Kamis, 03 Mei 2012

Perjalanan ke Sindoro (Part 1)

Jumat 4 mei 2012...
Sejenak aku ingin menghilang dari keramaian ini. ku ingin melupakan kepenatan ini. meskipun aku mengerti, tertawaan mereka tidak ada artinya dan tidak akan membunuh semangatku dan keteguhan hatiku.  aku akan mendaki sebuah gunung kecil di tengah pulau jawa. gunung sindoro. ini akan menjadi pertama kalinya aku mendaki gunung. dulu aku hanya bisa bermimpi menjadi seperti mahasiwa pecinta alam.

semua peralatan aku pinjam dari teman-teman yang aku kenal. respon mereka positif. tas carrier ku pinjam dari teman seangkatanku 2008, Suaifa, dia anggota Majestic 55 (pecinta alam fakultas hukum ugm). sepatu, Ttrampontina,  sleeping bag, karpet, aku pinjam dari Fathul ulum, dia adalah ketua IMM UGM dan anggota Mapala Gama. lalu jaket parasut ku pinjam dari Antok, pengurus Kammi. kebaikan mereka akan menjadi sesuatu hal yang tidak akan pernah aku lupakan. mereka tulus membantu.

wahyudi membantuku memasukkan segala keperluan ki carrier. lumayan beratnya sekitar 40 kg. mengeingat-ingat segala transfer pengalaman dan pengetahuannya tentang hiking.

segala perbekalan konsumsi sudah aku siapkan. Air, telur rebus, kentang rebus, buah-buahan, susu, coklat, dan lain sebagainya. teramsuk tisu basah antibakteri untuk keperluan pulp.

keberangkatan akan ku mulai setelah sola tjumat nanti. aku berenam bersama Indra Rukma, Gilang Pamungkas, Nusa R tirta, Ali akbar dan temannya Indra.

tidak lupa pagi ini aku menghubungi Ibu untuk meminta restu. mula-mula aku berbicara tentang kabar, lalu menceritakan progres tugas akhirku. berbicara hal-hal yang ringan hingga tidak terasa sudah 20 menit aku mendengarkan nasihat Ibu. akhirnya aku mengungkapkan niat untuk mendaki gunung selama dua hari dan respon Ibu langsung Shock . dengan nada yang meledak-ledak, ibu agak khawatir dan dengan keras melarang niatku. kemarin ada yang hilang di Gunung, juga banyak orang yang tewas di gunung. aku pasrah, karena bagaimanapun aku tidak bisa melanggar ucapannya. lalu aku berusaha melobi Ibu.  awalnya aku mendengarkan semua ucapannya. setelah perbincangan sudah kembali kondusif dan mereda aku mulai mebujuknya. merayu dan meyakinkan bahwa gunung yang akan aku naiki hanya bernentuk gundukan bukit. kecil dan landai. hanya berjarak beberapa kilometer dari kota, bukan gunung merapi dan tidak berhutan. meskipun aku tahu sebenarnya yang namanya gunung, munjulang tinggi dan menyimpan segala bahaya.  aku berjanji akan pulang dengan selamat. untuk Ibu, juga untuk seorang yang aku sayangi...

aku tidak ingin monoton menjalani hidup ini. aku tidak ingin jenuh. biarkan, aku ingin bertualang. mencari keindahan dan belajar dari alam. aku ingin menjadi dewasa. belajar dewasa dari alam...

dan akhirnya Ibu luluh, merestui niatku. mungkin Ibu tidak bisa membayangkan seperti apa naik gunung. peralatan apa yang aku bawa dan resiko apa yang akan aku hadapi. agak berlebihan memang, tetapi inilah aku.

saat menulis ini, aku sedang menunggu kentang dan telur yang sedang ku rebus. buat bekal nanti. aku berusaha agar seminimal mungkin mengkonsumsi mie Instan.

sudah sampai di sini dulu tulisanku.... nanti setelah dari perjalanan akan aku ceritakan semuanya... tentang gunung, tentang KebesaranNya, tentang keindahan....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar