Sabtu, 07 April 2012

Kenestapaan yang Harus di lawan 2

jam sekolah telah usai. murid-murid berhamburan keluar kelas. aku hanya diam menunggu kelas sepi dan lengang. jam dinding, lambang garuda dan foto presiden dan wakilnya menemani kesendirianku. tidak  lupa aku menghapus papan tulis. menutup pintu lalu melangkah menyusuri lorong sekolah yang kosong. hanya ada petugas kebersihan yang menyapu lantai dan mengmpulkan sampai kedalam tong besar portable. lalu aku bergegas ke lantai bawah. wajahku tertunduk lesu tidak semangat. tidak ada yang membuatku semangat hari ini. selama dalam perjalanan ke rumah perutku keroncongan. bayangan nasi dan lauk gorengan sudah membuncah di kepalaku. aku mempercepat langkah kakiku. tidak peduli dengan sepatu yang sudah usang. lalu lagi menyebarang menggunakan getek.
melihat dan memandang kehidupan para pemulung di tempat sampah itu. lagi-lagi aku melihat Tian dan Saudaranya. memungut satu demi satu botol aqua gelas dengan tongkatnya. memasukkan ke karung yang digendong. karungnya sudah hampir penuh. aku mengerti, mereka melawan kenestapaan yang harus dilawan. berusaha mencari nafkah dengan bekerja halal. seharunya para pemimpin di negeri ini malu melihat fenomena itu. ah, pun merekat tidak pernah turun ke lapangan untuk melihat permasalahn sebenarnya. mereka sibuk dengan urusan seremonial. menyusun konspirasi tingkat tinggi. menghitung-hitung anggaran untuk dihabiskan agar tahun depan anggarannya ditambah. sesulit apakah memberikan pendidikan dan makanan gratis untuk anak-anak, memberikan pendidikan moral, etika dan karakter. tetapi seperti itulah di negeri ini. kita orang-orang harus gesit dan pandai memikirkan pribadi masing-masing. menjadi individualis sejadi. buakankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaan bagi manusia lainnya. yah mental para pemimpin di negeri bukan mental negarawan sejati. mereka cenderung menyalahkan orang kecil. siapa suruh jadi pengemis? siapa suruh jadi pemulung? padahal tidak dapt dibantah dan dipertanyakan siapa suruh dilahirkan di keluarga pemulung. Nasib Tian dan Kakaknya sungguh malang.

getek sudah menepi. lagi-lagi aku mengeluarkan uang 500 perak ke dalam kaleng. menapaki seubuah dermaga kayu yang reot dan lapuk.

kaki kecilku melangkah lagi. menyusuri gang-gang yang sempit lagi. mencium bau got lagi dan merasakan hawa panas lagi. yah begitulah hidupku selama enam tahun di jakarta. terkadang aku berfikir bahwa hanya sebuah mimpi indah yang dapat membuat aku merasa bahagia. tetapi bukankah hidup tidak boleh banyak mengeluh? bukankah kita harus bersyukur menerima apa adanya? tetapi aku hanya bocah berumur 13 tahun. terlalu kecil untuk memahami paradoks kehidupan.  seharusnya aku suka bermain dan diberikan kasih sayang, tetapi mengapa aku memikirkan hal-hal aneh disekitarku?
aku belum mengeti bersyukur itu seperti apa? contohnya jika hidup sengara dalam kemiskinan lalu kita menerima dengan legowo hingga akhir khayat kita? atau jika kita bodoh dan kita menerima kebodohan kita sampai akhir kayat kita itukah bersyukur dan bersabar? menurutku bukan. sebuah kesengsaraan harus dilawan.

dari kejauhan aku masih bisa memandang Tian. gadis kecil yang menjadi pemulung bersama kakaknya. membantu orang tuanya yang juga memulung. seorang gadi seperti Tian seharunya kan sekolah TK? bermain dan merasakan kasih sayang orang tua. hemm tetapi itulah hdiup. sekali lagi kita Tian tidak bisa memilih untuk dilahirnkan di keluarga mana. hdupnya seperti tersesat di labirin raksasa. dan Tian harus berjuang mencari jalan keluar dari perangkap labirin raksasa itu.

Bersambung...

1 komentar:

  1. Casino | Dr.D.M.CD
    Casino in Atlantic City, New Jersey. Information and Reviews about the 계룡 출장샵 hotel, Casino 진주 출장샵 at Borgata Hotel Casino and Spa, including 여수 출장샵 address, telephone number,  Rating: 2.3 · 여주 출장안마 ‎1,299 광양 출장마사지 votes

    BalasHapus