Selasa, 26 Juni 2012

Keyakinanku Semakin Teguh...

Betapa indahnya suasan sore itu. Seindah wajah cantiknya yang selalu teduh dan bijak akan nasihat-nasihatnya. Langit meredup dengan gumpalan awan berwarna keemasan di sebelah barat. Matahari sudah hampir tenggelam. Burung-burung bergerobolan pulang dari mencari nafkah, terbang ke menuju sarangnya.
Betapa bebasnya buring-burung itu. Banyak manusia juga ingin terbang bebas seperti burung, namun manusia banyak yang kebablasan. Bebas tidak berarti kita lupa kepada Allah. Memandangi langit sore dan burung-burung saja aku  merinding karena itu adalah salah satu bukti kebesaran Allah.

Aku berjalan pelan sambil mengingat-ingat masa laluku. Terbesit bayangan-bayangan lama yang entah mengapa masih tersimpan. Dosa itu seperti goresan luka ditubuh. Sembuh tapi masih membekas.
Aku berjalan menuju langgar. Tempat ibadah kecil yang setiap hari selalu full dengan shaf nya.

Suara azan berkumandang menandakan seruan kepada manusia untuk solat maghrib. Ini adalah panggilan mulia. Azan saling bersahut-sahutan dari setiap masjid. Orang-orang berlalu lalang tidak menghiraukan suara itu. Entah, mungkin mereka lelah dan perlu membersihkan diri di rumah. Mungkin saja mereka akan solat di tempat masing-masing. Para muda-mudi dengan motornnya baru pulang dari kampus. Semua berlalu bergitu saja seperti biasa. 

Aku berjalan tertunduk, masih mengingat-ingan masa lalu. Masa lalu yang kelam. Masa lalu dimana diriku tidak dekat ini dengan penciptaku. Waktu itu ibadah ku hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban saja. Maklum aku lahir di keluarga muslim, tapi muslim NU tradisionil. Mungkin itu yang membuat distorsi kepada diriku. Lahir di keluarga muslim tidak lantas membuatku mengerti Islam secara haqiqi. Aku perlu selama ini untuk menemukan kembali Islam yang murni. Perlu bayak pengalaman, nasihat, buku-buku dan banyak lagi. 

Dulu, suatu ketika, aku bertanya-tanya. Benarkah Tuhan menyayangiku. Jika menyayangiku mengapa aku selalu mengalami kemalangan dan kesusahan? Tidak seperti mereka yang tidak beribahda tetepi bahagia akan hidupnya. Hidup berkecukupan, memiliki wajah cakep dan memiliki banyak teman.
Aku bertanya lagi pada diriku, apakah tuhan benar-benar ada? Haruskah aku menyembahnya? hal itu membuat aku malas. 

Suatu ketika aku juga pernah bertanya. Bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini? Banyak hal-hal diluar logika manusia. Untuk apa tuhan menciptakan manusia? Jika tuhan berkuasa mengapa tidak semua orang dibuat beriman kepada Nya? Mengapa manusia di buat sebebas-bebasnya?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan radikal dan pertanyaan nakal. 

Aku tertunduk dan masih berjalan menuju langgar. Sambil tersenyum tipis atas pertanyaan-pertanyaan bodoh ku di masa lalu. Kini aku jadi malu dan berdosa atas pertanyaan itu. dulu, Islam belum aku kenal seperti sekarang ini. Bahkan butuh waktu empat tahun di yogyakarta untuk benar-benar mengenal islam yang sebenarnya. Kajian-kajian aku datangi, buku-buku aku baca, berdiskusi dan mencari jawaban melalui Internet.

Suatu ketika aku mendapati jawaban atas pertanyaan itu semua. Tidak mudah dan tidak singkat. Banyak hal dan waktu yang lama. Salah satunya ketika menggunakan google earth. Sebuah aplikasi di Internet yang aku download. Lalu aku dengan isengnya melihat-lihat lokasi yang merupakan hasil pencitraan satelit. Bebarapa kali aku menggunakan. Sampai tiba waktu dimana aku merasa terhenyak.
Betapa bodohnya aku ketika tersadar. Hey? jika dilihat dari langit betapa kecilnya manusia. Sama seperti semut di bumi. Betapa kecilnya Bakteri dan sel-sel , tapi manusia itu sesungguhnya kecul juga. Jika semut itu kita injak pastilah mati. Saya menganalogikan manusia sebagai semut itu. dari google earth saya lihat bangunan-bangunan yang dibuat manusia itu sendiri. Betapa kecilnya itu. Sementara itu semesta ini begitu luas dan tidak terbatas. Bahkan menurut teori ilmiah alam semesta ini semakin mengembang sama seperti yang diungkapakan salah satu ayat di Al-quran.

Bumi yang menggantung di tengah jagad raya tidak jatuh? mengapa? lalu matahari itu , bulan itu dan bintang-binta itu. Lautan yang luas, guntur, gunung-gunung dan  segala macam yang aku lihat dari google earth.

Lalu siapa di balik ini semua ini, yang mengatur siang dan malam, mengatur agar bumi tidak jatuh dan  tetap terus berputar, Mengatur nasib-nasib manusia di bawah sana? 

Akupun terhenyak. Tidakkah aku mengingkari kebesarannya? Ya, Ternyata otakku tidak sampai untuk memikirkan hal-hal itu. Manusia itu makhluk yang lemah. Jadi mengapa aku harus bertanya-tanya tentang pertanyaan yang di luar nalar pikiran manusia? Pertanyaan ku yang radikal sebelumnya.
Jadi saya berfikir, sudahlah dengan alasan HAM atau apapun nurut saja seperti yang ada di Al-quran dan Hadist. Mengapa harus mengelak dan banyak tanya? Toh kita akan membuktikannya kelak ketika ajal menjemput alias mati.

Ternyata betapa banyak kasih anugrah yang diberikan kepada manusia. Manusia tidak pernah puas malah mengingkarinya dengan pertanyaan pertanyaan ekstrim. 

Keyakinku semakin teguh. Aku membaca kisah-kisah umat terdahulu di Al-Quran yang selalu mengingkari kebesarannya. Mereka di azab karena tidak mau menyembah Allah. Padahal sudah jelas kekuasaan Allah. Allah menurunkan agama kepada para nabi di jajirah arab. Awalnya saat manusia pertama Nabi adam dan Hawa serta keturunannya masih menyembah Allah, tapi saat kaum Nuh menyembah patung-patung sampai Allah murka dan menurunkan para Nabi untuk memberi petunjuk. Semua nabi memiliki ajaran yang sama. Satu yakni menyembah Allah. Agama yahudi, nasrani awalnya pun sama karena pengaruh distorsi dan tangan-tangan manusia tidak bertanggung jawab akhirnya semua menjadi salah. Hingga Allah menurunkan agama paling sempurna dan yang paling update yakni Islam. Allah mengutus para nabi yang sama-sama menyeru kita untuk menyembah Allah. Nabi Ibramim, Nambi yusuf, nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa dan yang terakhir Nabu Muhammad. Allah juga menurunkan wahyu yakni taurat, Injil dan yang paling fresh dan masih terjaga kemurniannya adalah Alquran. 

Lalu mengapa kita harus bandel untuk tidak melaksanakan perintah para nabi dan menjauhi larangannya. Mengapa kita tidak membaca kitab-kitab yang dirturunkan ribuan tahun yang lalu sebagai rule hidup di dunia. Dengan seenaknya kita selalu membantah dan bertanya dengan pertanyaan yang agak ngawur. Padahal belum juga kita membaca Al-quran sebagai jwaban atas itu semua. Bukankah Allah telah mengajab orang-orang yang selalu ingkar pada masa lalu? Bukankah sudah adabukti kebesarannya seperti kisah nabi Firaun dan juga kisah kaum sebelum kita. Bukankah AL-quran telah menjawab secara pertanyaan bagaimana awal mula alam semesta. bagaimana kita terbentuk dari sperma dan seterusnya.

 Sholat 5 waktu bukanlah perkara yang berat jika dibandingkan dengan kecilnya manusia yang bisa dilihat dari google earth. Kita itu tidak ada apa-apanya. Tidak ibadahpun ALlah tidak akan rugi. Malah nanti yang tidak menuruti perintah akan menyesal dan sedih di akhirat kelak. Itu sama ketika kita bermain-main dan malas belajar saat akan Ujian Akhir Nasional. Pas kita tidak lulus banyak siswa yang menangis dan bahkan stress. Sama seperti nanti ketika kita menerima rapor nilai kehidupan kita di akhirat kelak . Jika kita bermalas-masalan di dunia untuk beribadah bahkan berbuat jahat maka hasilnya akan membuat kita kecewa. 

Aku beristigfar, ingat akan dosa-dosaku pada masa lalu. Ingat bahwa betapa bodohnya aku tersesat padahal  Al-quran telah memberipetunjuk. Ya, Allah berilah petunjuk hambamu ini. Beri juga petunjuk saudara-saudaraku yang lain. 

Saat aku berjalan suara iqomah telah terdengar. Aku mempercepat jalanku. Menuju sebuah langgar. Langgar itu diluarnya sudah banyak sendal para jamaah. Betapa indahnya agama ini. Para wanitanya dijaga kesuciannya. Para prianya juga menjaga pandangannya. Betapa banyak keindahan-keindahan Islam yang baru aku rasakan saat ini. Islam yang murni. Islam yang tidak bid'ah. Islam seperti yang Nabi Muhammad sampaikan. 

Maka keyakinanku sekali lagi semakin teguh.., 


3 komentar:

  1. Bagaimana pendapat anda tentang Ahmadiyah yang dianggap telah menghina Islam, seperti adanya fatwa MUI? Apakah umat Islam salah bila mengajak Ahmadiyah untuk kembali kepada Islam, bahkan dengan menggunakan kekerasan seperti di Cikuesik Banten?

    BalasHapus
  2. Ahmadiyah itu tidak mengakhui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang diturunkan ALlah di bumi. Nabi mereka Ghulam ahmad yang sama sekali tidak dapat membuktikan bahwa ia adalah nabi. padahal jelas di Al-quran bahwa nabi muhammada adalah nabi terakhir hingga tidak ada nabi lagi sampai kiamat datang. Berarti mereka telah mengingkari ajaran Islam. mereka juga memiliki kitab sendiri yang mencela Nabi Muhammad dan Nabi Isya... jadi mereka buka Islam. ini link nya tentang Ahmadiya.. http://abangdani.wordpress.com/2011/02/15/inilah-akidah-keyakinan-ahmadiyah/

    tapi daripada pusing-pusing mending kita selamatkan diri masing-masing dari neraka dan siksa kubur... di akhirat orang tidak akan mengurusi orang lain karena khawatir akan nasibnya sendiri-sendiri...

    BalasHapus
  3. Maka penting bagi kita untuk berfikir tentang hakekat kebenaran. Itulah gunanya kita diberi kemampuan berfikir. Saya yang sejak kecil mengikuti agama orang tua apakah langsung menelan mentah-mentah ajaran Islam? Tidak! saya juga mempelajari agama Kristen, budha bahkan yahudi. Hingga akhirnya saya memilih sendiri mana yang saya yakini benar-benar perintahNya.

    untukmu agamamu dan untuku agamaku

    Maka salah besar jika warga penganut ahmadiyah menelan mentah-mentah ajaran atau doktrin baru tersebut. Tidak ada kajian ilmiah dan bukti nyata bahwa kitab mereka adalah benar. Benar jika MUI mengeluarkan fatwa Sesat.Betul jika pemerintah mengeluarkan SKB 3 menteri. Namun memang dasar intelektual mereka yang rendah (warga ahmadiya) kita bisa berbuat apa? mereka kurang pendidikan dan tidak bernalar. Belajar filsafatpun tidak. bagaimana membuat mereka menemukan kebenaran. mereka sendirilah yang harus mencari. Maka ajakan untuk kembali ke jalan yang lurus dengan berdiskusi dan debat tidak di gubris, maka jalan kekerasan memang tidak dapat dibenarkan. Demi menghormati rasa toleransi maka saya pribadi menyesalkan. Yang jelas mari kita selamatkan diri masing-masing di dunia ini dengan keyakinan kita masing-masing.

    BalasHapus