Rabu, 15 Februari 2012

bertemu dan berpisah....

Pertemuan dan perpisahan dengan seseorang adalah hal yang biasa terjadi dalam hidup kita. terkadang kita lupa bahwa  hidup selalu dinamis dan kita berada di dalamnya. tidak baik jika kita merenungi terlalu jauh tentang perpisahan karena  bisa membawa kesedihan.

bertemu dan berpisah adalah hal yang bisasa. seperti halnya bertemu teman sehari-hari di kos atau di kampus. dan berpisah lagi untuk sesaat. jika perpisahaan terjadi dalam waktu yang lama dan telah terjadi ikatan emosional itulah yang memuat perasaan ini terasa sedih...

dulu aku pernah sesumbar. berpisah ya berpisah. nggak ketemu lagi  kalo ketemu  lagi ya syukur... tetapi perpisahan ada juga yang membawa kesediha. meskipun dalam agama berlarut-larut dalam kesedihan adalah hal yang dialarang. harus tegar dan ikhlas. 

pada tanggal 25  agustus 2012 di Gunungkidul, DIY aku mengalami hal tersebut.  unit 149 KKN PPM UGM pada pagi hari bergerak meninggalkan desa banyusoco menuju kampus UGM. KKN berakhir dengan sukses meskipun didalamnya sempat terjadi kemelut. aku di Sub unit dusun Klepu pada awalnya tidak sedih dan menangis seperti yang teman-teman alami. namun setelah tiba di Kos perasaan itu mulai muncul. rasa ridu dengan teman satu podokan, keluarga Bapak Yamto dan Masyarakat di sekitar Pondokan. Perasaan bersalah karena selama KKN selalu bermalas-malasan, tidur-tiduran dan tidak menjadi pemimpin yang mengayomi. sedih karena berpisah.

selama KKN (kuliah kerja nyata) aku bersama teman-teman menyususn program. program tersebut antara lain Menonton Film, Sosialisasi Bahaya Miras dan Narkoba, mengajari ibu-ibu membuat kontrak dagang dan mengajar pengajian. program pengajian anak-anak adalah yang sangat menohok diriku. bagaimana tidak yang mengajar dan yang diajar malahan pinteran yang diajar.  hafalan surat-surat pendek anak-anak dusun klepu sangat banyak dan lancar. nah aku? hal tersebeut yang memberikan inspirasi untuk terus belajar mengaji. masak mahasiswa kalah sama anak-anak?

balik lagi ke cerita awal tetang perpisahan. sekarang 14 Februari 2012

setelah pidah ke lantai 2 di kos pakdhe (awalnya di lantai 1 trus pindah ke lantai 3). kesepian mulai menyelimuti kehidupan ini. pertama adalah ketika beberapa teman satu angkatan yang sudah diwisuda. trus temen-kos juga beberapa ada yang dah wisuda. si doli (temen kos lantai 3) termasuk yang udah lulus. dia menawarkan lemari peninggalannya seharga 25 ribu rupah. yah lumayan juga sekalian menggantikan lemari kardus yang udah lama. heheheh tadi siang dia pamit ke teman2 kos yg lain.

aku selesai membaca novel hafalan solat delisa karya tere liye (2005). dalam novel tersebut aku banyak belajar tentang perpisahan dan perjumpaan. membayangkan berpisah dengan orang tua membuat kesedihan dan menagis. dalam novel  itu belajar untuk ikhlas tetang hidup membuat delisa lebih tegar. meskipun kakinya telah di amputasi. ada beberapa kemiripan kisah. membaca kisah itu aku teringat emak dan bapak di kampung. pesan emak adalah minta didoakan setiap selesai solat. seorang ibu memang tak terhingga jasanya. jika si desila ingin menunjukkan hafalan solatnya ke ibunya dan bu guru nur  aku ingin mempersembahkan kelulusanku (wisuda di gsp).

overall , hidup ini harus dijalani dengan semangat. kalo kata ananda (temen kuliah) lakukan semua dengan ikhlas dan niat ibadah. wanita yang satu ini selalu memberikan nasihat-nasihat yang menyejukkan jiwa. dari awal pertemuan pada 2008 sampe sekarang selalu memberikan masukan-masukan positif seperti "ikuti berbagai macam kegiatan dan kontributif", trus "lulus bukan dalam waktu yang singkat tetapi pada waktu yang tepat".

perpisahan bukanlah akhir dari segalanya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar