Jumat, 16 Maret 2012

Inspirator kali ini

belakangan ini aku membaca beberapa novel. novel tersebut yakni Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci dan  Negeri Lima Menara. awalnya niat membaca novel adalah hanya untuk membunuh rasa bosanku karena terkungkung oleh tugas akhir yang menjemukan. akan tetapi selain menghilangkan rasa bosan, aku mendapat banyak pelajaran dari tulisan itu. ketika aku menyelami novel negeri lima menara yang ditulis oleh A. Fuadi, aku mendapatkan sesuatu yang menyentuh hati. kisah seorang remaja yang menuntut ilmu di Pondok Madinah. rasa kecewa, dan konflik karena gagal melanjutkan masuk SMA idamannya mengakibatkan terdampar di Pondok itu. ada sebuah momen dimana remaja tersebut merasa bersalah karena telah lama tidak menyapa Ibunya. ia merasa kangen dengan sosok Amak. suatu ketika dalam novel tersebut,  sebuah syair dikumandangkan bersama-sama ketika menunggu solat magrib (aku mengenalnya sebuah Sholawatan) sangat menyentuh hati remaja tersebut. aku membacanya kata demi kata arti syair itu dan entah mengapa aku yang jauh dari Ibu dan juga merasa memiliki perasaaan bersalah meneteskan air mata. sang penulis novel tersebut yang juga sebagai tokoh dalam novel itu berhasil membuat aku menangis...
karena teringat segala dosa-dosaku, perbuatanku yang menantang segala perintahnya,  dan rasa kecewa dan putus  asa akan kondisi masa lalu yang kelam, hina dan jauh dari peradaban. 

 Wahai Tuhanku.. aku sebetulnya tak layak masuk surgaMu,
tapi... aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMu,
 karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku,
seseungguhnya Engkaulah maha pengampun dosa-dosa besa
 Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir
 maka berilah ampunkan oh Tuhanku yang Maha Agung

setiap hari umurku terus berkurang
sedangkan dosaku terus menggungung,
bagaimana aku menanggungnya

wahai Tuhanku, hambamu yang pendosa ini
 datang bersimpuh kehadaoanMu
mengakui segala dosaku
 mengadu dan memohon kepadaMu

kalau engkau ampuni itu karena Engkau
 sajalah yang bisa mengampuni
tapi kalau tolak, kepada siapa lagi kami memohon
ampun selain kepadaMu?


bait-bait diatas menyadarkanku akan keberadaanku sebagai manusia. setiap manusia pasti memiliki kesempatan untuk beraubat. kesempatan ini tak akan aku sia-siakan . meskipun aku masih merasa hina seperti binatang. meskipun sejarah masa lalu menjadi bagian dari masa sekarang. stigma akan diri sendiri harus aku hilangkan sedikit demi sedikit untuk menatap masa depan yang cerah. hidup ini sangat berat dan menyengsarakan, tetapi itu dulu. sekarang aku tidak ingin terpuruk. hari demi hari harus diisi dengan rasa optimis.  aku harus lebih sering mencari Inspirator agar hidupku kelak tidak tersesat lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar