumat, 13 April 2012

Betapa beruntugnya seseorang yang ingat kepada  kuburnya...
ingat kepada Allah,     Suka mengevaluasi diri      berbakti kepada orang tua
banyak bersukur,   melaksanakan solat wajib dan sunah ,    menangis karena takut kepada Allah
Sholat malam,     legowo menerima kesalahan sendiri tanpa mencari-cari pembelaan,
Suka memaafkan saudara,   Tidak suka dendam,    mendoakan kebaikan pada orag yang mendholimi, 
dan suka berzikir.....

13 April 2012

Aku bersyukur, merenungi perjalanan hidup ini.
Menjalani setiap detik waktu, menjalani setiap langkah perjalanan. Melihat, mendengar dan merasakan kebesaranNya. aku merasa sungguh banyak catatan-catatan dosa. kesalahanku kepada Ibu dan Bapak, Adik dan Kakak. kesalahan kepada teman-teman dan juga rekan-rekan yang pernah berinteraksi dengan diriku. Semuanya Maafkan kesalanku.

aku selalu belajar dari setiap proses. proses yang tidak mudah, panjang dan melelahkan. terkadang aku sudah merasa benar, dan baik. akan tetapi takaran baikku terkadang buruk bagi orang lain. setiap ucapan, tindakan dan perilakuku masih belum dewasa.

layaknya sebuah pohon padi yang berasal dari benih, kemudian di tebar dan bersemi menyeruak, lalu tumbuh tegap di tengah-tengah sawah. ia membutuhkan makanan, air dan perwatan. lalu ia diterpa panas terik matahari dan angin.  hujan datang bertubi-tubi. hama-hama silih berganti berdatangan. padi itu menjadi rusak dan rapuh. padi itu berusaha tumbuh menguning agar menghasilkan butir beras. pohon padi itu lalu layu, mati , melebur menjadi tanah. kembali ke bumi. seperti itulah jiwa dan tubuhku, akan mati hancur menjadi tanah.

berat memang hidup ini. tetapi itulah hidup, seberat apapun hidup harus kita jalani dengan rasa syukur. Bersyukur dan Ikhlas adalah sebuah keniscayaan dalam hidup ini.

terkadang hati ini merasa sepi. hatiku merasa kosong dan hampa, lalu otakku berfikir mengenai makna kehidupan. mengapa hidup ini penuh dengan luka? mengapa hidup ini ada orang jahat dan baik? mengapa harus ada rasa cinta ? Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Tapi aku sadar. semua adalah kehendakNya. aku hanya hanya bisa berikhtiar dan berdoa untuk kemaslahatan. aku kini sadar, diriku telah salah jalan. selama ini diriku tersesat. diriku terombang-ambing di lautan yang ganas yang memangsa setiap sel-sel tubuhku, meracuni pikiran dan akalku dan menutup mata hatiku. aku hina dengan dosa-dosaku.

Serendah itukah diriku di dunia ini? ketika aku membantah semua PerintahNya dan ketika aku mendekati semua LaranganNya.  maafkan aku.





Minggu, 08 April 2012

Kisah Pagi Ini

Ngantuk, Lelah dan Lemas. tubuh ini seperti tidak berdaya menghadapi pagi.
aku menjadi seorang yang tidak semangat. bukan pemalas.
mulut ini tidak henti-hentinya menguap. mata merah dan pikiran masih kosong.
telingaku memekak ketika alarm berdering-dering.
selama enam jam tertidur dalam lelap tetapi masih kurang cukup.

seharusnya  pagi ini jam enam aku harus ke masjid Mardiyah bertemu ustadz zaenal.
yah sekarang sudah jam setengah tujuh. aku mencoba mengejar waktu itu. bergegas lalu negbut menggunakan motor. semua itu sudah telat ,ustad sudah bersiap-siap pulang dengan motornya.
maaf tadz, saya kesiangan...




Sabtu, 07 April 2012

Kenestapaan yang Harus di lawan 2

jam sekolah telah usai. murid-murid berhamburan keluar kelas. aku hanya diam menunggu kelas sepi dan lengang. jam dinding, lambang garuda dan foto presiden dan wakilnya menemani kesendirianku. tidak  lupa aku menghapus papan tulis. menutup pintu lalu melangkah menyusuri lorong sekolah yang kosong. hanya ada petugas kebersihan yang menyapu lantai dan mengmpulkan sampai kedalam tong besar portable. lalu aku bergegas ke lantai bawah. wajahku tertunduk lesu tidak semangat. tidak ada yang membuatku semangat hari ini. selama dalam perjalanan ke rumah perutku keroncongan. bayangan nasi dan lauk gorengan sudah membuncah di kepalaku. aku mempercepat langkah kakiku. tidak peduli dengan sepatu yang sudah usang. lalu lagi menyebarang menggunakan getek.
melihat dan memandang kehidupan para pemulung di tempat sampah itu. lagi-lagi aku melihat Tian dan Saudaranya. memungut satu demi satu botol aqua gelas dengan tongkatnya. memasukkan ke karung yang digendong. karungnya sudah hampir penuh. aku mengerti, mereka melawan kenestapaan yang harus dilawan. berusaha mencari nafkah dengan bekerja halal. seharunya para pemimpin di negeri ini malu melihat fenomena itu. ah, pun merekat tidak pernah turun ke lapangan untuk melihat permasalahn sebenarnya. mereka sibuk dengan urusan seremonial. menyusun konspirasi tingkat tinggi. menghitung-hitung anggaran untuk dihabiskan agar tahun depan anggarannya ditambah. sesulit apakah memberikan pendidikan dan makanan gratis untuk anak-anak, memberikan pendidikan moral, etika dan karakter. tetapi seperti itulah di negeri ini. kita orang-orang harus gesit dan pandai memikirkan pribadi masing-masing. menjadi individualis sejadi. buakankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaan bagi manusia lainnya. yah mental para pemimpin di negeri bukan mental negarawan sejati. mereka cenderung menyalahkan orang kecil. siapa suruh jadi pengemis? siapa suruh jadi pemulung? padahal tidak dapt dibantah dan dipertanyakan siapa suruh dilahirkan di keluarga pemulung. Nasib Tian dan Kakaknya sungguh malang.

getek sudah menepi. lagi-lagi aku mengeluarkan uang 500 perak ke dalam kaleng. menapaki seubuah dermaga kayu yang reot dan lapuk.

kaki kecilku melangkah lagi. menyusuri gang-gang yang sempit lagi. mencium bau got lagi dan merasakan hawa panas lagi. yah begitulah hidupku selama enam tahun di jakarta. terkadang aku berfikir bahwa hanya sebuah mimpi indah yang dapat membuat aku merasa bahagia. tetapi bukankah hidup tidak boleh banyak mengeluh? bukankah kita harus bersyukur menerima apa adanya? tetapi aku hanya bocah berumur 13 tahun. terlalu kecil untuk memahami paradoks kehidupan.  seharusnya aku suka bermain dan diberikan kasih sayang, tetapi mengapa aku memikirkan hal-hal aneh disekitarku?
aku belum mengeti bersyukur itu seperti apa? contohnya jika hidup sengara dalam kemiskinan lalu kita menerima dengan legowo hingga akhir khayat kita? atau jika kita bodoh dan kita menerima kebodohan kita sampai akhir kayat kita itukah bersyukur dan bersabar? menurutku bukan. sebuah kesengsaraan harus dilawan.

dari kejauhan aku masih bisa memandang Tian. gadis kecil yang menjadi pemulung bersama kakaknya. membantu orang tuanya yang juga memulung. seorang gadi seperti Tian seharunya kan sekolah TK? bermain dan merasakan kasih sayang orang tua. hemm tetapi itulah hdiup. sekali lagi kita Tian tidak bisa memilih untuk dilahirnkan di keluarga mana. hdupnya seperti tersesat di labirin raksasa. dan Tian harus berjuang mencari jalan keluar dari perangkap labirin raksasa itu.

Bersambung...

Jumat, 06 April 2012

Kenestapaan yang Harus dilawan

Hari ini kita makan apa ? 

salah satu hal diluar kuasa manusia adalah ia tidak dapat memilih untuk dilahirkan di keluarga mana, dalam keadaan seperti apa dan  budaya seperti apa. manusia harus berjuang dengan potensi yang dimilikinyya. selama masih hidup selalu ikhiar dan berdoa. jika kamu merasa putus asa dan menyesali, adalah salah besar karena kamu adalah manusia terpilih yang bisa menjalani semuanya.

aku menatap keruh air sungai yang hitam, bau dan dipenuhi sampah rumah tangga. arusnya langsung ke laut.  sungai plumpang yang melegenda. dahulu menjadi tempat pembuangan mayat. sekarang juga masih sering di temukan mayat. terakhir mayat perempuan tanpa kepala yang diketahui kemudian sebagai korban pemerkosaan, perampokan dan pembunuhan. 
di ujung sungai ada pintu air yang menampung sampah untuk di keruk. anak-anak dengan alat bantu tongkat besi yang ujungnya bengkok sibuk mengais-ngais botol aqua bekas. mereka menggendong karung besar di bahunya. sesekali bercanda dengan anak-anak lainnya.  ada bapak-bapak di samping gerobak yang di parkir di samping gundukan sampah. ah biasa, pemandangan ini wajar. di jakarta memang banyak pemulung. aku juga sudah mahfum dengan kehidupan mereka. aku pernah bertanya pada salah satu anak namanya Tian, mengapa dia tidak sekolah saja? jawabannya malah ngelantur. dia bilang kan sudah banyak orang pintar. dokter sudah banyak, polisi banyak, guru banyak, presiden juga banyak. lalu untuk apa kita sekolah? mending cari makan buat esok hari. jika dipikir-pikir sekilas ada benarnya juga. lebih baik mencari makan. Tian tidak punya Ibu, hanya ada seorang Bapak dan sudara laki-lakinya. 

getek yang membawaku menyeberang sungai ini sudah menepi. di jakarta masih ada getek. untuk ke sekolah di jalan anggrek sangat efisien karena harus memutar lewat jembatan yang jauh. aku membayar 500 rupiah kepada Abang Bahar. pekerjaannya selain menjadi tukang tarik getek juga kadang sebagai tukang ojek sepeda. orangnya baik , tulus dan menyenangkan, tetapi aku kurang respect karena dia tidak solat dan sukanya main kartu. bahkan terkadang ia mabuk-mabukan. 

siapa bilang hidup di jakarta enak? disini kamu bisa melihat sendiri. di perkampungan Babakan ngantai. banyak preman mabuk, banyak pemulung, Gangnya sempit dan jika musim hujan pasti banjir. terkadang selama dua minggu tidak ada air bersih yang bisa di akses. lalu biasanya warga beramai-ramai membobol instalasi air di komplek perumahan mewah sebelah. 
pemukiman ini sangat padat dan sumpek. sering terjadi kebakaran juga. dan jika siang hari terik mentari akan mengoven rumah-rumah beratapkan seng. dapat dipastikan tingkat stress penduduknya sangat tinggi. 

aku berjalan menyusuri gank itu. lantas menyapa pedagang gorengan langgananku. yah biasanya aku membeli tahu atau tempe goreng seharga 500 sebagai lauk makan. cukup nasi dan gorengan serta air putih secukupnya. sangat enak dan nikmat. kadang-kadang aku membeli gado-gado seharga 3500 untuk dimakan bersama dengan adik dan kakaku. biasanya aku memasak nasi sendiri untuk menghemat pengeluaran.  orang tuaku? huf.. jangan tanya mereka ada dimana. mereka ada jauh di sana. menyebalkan memang sejak smp sudah harus tinggal sendiri. tidak ada tempat curhat, tidak ada kasih sayang dan jika sakit harus beli obat sendiri. ah lagi-lagi aku mengeluh. terkadang aku memang tidak kuat menahan ini semua. hanya mengeluh saja kerjaanku. bagaimana tidak, aku sekolah di smp elit di jakarta utara. melihat mereka-mereka yang terwat dan diantar jemput orang tuanya. aku merasa iri, terkadang iri dengan gadged yang mereka punya. itu hal yang wajar kan? meskipun teman sekelas si Adit suka meinjemin Nokia N gage nya dan si Yuda yang sering mengajak ke Rumahnya memberiku makanan namanya Pizza tetapi tetap saja hidupku jauh sepadan dari mereka.
sekali lagi dilarang mengeluh ya...

pernah suatu ketika aku menelan empat pil obat tidur. *tede namanya. huih buakannya tidur malah bicaraku ngelantur. syaraf mata, mulut otak langsung disconect. itu gara-gara penderitaan tidak bisa tidur selama di komplek kumuh ini. tetapi mau bagaimana lagi?salah satu hal yang aku takutkan di pemukiman ini adalah tawuran. jika tawuran antar pemuda terjadi aku harus sigap dan pergi menghindar. 

*
Tian oh Tian
malam itu hujan begitu lebat. air mulai mengisi got-got di pemukiman ini. untunglah tidak terjadi banjir. pagi ini aku berangkat sekolah dan meliha Tian dengan Saudara laki-lakinya. mereka berdua tetap mengais botol aqua bekas. perkilo dihargai 4000 rupiah. yah aku tahu karena beberapa waktu lalu aku sempat memulung dengan temanku. mungkin penghasilan keluarga Tian hanya 16 ribu sehari. itu hanya cukup untuk makan bertiga selama dua kali sehari. jika ada sisa mungkin untuk di tabung. 
perutku mual saat melintasi tempat pengumpulan sampah di pinggir kali. baunya luar biasa , biadab dan membunuh syaraf pernapasanku. mungkin sampah itu bisa menjadi senjadi biologis dan senjadi kimia. aku heran mengapa pemulung itu bisa bertahan dengan kondisi seperti ini? keterpaksaan atau kebiasaan ya?

tiba di sekolah. saatnya apel pagi. aku membenci kebiasaan ini. malas berbaris. belum sarapan. kepala sekola mendoktrin dengan segala aturan disiplinnya. seolah jika kita mentaati peraturan sekolah kita akan menadi sukses seperti para alumni. toh ternyata ada juga yang sukses menjadi koruptor. Gayus tambunan (petugas dirjen pajak) adalah alumni dari sekolahku waktu dulu. rumahnya di warakas pemukiman kumuh tepat di seberang Kelapa gading pemukiman super elite. mungkin dia balas dendam atas kehidupan masa lamapaunya dengan korupsi dan berhasil membeli rumah mewah di Kelapa gading.

bersambung....






Kamis, 05 April 2012

Jika kau Ingin tahu Rasa Sayang Ibu Kepada Anaknya....

sebegitu beratkah hidup ini Mah?
"Usia mamah sudah 65 tahun, tinggal sedikit lagi sisa umur ini, cepat atau lambat akan menghadap yang kuasa. Mamah hanya ingin berbuat kebaikan. Dua anak mamah sudah lama meninggal. ketika itu persis saat menjadi mahasiswa seperti kamu. jika sempat, luangkan waktu untuk mampir ke rumah Mamah. pintu rumah mamah terbuka lebar untuk kamu. kamu sangat rapuh nak, dan Mamah biasa bersama jiwa-jiwa yang rapuh"

Jumat 30 maret 2012, di dalam gerbong kereta Mutiara Selatan menuju bandung. waktu itu sekitar jam 5 pagi. aku duduk di dekat pintu gerbong. pintu kubiarkan terbuka agar angin pagi masuk dan memberikan kesegaran tubuhku. Tatapanku mataku kosong meskipun di hadapanku hamparan perbukitan menyajikan pemandangan yang elok. perjalanan kali ini tidak biasa karena ada yang sepesial. ada dia, gadis berjilbab yang selama ini aku kagumi. entah mengapa aku bisa sedekat ini dengan dia. bahkan jika mau aku bisa menggenggam tangannya. tetapi itu perbuatan bodoh.

kereta ini berjalan dari stasiun tugu Jogjakarta menuju stasiun hall bandung. kami berenam membawa misi khusus. Misi keilmuan, atas nama intelektualitas, di atas sebuah keyakinan dan dibarengi ikhtiar terus menerus.

Saat tubuhku bersandar pada dekat pintu gerbong, seorang Ibu datang. wajahnya terlihat lelah, tetapi  lelah bukan karena perjalanan kereta yang ia tempuh dari surabaya.  lelah dengan makna lain. lelah  dengan cobaan hidup. entah aku tidak mengerti. kehilangan orang yang dikasihinya mungkin bisa disebut sebagai cobaan hidup. tetapi kehilangan bisa saja sebuah teguran kan? sepertinya aku belum cukup memahami makna kehilangan seperti apa.

beliau menghampiri aku di dekat pintu gerbong, bersandar, lalu menyapa.

"Nak, izinkan ibu merokok ya"
aku mengangguk biasa.
tangannya mengeluarkan sebatang rokok dari balik tasnya. kemudian memasukkan ke mulut dan membakar ujungnya dengan korek api, lalu menghisap dengan lembut dan melepas hisapannya. terlalu asing bagiku melihat seorang Ibu berjilbab dan merokok. sepertinya beliau mengerti apa yang aku pikirkan.
kereta berjalan lambat dan bergetar diiringi goncangan naik turun di setiap sambungan rell. Tubuh mungilku di hempas angin pagi dari pintu gerbong.

Ibu kembali menyapa lagi
"maaf ya nak, jangan heran melihat ibu merokok, kamu tidak merokok?"
"tidak ibu" jawabku singkat dengan gelengan kepala.
"bagus nak , jangan pernah perokok ya" jawabnya lagi
lalu ia menceritakan beberapa hal yang tentang hidupnya. mengawali dengan kalimat yang bermakna dalam. bukan Khotbah agama atau orasi ilmiah.
"sepahit apapun hidup ini harus tetap dijalani dengan optimis, bekerja keras dan ikhlas"
"mamah membawa tanaman hias untuk ditanam di makam anak mamah. Mamah ingin membersihkan makam  dari rumput-rumput liar, dan berdoa di depan makam"
"kenyataan memang pahit tetapi harus kita terima"

lalu dengan segala keterbukaannya, mamah membiarkan setiap kata-kata mengalir dari ucapannya. aku mendengarkan dan satu persatu kata-kata itu masuk ke otakku, diproses lalu tubuhku merespon. respon yang dikenal sebagai perasaan.

Aku melihat raut wajah Beliau seperti Ibu yang ingin menyalurkan kasih sayangnya. setelah mendengar cerita darinya aku dapat mengerti perasaannya.
kedua anaknya telah meninggal saat seusiaku. saat menjadi mahasiswa. saat menjadi kebanggaan.
pasti menyakitkan, perih dan entah kata-kata seperti apa yang patut ditulis. memang sedih kesepian dan rasa kehilangan menyelimudi tubuhnya. tubuh sebagai seorang ibu. selama duapuluh tahun lebih membesarkan anaknya. menyusui, menyuapi, memberi makan dan mengajarkan berjalan.

Sepertinya Ibu ingin menangis tetapi terlanjur air mata sudah habis. lantas Ibu ingin berteriak namun suara sudah serak. lantas ingin berlalri namun tubuhnya terlihat lelah. ikhlas adalah satu-satunya ungkapan yang tepat untuk menghadapi semua ini, tetapi menjalaninya tidak semudah berkata-kata kan? 25 tahun telah berlalu. kenangan yang ditinggalkan akan tetap dirasa perih, pedih dan sunyi menyakitkan.

Apa yang aku rasakan seperti sebuah teguran halus. jika selama ini kadang aku membenci masa laluku dengan Ibuku, sekarang aku lebih mencintai Ibuku. betapu Ibu pasti menyayangi anaknya. rasa sayangnya tidak dapat diungkapkan. mungkin karena saking besarnya rasa itu sehingga Ibuku tak kuasa untuk mengungkapkan dengan kata-kata. tetapi aku ingin mendengar kata-kata sayang itu langsung dari bibirnya. ya, semoga di bulan delapan nanti aku bisa merasakan kasih sayangnya. semoga....

"nanti dari setasiun mamah ke rumah naik apa?" aku bertanya
"sepertinya naik taksi nak, Baik sudah dekat, mamah bersiap-siap dulu ya, Tetap semangat  optimis!"
sikutnya menekuk dan tangannya mengepal di samping telingannya.
aku merespon dengan acungan jempol dan sebuah senyuman.


Akhirnya kereta tiba di stasiun Hall bandung.

pelajaran kali ini tentang kasih sayang kepada Ibu. mungkin selama ini Ibu tidak pernah memeluk, tidak pernah mencium dan mengungkpakan rasa sayangnya. tetapi bukan berarti Ibu tidak sayang. hanya saja Ibu terlalu lemah untuk mengatakan semua. Jika kau belum pernah mendengar ungkapan kasih sayang dari ibumu, jangan pernah menunggu. katakan dan ungkapkan rasa sayangmu kepada ibumu.



"Seandainya kalian tahu seberapa besar kasih sayang seorang Ibu, maka itu boleh jadi bahkan belum sepersepuluh saja dari sejatinya" mengutip Novel serial anak-anak mamak, Tere liye








Senin, 26 Maret 2012

Catatan Saat Sekolah

Bel pulang sekolah sudah berbunyi panjang. sang guru mempersilahkan murid-murid untuk berkemas. aku masih sibuk menyalin jawaban dari  white board. aku biasanya yang menghapus dan membersihkan white board itu. aku juga biasa mengisi tinta sepidol. kandang menyapu lantai yang kotor. iseng-iseng daripada duduk terus dan tidak ada kerjaan.  ketua kelas memberi aba-aba dan komando untuk berdoa. aku masih sibuk menulis, tidak peduli dengan aba-aba itu.  aku berfikir jawaban soal matematika itu berharga, variasi baru dan pengembangan matematika dasar yang belum aku kuasai. murid-murid berebut dan beresak-desakkan ingin keluar pintu. mereka sungguh aneh dan menggangguku. merkea ingin cepat-cepat pulang karena ingin menonton di bioskop dan bermain di mall. kebetulan meja ku ada paling depan dan dekat dengan pintu. teman yang usil menggebrak-gebrak mejaku. brak brak, udah pulang woi... (dengan logat jakarta). aku hanya tertawa saja.  si rian teman sebangku ku duduk santai dan menyandarkan bahunya ke senderan kursi. wajahnya mengadah ke atas dan tangan kanannya memegan kacamatanya. tangan kirinya mengusap-usap mata. seperti itulah perilaku pemakai kacamata. mungkin kelelahan dengan matanya atau bagaimana aku tidak megnerti. dia anak yang pandai terutama mata pilajaran bahasa inggris.

*
setelah semua murid berhamburan keluar, suasana sunyi dan digantikan suasana riuh ramai yang berasal dari lapangan sekolah.  di kelas hanya tersisa beberapa temanku . Riyan, Hendi, Huda dan aku sendiri yang ada di kelas. kami berempat biasanya pulang bersama menggunakan angkot. hal seperti ini seperti menjadi rutinitas saat pulang sekolah. mobil bertipe cerry dan berwarna biru langit meluncur dari kejauhan. inilah angkot nomor 02 jurusan cakung-warakas-tanjung priok.  tarifnya seribu rupiah untuk pelajar. biasanya sang sopir tidak mau menerima tumpangan pelajar saat pagi dan jika sore seperti ini karena tidak ada bondet (mba-mba atau ibu-ibu yang kerja di pabrik konveksi). pada pagi hari angkot sejenis ini di penuhi oleh bondet yang ingin bernangkat ke pabrik. tarif orang dewasa sekitar tiga ribu rupiah.

beru beberapa kilometer mobil angkot yang kami naiki jalan tiba-tiba kami melihat kerumunan anak sekolah di depan angkot. takkk. benda melayang membentur kaca angkot bagian depan. beruntung tidak sampai peccah.  butiran batu seukuran bakso  menghujani angkot yang kami naiki. terpaksa sang sopir berhenti untuk mengecek kondisi. kemudian ia mengangkat tangan ke atas tanda menyerah dan memohon agar angkotnya tidak jadi sasaran tawuran. sementara itu kami langsung keluar mencari perlindungan. ternyata terjadi tawuran antara murid-murid dari siswa sekolahku dengan sma lain. murid-murid dari sekolahku yang sedang konvoi untuk pulang di serang dari arah berlawanan. di jalan tipar cakung. aku ketakutan setenagh mati. Hendi dan Riyan berlari balik ke arah sekolahan. aku dan Huda juga terbirit-birit mencari tempat bersembunyi. mudid-murid sekolah kami terdesak hingga pintu depan sekolah. ternyata sekolah kami diserang sehingga pak satpam membukakan pintu untuk mengevakuasi murid-murid ke dalam. sementara itu aku terjebak di gank sempit komplek perumahan warga.

**
aku dan Huda berdua bersembunyi di sebuah teras milik rumah warga yang ditumbuhi banyak pepohonan. tiba-tiba kami disergap oleh entah siswa sma mana. aku ketakutan begitupun dengan raut wajah si Huda. aku pasrah dan tanpa alasan babibu  langsung saja mereka mengeroyok aku dan Huda. sekitar lima orang mengeroyokku. ada yang menggunakan gesper, bogem mentah dan ada yang mencekik leherku. perutku di tendang. aku terkulai jatuh dan lemas. sementara itu si Huda menunduk ketakutan dan meminta ampun. tubuhnya yang kecil membuat siswa-siswa sma itu merasa iba. si huda hanya di depak saja bokongnya oleh mereka. mereka pun pergi eninggalkan kami.

tiba-tiba kekuatan itu mucul. aku sangat geram dengan ulah mereka. aku tidak kenal mereka dan tidak memahami permasalah yang terjadi tetapi aku menjadi korban. aku bangkit dan mengambil gagang sapu di halaman rumah warga. aku berteriak lantang. mengucap kata-kata kotor dan cacian ke arah mereka. seketika itu aku mengejar dan melompat menerkam ke arah merka dair belakang. si Huda juga melepas ikat pinggangnya dan memutar-mutar ke atas kepalanya. Huaaaa

mereka langsung kuhujani pentungan gagang sapu. aku hajar di bagian kepala, pudak tangan dan kaki. sementar itu si Huda menyabet badan mereka denga ikat pinggang nya. kebeutlan kepala ingkat pinggangnya terbuat dari besi berbentuk kepala tengkorak. merka kesakitan dan lari terbirit-birit keluar gank. di luar gank teman-temannya berkumpul. melihat teman-temannya ramai kumpul di depan gank aku balik lari terbirit-birit. mereka balas mengejar. diantara mereka ada yang membawa samurai, golok dan clurit. aku berteriak ketakutan. Huda temanku juga sama. lari, lari dan lari.

dari arah depan seorang bapak-bapak berjaket hitam mengeluarkan pistol dan memuntahkan peluru ke arah udara. door, door, door. tiga kali suara tembakan membuat mereka yang mengejarku kembali lari terbirit-birit. kemudian muncul lagi bapak-bapak lainnya berjumlah tiga orang. mereka adalah polisi berpakaian preman. salah satu dari mereka menangkap kami berdua. sebuah gagang sapu dan gesper menjadi barang bukti. Aku dan Huda di gelandang ke polsek setempat.

***

suasana dinginnya sel membuat aku dan huda menggigil semalaman. di tambah lagi bau dari wc yang ad di dalam sel. sungguh tidak mengenakkan. sehari kemudian saat pagi aku di beri makanan sarapan nasi bungkus oleh polisi. aku di introgasi dan aku menjelaskan semua kejadian secara mendetail. semendetailnya sehingga mereka tidak bisa menganggap aku berbelit-belit atu berbohong. tidak ada guru satupun yang menengok atau menjemput. apalagi teman sekolah. entah keman mereka. aku tidak memiliki handphone untuk menghubungi mereka. begitu juga dengan si Huda.
 akhirnya dengan belas kasihan aku di bebaskan oleh pak polisi. asalkan tidak mengulangi perbuatan lagi. apanya yang mengulangi perbuatan? aku hanya membela diri. salahku ada dimana?  siang ini aku bolos sekolah. sehari di sel tahanan membuatku kehilangan selera melakukan aktifitas. tetapi di kontrakan cucian pakaian sudah menumpuk. aku pulang ke kamar kontrakan dengan ongkos pemberian pak polisi. sungguh hidup ini sangat keras. aku berusaha menjadi orang yang bernilai dengan belajar giat. aku ingin agar di terima di universitas yang memiliki reputasi baik. aku berharap mejadi mahasiswa di UI, ITB atau UGM. semua itu terlintas di dalambayanganku karena hanya universitus itu yang aku kenal sejak kecil. dengan pengorbanan yang maksimal, aku yakin suatu saat pasti cita-citaku akan tercapai.

Minggu, 25 Maret 2012

22 maret 2007


tanpa bermaksud untuk tidak bersyukur kepadaNya,

hari-hari selalu kuawali dengan berdoa. sholat shubuh ku lakukan sekitar jam 6 pagi. aku berusaha bangun dan terus kesiangan. kamar kontrakan sembilan meter persegi ku tempati bertiga, aku, kakak dan adik. di sisi-sisi kamar segala perabot memenuhi kamar. ada peralatan makan dan buku-buku sekolah. untuk mandi aku harus turun ke bawah. kamar mandi dipakai bersama-sama warga kontrakkan. ember demi ember harus ku angkat tuntuk memnuhi bak. tidak seperti sekarang yang hanya memutar keran.  tanpa sarapan aku bergegas ke sekolah. takut terlambat dan terjebak kemacetan. pakaian putih abu-abu ini melakat. celalanya bekas kakakku, bajunya bekas smp hanya diganti bandge nya saja. tas kecil persegi empat ini aku selempangkan sekenanya ke punggung. tas ini tidak mencerminkan intelektualitas dari anak sekolah. tas yang hanya berisi dua buku tulis dan sebuah pena.  modalku hari itu hanya uang lima ribu rupah dan sebuah semangat. dua ribu untuk pulang pergi naik metro mini dan tiga ribu untuk makan di kantin sekolah pas istirahat. makanan dengan menu tempe dan sayur dengan minum satu aqua gelas. aqua botol bekas selalu ku isi dari kamar kontrakkan.

langkah kakiku menopang badan kurus menuju sebuah halte. di dalam pikiran ini selalu terbesi sebuah mimpi-mimpi. mimpi untuk menjadi orang kaya. menjadi orang kaya entah bagaimana caranya. menjadi perampok, koruptor, artis entah bagaimanan aku tidak tahu caranya. yang jelas jika sudah lulus mungkn akan ada jalannya.

hidup di Jakarta sangat keras. bahkan pada waktu itu aku tidak pernah mengenal rasa syukur. hanya mimpi-mimpi lah yang bisa membuatku bertahan hidup. strata sosial sangat mencolok dimana-mana terutama di sekolah. aku merasakan bahwa kehidupan ini tidak adil. mengapa harus ada orang kaya dan harus ada orang miskin? mengapa ada orang yang cakep dan yang jelek? pertanyaan nakall itu selalu terbesit dalam hati. 

tepat di sebuah hate bus di pinggir jalan Yos Sudarso aku menunggu metro mini. sebuah angkutan yang bisa dibilang jauh dari kata layak. seperti inilah angkutan umum di jakarta. aku hanya bisa berharap sang sopir tidak ugal-ugalan. beberpa menit kemudian terdengar teriakan sang kernet. dengan lembaran uang ribuan dan recehan di tangan kanannya. kernet itu bergelantungan layaknya monyet. kaki kanannya di sebuah step pinggir pintu sementara kaki kanannya mengangkang bergelayutan di luar pintu. tangan kanannya memegangn besi dekat pintu. sambil berteriak-teriak. ayo naek ayo naek dengan suara cempreng yang khas. 

aku berlalri mengejar metro mini. butuh keahlian khusus agar kita tidak terjatuh saat naik metro mini. gerakan layaknya di film action. setelah nai , aku duduk di samping kaca. metro mini ini dengan perlahan membawaku menuju sekolah. setiap gedung dan bangunan yang dilewati menambah hasrat itu. apalagi melihat sedan mewah menyalip metro mini. pokoknya suatu saat aku harus sukses. yah, hidup di jakarta memang selalu membawa kita kepada mimpi-mimpi tanpa tahu bagaimana menggapainya. otakku menjadi otak matrealistis dan hedonis.

akhirnya sampai di depan sekolah. beruntung kali ini tidak telat seperti hari-hari biasanya. jika telat aku harus memanjat pagar. biarpun pernah di skors karena ketahuan manjat pagar aku tidak pernah kapok. masa bodoh dengan guru yang sok galak itu. aku bukan pengecut dan takut dengan semprotan-semprotan dari guru killer itu. kemacetan jakartalah yang membuatku selalu telat. sesampainya di depan sekolah seperti biasa aku melihat gerombolan anak orang-orang kaya di antarkan mobil-mobil sampai ke depan gerbang. terkadang wanita cantik turun dari mobil dan memarkir di luar halaman sekolah. maklum, kebijakan sma siswa-siswi tidak boleh membawa mobil. suar deru motor-motor tipe satria F dan CBR meraung-raung. mereka anak-anak dari komplek perumahan elite di daerah kelapa gading. dengan gaya sok cool memesuki gerbang sekolah. beberapa orang memboncengei cewek. biasanya mereka-mereka itu sebelum bel kelas berbunyi duduk dulu berjejer di sudut sekolah. menceritakan hal-hal seru yang kemarin mereka lakukan.

aku seperti langsung ke lantai tiga masuk ke ruangan kelas dan membaca buku. suara lagu-lagu yang sedang trend selalu terdengan dari Hp teman sekelas.lagu-lagu itu  cukup menghibur buatku tapi terkadang risih karena terkadang bukan hanya satu dua orang yang memtar lagu. kadang sepuluh orang secara bersamaan memutar lagu dengan tempo, irama dan aliran musik yang berbeda. sungguh mengganggu. 

to be continued...



Sabtu, 24 Maret 2012

Heart Attack futsal...

Malam itu, tanggal 15 maret,  aku bermain futsal bersama rekan-rekan satu kampus FH di daerah pogung. suasana diantara kita sangat akrab dan menyenangkan. teman-teman angaktan 2008 berkumpul lagi setelah sekian lama tidak menampakkan diri masing-masing. ada yang sibuk tugas akhir, kuliah konsentrasi dan sibuk dengan kerjaannya. sudah lama aku tidak berolahraga. hari itu  kesempatanku untuk mengeluarkan keringat.  meskipun tidak pandai di lapangan tetapi bagiku akan tetap menyenangkan.

ku kejar dan ku kejar si kulit bundar di hadapanku. menghadang lawan yang lihai mempermainkan bola. terkadang dengan sedikit keberuntungan, bola datang sendiri menghampiriku. satu sampai dua kali tendanagn membuatku belum puas. dengan gaya permainan tim yang mengtamakan kelincahan dan strategi, aku sebagai berperan back di depan gawang. tugasku memastikan sang lawan tidak dapat melewatiku. namun apa boleh buat, sepertinya diantara semua pemain hanya akulah yang paling amatiran. kakiku tersasa kaku, badanku terasa berat untuk di gerakkan. wajahku begitu ngeri melihat bola karena takut menjadi sasaran tembak lawan. beberapa kali sang lawa memperdayaiku.

menit ke lima, enam, tujuh
Si Gilang dengan teknik permainan ala Suket kecoa menjadi partnerku. dia begitu lihai menari-nari membawa bola. mencuri bola dari lawan dan kemudian dengan sedikit olahan dari kakinya  mengoper kepadaku. aku yang bertindak sebagai back langsung menggiring bola ke tengah lapangan lalu mengoper ke Wahyu. sebagai pemain yang sudah lihai ia dengna mudahnya melewati dua lawan di hadapannya. melihat ada peluang aku berlalu ke arah depan sebelah kanan gawang lawan dan berharap menerima assist dari wahyu. dia pun mengoper dan Deer... kakiku menendang bola operan dan ternyata tidak gol. pemain dan penonton bersorak kecewa.

di menit ke 6 adrenalinku semakin memuncak. tim ku yang kuat terdiri dari Aku, Gilang, Riyan, Wahyu P dan Angga terus menekan pertahanan lawan. lawannya adalah teman-teman si Juki. aku berlari-lari tidak jelas mencari posisi yang tepat. sepertinya di lapangan ini aku menjadi pemain pragmatis oportunis yang hanya menunggu kehadiran bola. namun harus bisa memberikan permainan terbaik. kalau perlu menjebol gawang lawan, menjebol gawang lawan, menjebol gawang lawan.(slow motion dan diulang-ulang).

pada menit ke tujuh aku terus mengejar bola yang dikuasai lawan. tidak peduli meskipun  posisi adalah  back. wahyu mundur ke belakang untuk mengamankan jika lini belakang. aku mendapatkan bola dari umpan si suket Gilang. tepat di bawah kakiku si kulit bundar merapat. dua orang lawan dengan tatapan keji mendekatiku dengan posisi ingin merebut bola. dalam otakku yang masih menggunakan prosesor pentium II bekerja keras dan berfikir. mau aku apakan nih bola? (dengan wajah, bego, tolos dan ngeselin) di umpan ke si gilang, wahyu, atau riyan? atau aku giring sendirian dengan permainan amatirku atau menyerah dan pasrah memberikan bola ke sang lawan?  sedetik, dua detik dan tiga detik kemudian. mataku melirik-lirik lapangan sebelah kananku yang kosong. aku berusaha melewati lawan petama , kemudian bola aku giring ke kiri dan aku berhasil melewati lawan ke dua , lalu dengan napas terengah-engah aku menggiring bola ke hadapan lawan.  terus, terus dan terus, yah aku sudah berada di atas angin. sepertinya akan terjadi sebuah gol yang spektakuler kali ini dan nampaknya waktu terrasa melambat, sorakan-sorakan riuh penonton pendukung membanjiri telingaku. aku bagaikan pemain IRFAN BACHDIM. aku terus meggiring dengan gaya yang sok cool, handsome dan berwibawa. lalu akhirnya, oh tidak, dada sebelah kiriku terasa sesak, kepalaku pusing, perutku mual, sekujur tubuhku memucat. aku terjatuh keras. brakkk

aku berusaha bangkit kembali, tetapi tubuhku roboh lagi. bola terlepas dari cengkraman kakiku. entah mengapa kekuatanku hilang, napasku sesak dan tubuhku melemas. bola kupasrahkan di rebut lawan kembali. aku terkulai lemas di rumput syntetik. aku berdiri dan meinta untuk digantikan. namun tubuhku masih terasa remuk. aku terkulai lemas di pinggir lapangan. apakah ini yang dinamakan heart attack? serangan jantung yang sering tiba-tiba menyerang saat tubuh bekerja ekstra. wajah-wajah orang-orang yang aku sayangni terlintas satu persatu. kesalahan dan dosa-dosaku juga berada di mataku. bagai sebuah foto yang bergerak cepat. wajah-wajah itu melintas. aku teringat dulu pernah di tensi dan aku mengalami darah tinggi. 

masih terkulai lemas aku sadar. derita darah tinggi mungkin ada hbungannya dengan serangan jantung dan yang aku khawatirkan adalah serangan jantung. serangangan jantung sering menimpa pemain bola. jatuh dan tiba-tiba mgninggal. seperti yang dialami oleh gelandang Bolton Fabrice Muamba yang tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba terjatuh di menit ke 41. dengan pertolongan medis ia dapat diselamatkan. puluhan daftar pemain tewas terkena serangan jantung.. aku, aku sepertinya hampir terkena. kepalaku pusing dan perutku mual. aku telentang di pinggir lapang. bebarapa menit mungkin inilah saat ajal menjemputku. esok pagi akan ada berita di koran lokal. seorang mahasiswa tewas terkena serangan jantung saat bermain futsal. oh tidak, aku belum siap ya Allah. aku memohon agar Allah bermurah hati memberikan perpanjangan usia. agar aku dapat bertoubat. agar aku dapat memperbaiki diri, agar aku bisa mambaca Al-quran, meminta maaf kepad orang-onrang yang pernah tersakiti dan mengatakan sesuatu yang selama ini aku pendam kepada gadis berjilbab yang aku kagumi. 

beberapa menit aku terkulai dan aku berusaha bergerak. meskipun mataku agak buram untuk melihat jelas sesuatau dihadapanku. aku minum air putih entah milik siapa. lalu sekali lagi berbaring. mataku menatap ke atas. 

akhirnya Allah menjawab permohonanku. sedikit demi sedikit tubuh ini membaik. aku dpat berdiri lagi. lalu aku membeli vminuman bervitamin C. penderitaan itu telah usai. terimakasih ya Allah. aku berjanji akan menjadi manusia yang berguna, manusia yang baik dan tidak akan menyia-nyiakan waktu.

sekitar tujuh menit waktuku bermain futsal, padahal lapangan di booking selama dua jam. satu persatu teman-teman bergantian bermain. mereka tangguh , tidak berpenyakitan seperti aku. 
dalam perjalanan pulang, aku mengambil uang di ATM. seperti biasa uangku selalu cekak, tetapi aku tetap bersyurkur. smoga kirminan dari ortu bisa mememnuhi keberlangsungan hidupku di kota ini. kota pelajar. Jogjakarta.