Minggu, 20 November 2011

Sepatu Usang

Hujan deras mengguyur tanpa menunjukkan tanda untuk berhenti. langit gelap disertai awan dan sesekali kilat menerangi awan di atas sana.  suara gemuruh dan gemericik air seolah memberi nuansa sunyi, sepi dan sedih.
aku mencoba melangkahkan kakiku. di kota pelajar berlari dan sesekali berhenti karena kebingungan di persimpangan jalan.  memasuki areal kampus tanpa payung dan berusaha melewati kanopi yang memayungi tubuh ini, namun cipratan air seolah memaksakan kehendak untuk membasahi semua bagian.
aku tertunduk dan melihat sepatu ini. sepatu yang senantiasa setia menemani keseharian. mungkin ia lelah dan bertanya kepada tuannya. mengapa harus memaksakan kehendak untuk menuntut ilmu? mengapa tidak mengistirahatkan diri ini dan menggunakan sandal jepit saja ke kampus ? aku tersenyum dan berupaya memahami apa yang ada dalam pikiranku. atau aku harus ke ahli jiwa untuk mengenali gejala stress karena berupaya memahami perasaan sepatu. apapun yang terjadi aku harus lekas masuk ke dalam kelas. sepatu ini basah dan tidak mengerti kondisi sebenarnya.  ahh.. lupakan dengan nasib sepatu ini. masa depanku lebih penting dan aku berusaha melakukan kebaikan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar