Sabtu, 24 Maret 2012

Heart Attack futsal...

Malam itu, tanggal 15 maret,  aku bermain futsal bersama rekan-rekan satu kampus FH di daerah pogung. suasana diantara kita sangat akrab dan menyenangkan. teman-teman angaktan 2008 berkumpul lagi setelah sekian lama tidak menampakkan diri masing-masing. ada yang sibuk tugas akhir, kuliah konsentrasi dan sibuk dengan kerjaannya. sudah lama aku tidak berolahraga. hari itu  kesempatanku untuk mengeluarkan keringat.  meskipun tidak pandai di lapangan tetapi bagiku akan tetap menyenangkan.

ku kejar dan ku kejar si kulit bundar di hadapanku. menghadang lawan yang lihai mempermainkan bola. terkadang dengan sedikit keberuntungan, bola datang sendiri menghampiriku. satu sampai dua kali tendanagn membuatku belum puas. dengan gaya permainan tim yang mengtamakan kelincahan dan strategi, aku sebagai berperan back di depan gawang. tugasku memastikan sang lawan tidak dapat melewatiku. namun apa boleh buat, sepertinya diantara semua pemain hanya akulah yang paling amatiran. kakiku tersasa kaku, badanku terasa berat untuk di gerakkan. wajahku begitu ngeri melihat bola karena takut menjadi sasaran tembak lawan. beberapa kali sang lawa memperdayaiku.

menit ke lima, enam, tujuh
Si Gilang dengan teknik permainan ala Suket kecoa menjadi partnerku. dia begitu lihai menari-nari membawa bola. mencuri bola dari lawan dan kemudian dengan sedikit olahan dari kakinya  mengoper kepadaku. aku yang bertindak sebagai back langsung menggiring bola ke tengah lapangan lalu mengoper ke Wahyu. sebagai pemain yang sudah lihai ia dengna mudahnya melewati dua lawan di hadapannya. melihat ada peluang aku berlalu ke arah depan sebelah kanan gawang lawan dan berharap menerima assist dari wahyu. dia pun mengoper dan Deer... kakiku menendang bola operan dan ternyata tidak gol. pemain dan penonton bersorak kecewa.

di menit ke 6 adrenalinku semakin memuncak. tim ku yang kuat terdiri dari Aku, Gilang, Riyan, Wahyu P dan Angga terus menekan pertahanan lawan. lawannya adalah teman-teman si Juki. aku berlari-lari tidak jelas mencari posisi yang tepat. sepertinya di lapangan ini aku menjadi pemain pragmatis oportunis yang hanya menunggu kehadiran bola. namun harus bisa memberikan permainan terbaik. kalau perlu menjebol gawang lawan, menjebol gawang lawan, menjebol gawang lawan.(slow motion dan diulang-ulang).

pada menit ke tujuh aku terus mengejar bola yang dikuasai lawan. tidak peduli meskipun  posisi adalah  back. wahyu mundur ke belakang untuk mengamankan jika lini belakang. aku mendapatkan bola dari umpan si suket Gilang. tepat di bawah kakiku si kulit bundar merapat. dua orang lawan dengan tatapan keji mendekatiku dengan posisi ingin merebut bola. dalam otakku yang masih menggunakan prosesor pentium II bekerja keras dan berfikir. mau aku apakan nih bola? (dengan wajah, bego, tolos dan ngeselin) di umpan ke si gilang, wahyu, atau riyan? atau aku giring sendirian dengan permainan amatirku atau menyerah dan pasrah memberikan bola ke sang lawan?  sedetik, dua detik dan tiga detik kemudian. mataku melirik-lirik lapangan sebelah kananku yang kosong. aku berusaha melewati lawan petama , kemudian bola aku giring ke kiri dan aku berhasil melewati lawan ke dua , lalu dengan napas terengah-engah aku menggiring bola ke hadapan lawan.  terus, terus dan terus, yah aku sudah berada di atas angin. sepertinya akan terjadi sebuah gol yang spektakuler kali ini dan nampaknya waktu terrasa melambat, sorakan-sorakan riuh penonton pendukung membanjiri telingaku. aku bagaikan pemain IRFAN BACHDIM. aku terus meggiring dengan gaya yang sok cool, handsome dan berwibawa. lalu akhirnya, oh tidak, dada sebelah kiriku terasa sesak, kepalaku pusing, perutku mual, sekujur tubuhku memucat. aku terjatuh keras. brakkk

aku berusaha bangkit kembali, tetapi tubuhku roboh lagi. bola terlepas dari cengkraman kakiku. entah mengapa kekuatanku hilang, napasku sesak dan tubuhku melemas. bola kupasrahkan di rebut lawan kembali. aku terkulai lemas di rumput syntetik. aku berdiri dan meinta untuk digantikan. namun tubuhku masih terasa remuk. aku terkulai lemas di pinggir lapangan. apakah ini yang dinamakan heart attack? serangan jantung yang sering tiba-tiba menyerang saat tubuh bekerja ekstra. wajah-wajah orang-orang yang aku sayangni terlintas satu persatu. kesalahan dan dosa-dosaku juga berada di mataku. bagai sebuah foto yang bergerak cepat. wajah-wajah itu melintas. aku teringat dulu pernah di tensi dan aku mengalami darah tinggi. 

masih terkulai lemas aku sadar. derita darah tinggi mungkin ada hbungannya dengan serangan jantung dan yang aku khawatirkan adalah serangan jantung. serangangan jantung sering menimpa pemain bola. jatuh dan tiba-tiba mgninggal. seperti yang dialami oleh gelandang Bolton Fabrice Muamba yang tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba terjatuh di menit ke 41. dengan pertolongan medis ia dapat diselamatkan. puluhan daftar pemain tewas terkena serangan jantung.. aku, aku sepertinya hampir terkena. kepalaku pusing dan perutku mual. aku telentang di pinggir lapang. bebarapa menit mungkin inilah saat ajal menjemputku. esok pagi akan ada berita di koran lokal. seorang mahasiswa tewas terkena serangan jantung saat bermain futsal. oh tidak, aku belum siap ya Allah. aku memohon agar Allah bermurah hati memberikan perpanjangan usia. agar aku dapat bertoubat. agar aku dapat memperbaiki diri, agar aku bisa mambaca Al-quran, meminta maaf kepad orang-onrang yang pernah tersakiti dan mengatakan sesuatu yang selama ini aku pendam kepada gadis berjilbab yang aku kagumi. 

beberapa menit aku terkulai dan aku berusaha bergerak. meskipun mataku agak buram untuk melihat jelas sesuatau dihadapanku. aku minum air putih entah milik siapa. lalu sekali lagi berbaring. mataku menatap ke atas. 

akhirnya Allah menjawab permohonanku. sedikit demi sedikit tubuh ini membaik. aku dpat berdiri lagi. lalu aku membeli vminuman bervitamin C. penderitaan itu telah usai. terimakasih ya Allah. aku berjanji akan menjadi manusia yang berguna, manusia yang baik dan tidak akan menyia-nyiakan waktu.

sekitar tujuh menit waktuku bermain futsal, padahal lapangan di booking selama dua jam. satu persatu teman-teman bergantian bermain. mereka tangguh , tidak berpenyakitan seperti aku. 
dalam perjalanan pulang, aku mengambil uang di ATM. seperti biasa uangku selalu cekak, tetapi aku tetap bersyurkur. smoga kirminan dari ortu bisa mememnuhi keberlangsungan hidupku di kota ini. kota pelajar. Jogjakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar