Minggu, 25 Maret 2012

22 maret 2007


tanpa bermaksud untuk tidak bersyukur kepadaNya,

hari-hari selalu kuawali dengan berdoa. sholat shubuh ku lakukan sekitar jam 6 pagi. aku berusaha bangun dan terus kesiangan. kamar kontrakan sembilan meter persegi ku tempati bertiga, aku, kakak dan adik. di sisi-sisi kamar segala perabot memenuhi kamar. ada peralatan makan dan buku-buku sekolah. untuk mandi aku harus turun ke bawah. kamar mandi dipakai bersama-sama warga kontrakkan. ember demi ember harus ku angkat tuntuk memnuhi bak. tidak seperti sekarang yang hanya memutar keran.  tanpa sarapan aku bergegas ke sekolah. takut terlambat dan terjebak kemacetan. pakaian putih abu-abu ini melakat. celalanya bekas kakakku, bajunya bekas smp hanya diganti bandge nya saja. tas kecil persegi empat ini aku selempangkan sekenanya ke punggung. tas ini tidak mencerminkan intelektualitas dari anak sekolah. tas yang hanya berisi dua buku tulis dan sebuah pena.  modalku hari itu hanya uang lima ribu rupah dan sebuah semangat. dua ribu untuk pulang pergi naik metro mini dan tiga ribu untuk makan di kantin sekolah pas istirahat. makanan dengan menu tempe dan sayur dengan minum satu aqua gelas. aqua botol bekas selalu ku isi dari kamar kontrakkan.

langkah kakiku menopang badan kurus menuju sebuah halte. di dalam pikiran ini selalu terbesi sebuah mimpi-mimpi. mimpi untuk menjadi orang kaya. menjadi orang kaya entah bagaimana caranya. menjadi perampok, koruptor, artis entah bagaimanan aku tidak tahu caranya. yang jelas jika sudah lulus mungkn akan ada jalannya.

hidup di Jakarta sangat keras. bahkan pada waktu itu aku tidak pernah mengenal rasa syukur. hanya mimpi-mimpi lah yang bisa membuatku bertahan hidup. strata sosial sangat mencolok dimana-mana terutama di sekolah. aku merasakan bahwa kehidupan ini tidak adil. mengapa harus ada orang kaya dan harus ada orang miskin? mengapa ada orang yang cakep dan yang jelek? pertanyaan nakall itu selalu terbesit dalam hati. 

tepat di sebuah hate bus di pinggir jalan Yos Sudarso aku menunggu metro mini. sebuah angkutan yang bisa dibilang jauh dari kata layak. seperti inilah angkutan umum di jakarta. aku hanya bisa berharap sang sopir tidak ugal-ugalan. beberpa menit kemudian terdengar teriakan sang kernet. dengan lembaran uang ribuan dan recehan di tangan kanannya. kernet itu bergelantungan layaknya monyet. kaki kanannya di sebuah step pinggir pintu sementara kaki kanannya mengangkang bergelayutan di luar pintu. tangan kanannya memegangn besi dekat pintu. sambil berteriak-teriak. ayo naek ayo naek dengan suara cempreng yang khas. 

aku berlalri mengejar metro mini. butuh keahlian khusus agar kita tidak terjatuh saat naik metro mini. gerakan layaknya di film action. setelah nai , aku duduk di samping kaca. metro mini ini dengan perlahan membawaku menuju sekolah. setiap gedung dan bangunan yang dilewati menambah hasrat itu. apalagi melihat sedan mewah menyalip metro mini. pokoknya suatu saat aku harus sukses. yah, hidup di jakarta memang selalu membawa kita kepada mimpi-mimpi tanpa tahu bagaimana menggapainya. otakku menjadi otak matrealistis dan hedonis.

akhirnya sampai di depan sekolah. beruntung kali ini tidak telat seperti hari-hari biasanya. jika telat aku harus memanjat pagar. biarpun pernah di skors karena ketahuan manjat pagar aku tidak pernah kapok. masa bodoh dengan guru yang sok galak itu. aku bukan pengecut dan takut dengan semprotan-semprotan dari guru killer itu. kemacetan jakartalah yang membuatku selalu telat. sesampainya di depan sekolah seperti biasa aku melihat gerombolan anak orang-orang kaya di antarkan mobil-mobil sampai ke depan gerbang. terkadang wanita cantik turun dari mobil dan memarkir di luar halaman sekolah. maklum, kebijakan sma siswa-siswi tidak boleh membawa mobil. suar deru motor-motor tipe satria F dan CBR meraung-raung. mereka anak-anak dari komplek perumahan elite di daerah kelapa gading. dengan gaya sok cool memesuki gerbang sekolah. beberapa orang memboncengei cewek. biasanya mereka-mereka itu sebelum bel kelas berbunyi duduk dulu berjejer di sudut sekolah. menceritakan hal-hal seru yang kemarin mereka lakukan.

aku seperti langsung ke lantai tiga masuk ke ruangan kelas dan membaca buku. suara lagu-lagu yang sedang trend selalu terdengan dari Hp teman sekelas.lagu-lagu itu  cukup menghibur buatku tapi terkadang risih karena terkadang bukan hanya satu dua orang yang memtar lagu. kadang sepuluh orang secara bersamaan memutar lagu dengan tempo, irama dan aliran musik yang berbeda. sungguh mengganggu. 

to be continued...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar