Minggu, 11 Desember 2011

8 desember 2011, aku...

Hujan menyambut pagi itu. yogyakarta 8 desember 2011. mata ini masih setengah terbuka, tetapi hati ini memaksa menuntun ke ruangan tamu. biasanya telah tersedia koran langganan.
rasanya ingin segera mengetahui berita hari ini. Hmmmmmm membolak-balikan halaman koran nasional yang lebar dan masih berbau.
ada sekelumit masalah yang terpampang di halaman koran nasional hari itu.
apalagi kalau bukan berita jembatan gantung 190 milyar kutai kartanegara yang runtuh, disusul berita
kasus korupsi, terpilihnya ketua KPK yang baru Abraham Samad, dan yang membuat ngeri sekaligus
sendu adalah tragedi pembunuhan.

keingintahuanku tertuju pada dua peristiwa yang membuat miris, peristiwa pembunuhan yang tentu saja bersuasana duka.
aku berusaha mendalaminya dengan memilih kolom itu untuk dibaca.
walaupun bukan berita utama dan tidak di taruh di halaman paling depan, nampaknya menggoda pikiranku.

seorang siswa SMA tewas karena di tikam di sebuah kafe di jakarta . kemudian ada lagi
mahasiswa universitas alAzhar Indonesia tewas di keroyok seniornya.

lagi-lagi aroma kekerasan. bukan motif ekonomi atupun dendam. hanya ego sesaat.

jika membaca latar belakang kejadiannya, bukanlah sesuatu yang serius dan besar.
bersenggolan dan rasa curiga. ataupun tuduhan atas pencurian helm usang.

namun semuanya berujung pada hilangnya nyawa sang pemuda. lagi-lagi persoalana sepele yang menyulut
emosi.rasa tidak simpatik berujung amarah yang sangat.

aku tertunduk dan berusaha memahami apa yang ada dalam pikiran mereka, segenap perasaannya, kondisi
dan semua penyebab yang mempengaruhi peristiwa tersebut. tentu saja rasa haru dan dendam yang ada pada keluarga korban.
seandainya kejadian itu menimpa saudaraku. apakah aku akan kuat menahan tangis? ah, tidak. tidak akan terjadi. mereka akan baik-baik saja disana, di jakarta. kakak dan adikku.
tetapi rasa amarah dan penyesalan yang hinggap pada diri pelaku.setidaknya  dapat dipetik,
ada hikmah dan pelajaran. bahwa hidup adalah perjalanan sesaat. banyak cobaan yang merintang dan harus dihadapi.


sudahlah, masing-masing diri kita memiliki masalah yang berbeda. setidaknya aku lebih beruntung dalam menjalani hidup ini.

akupun memikirkannya lagi. bukan beban, namun kewajiban. menyelesaikan kuliah untuk mendapatkan ijasah.
ijasah itu penting, walaupun bukan satu-satunya jaminan akan sukses kelak. aku tidak tahu jalan apa selain
melalui ijasah s1 dari universitas yang memiliki reputasi.  otakku tidak sepandai bill gate. tidak kreatif seperti penemu facebook entah siapa namanya, aku mencoba mengingatnya. cukup sulit untuk di ucapkan, Mark Zukkeberg kalau tidak salah tentunya. tubuhku tidak se ideal para eksekutif muda. yah, apapun itu aku berusaha menjadi cita-citaku , menjadi corporate lawyer.

mungkin harus berlatih untuk bersyukur. meskipun hati ini terkadang menyesali keadaan. kenapa? luka itu,  namun bukankah kisah cinta itu sudah
kulupakan?
lagi-lagi teringat dia. dia selalu ada dalam pikiranku. entah mengapa walaupun jelas-jelas dia menganggap diriku bukan levelnya. cukup perih memang.
rasa cinta ini cukup dalam. cukup dalam untuk sebuah  perkenalan yang singkat. ketika sama-sama menjalani tugas kepanitiaan di kampus. tugas yang cukup aneh dan belum pernah aku rasakan sebelumnya.
setidaknya dia telah memberikan wangi tubuhnya, senyum manisnya, dan memberikan sedikit kisah hidupnya.
walaupun kadang hati ini tercabik-cabik ketika dia dengan bangga menunjukkan pacarnya yang jauh disana kepada teman-temannya .
sudahlah...
biarkan semuanya mengalir. cinta itu berbeda tipis dengan benci. lebih baik jangan menghayal. lakukan yang terbaik untuk masa depan . toh, kata orang wanita itu jumlahnya melebihi laki-laki.
tetapi tetap saja hati ini tidak bisa berbohong. dia memang spesial, dan wah di mataku.
matanya, pipinya, dan yang terpenting sikapnya.

baiklah. kali ini aku harus optimis.

aku harus bergegas mandi pagi, berpakaian, sarapan dan meluncur ke kampus. tentunya disertai harapan semoga
kuliah hari ini lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar