Senin, 19 September 2011

Kesadaran Mahasiswa Sebagai Garda Terdepan Perubahan dan Sebagai Intelektual Muda dalam Mengatasi Permasalahan di Sekitar Lingkungannya

Sub tema : Kesadaran Mahasiswa akan potensinya guna membangun lingkungannya
(essay ini telah diikutsertakan dalam Annual Essay Competition UGM 2009)
Mahasiswa memiliki peran utama sebagai generasi penerus bangsa  yang terus menerus melakukan pergerakan-pergerakan yang mengarah kepada keadaan yang lebih baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa sejak masa politik etis pada masa penjajahan  kolonial belanda  sudah muncul gerakan-gerakan pelajar yang mempelopori Indonesia untuk merdeka.  Organisasi-organisasi pelajar tersebut diantaranya adalah  Perhimpunan Indonesia (1901) dan Indischevereeniging  (1908). Meskipun pelajar-pelajar tersebut merupakan hasil daripada perwujudan politik etis, tetapi cita-cita yang dibawa adalah cita-cita luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kearifan lokal dan berkepribadian bangsa Indonesia. hingga saat ini mahasiswa merupakan garda terdepan agen perubahan. Dapat dikatakan bahwa  para akademisi yang notabene adalah para pelajar atau mahasiswa selalu tampil mengawasi perputaran roda pemerintahan hingga memaksanya berjalan sesuai dengan rel  undang-undang dasar Negara republik indoesia 1945 dan tetap menahannya berada dalam alam demokrasi. Untuk menerapkan peran serta mahasiswa dalam kehidupan masyarakat diperlukan kesadaran mahasiswa mengenai potensi dirinya guna membangun lingkungannya. Nampaknya di era globalisasi ini mahasiswa cenderung meningkatkan potensi diri sendiri tanpa peduli dengan permasalahan di sekitanya. Hal ini sudah dapat dibuktikan dengan meningkatnya rasa eksklusifitas dan egoisme dikalangan mahasiswa saat ini. Banyak faktor yang menyebabkan  kesadaran mahasiswa akan perannya menurun tajam. Untuk itu marilah kita menggali fenomena yang terjadi dan menemukan solusi serta ide-ide untuk menyadarkan mahasiswa mengenai perannya dalam membangun lingkungannya. 

Mahasiswa, permasalahan dan solusi
Adanya problem yang dihadapi mahasiswa saat ini pasti juga ada penyelesaiannya. Dalam perkembangannya saat ini, para mahasiswa  menghadapi masalah multidimensional yang berlarut-larut sehingga menumpuk dan menjadikannya sampah di bumi pertiwi ini. Permasalahan tersebut diantaranya adalah menurunnya mental nasionalisme, kesenjangan sosial, degradasi moral, dan semakin sulitnya akses pendidikan. Menurunnya mental nasionalisme menyebabkan para generasi muda lebih cenderung untuk menjunjung kebudayaan dari luar negeri dari pada melestarikan kebudayaan lokal atau dalam negeri. Di kota-kota besar budaya konsumerisme menjadi bumerang bagi kondisi ekonomi Indonesia. Contohnya adalah ketika film-film holywood menjadi raja di bioskop-bioskop tanah air sementara kita hanya sebagai penonton saja apa yang akan kita dapatkan nantinya? Secara otomatis kreatifitas bangsa kita menjadi menurun dan akan mengakibatkan bangsa ini hanya menyukai suatu produk yang instan saja. Lalu dimana peran mahasiswa  sebagai garda terdepan agen perubahan? Memang terlalu mudah untuk mengucapkan cintailah  produk dalam negeri, jangan beli bajakan, dan tingkatkan kreativitas, tetapi di era globalisasi ini agaknya sulit untuk menjalankan seruan-seruan tersebut karena semua hal yang berbau komersial diserahkan kepada mekanisme pasar sehingga untuk mewujudkan rasa nasionalisme harus diarahkan kepada hal-hal positif yang lainnya diantaranya adalah dengan meningkatkan prestasi baik secara akademik maupun non akademik di lingkunan sendiri, ajang  nasional maupun internasional .

Prestasi akademik dan non akademik
Keberhasilan mahasiswa UGM dalam membuat prototype mobil SEMAR untuk berpartisipasi  dalam ajang perlombaan Shell eco-maraton 2010 di sirkuit sepang, Malaysia merupakan contoh nyata dari rasa nasionalisme dan  penerapan peran serta mahasiswa dalam pembangunan berkelanjutan. Melalui ajang-ajang perlombaan  dalam negeri maupun luar negeri diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme yang akan memacu mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat mengangkat nama bangsa Indonesia di tingkat internasional sehingga ide-ide lokal dapat dijadikan kebanggaan tersendiri.
Berlanjut ke masalah kedua yang dihadapi mahasiswa yaitu permasalahan kesenjangan sosial. Permasalahan ini menjadi fenomena unik karena mengakibatkan reaksi berantai yaitu mulai dari kriminalitas, urbanisasi,  hingga permasalahan stabilitas politik. Negara Indoneia adalah Negara yang sangat luas dan sangat kaya. Potensi Negara Indonesia dapat berasal dari alam (sumber daya alam) antara lain kehidupan hayati, dan mineral yang terpendam di dalam bumi serta berasal dari manusianya (sumber daya manusia). Sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia  maka sumber daya alam harus dikelola oleh sumber daya manusia yang handal dan bertanggung jawab.  siapa sumberdaya manusia yang handal yang dimaksud? Berdasarkan diagram piramida, kedudukan akademisi dan para ahli berada di area paling atas dan jumlahnya pun paling sedikit dibandingken level dibawahnya. Para ahli dan akademisi tersebut pada dasarnya berasal dari mahasiswa oleh karena itu mahasiswa diharapkan memiliki keahlian yang handal baik itu hard skill maupun soft skill yang dapat dijadikan modal untuk mengelola sumberdaya alam dan memeratakan kepada seluruh masyarakat.  Lalu ada apa dengan mahasiswa kita? Contoh konkrit mengapa Freeport sebagai tambang emas yang besar tidak memberikan keadilan dan malah meningkatkan kesenjangan? Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa peristiwa penembakan ataupun kerusuhan di tanah papua khususnya areal sekitar Freeport . Pengibaran bendara OPM bukanlah hal yang salah karena harus kita akui bahwa semua hasil kekayaan alam yang telah dikeruk tersentralisasi di Jakarta sementara daerah lainnya tidak dapat menikmatinya walaupun telah adanya otonomi daerah tetapi para pejabat daerah cenderung untuk mencari keuntungan sendiri-sendiri. Kejadian semacam itu memang menjadikan pelajaran bagi kita semua bahwa kemandirian bangsa memang diperlukan sehingga tidak perlu tergantung pada investor asing untuk mengelola sumber daya alam dikarenakan kita telah memiliki potensi manusia.

Daya saing mahasiswa yang mandiri
Lalu apa peran mahasiswa dalam mengatasi kesenjangan sosial dimasa globalisasi sekarang ini? Suatu sumbangan wacana yang diberikan  pada tulisan ini adalah dengan cara meningkatkan daya saing mahasiswa yang mandiri. Daya saing mahasiswa adalah keahlian yang dimiliki mahasiswa baik secara akademik maupun non akademik yang memiliki daya guna di dalam kehidupan masyarakat dan mampu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup orang banyak. Sementara itu pengertian mandiri disini adalah tidak tergantung atau bersandar pada keadaan yang ada sehinggga kreatifitas dan keberanian menjadi bagian dalam kemandirian. Contoh konkrit daripada pikiran diatas adalah dengan menerapkan pola pikir kewirausahawan. Sudah banyak contoh-contoh mahasiswa yang  berhasil membuka lapangan kerja yang berdampak  pada kondisi masyarakat disekitarnya. Kreatifitas dan keberanian mereka telah membawa perubahan besar bahwa tidak semua sarjana adalah pencari kerja, tetapi diharapkan para sarjana adalah pembuka lapangan kerja, seperta apa yang dikatakan oleh Rektor UGM bahwa mahasiswa tidak boleh cemas akan dirinya sendiri, tetapi cemas dengan apa yang terjadi disekitarnya sehingga diharapkan mahasiswa menjadi problem solver permasalahan yang ada disekitarnya atau paling tidak keberadaan mahasiswa menjadi penggerak ekonomi di sekitar kampus dan memberikan peluang usaha kepada masyarakat disekitarnya. 
Penanaman nilai-nilai luhur
    Permasalahan ketiga yang dihadapi mahasiswa adalah degradasi moral  nilai-nilai kepribadian bangsa. Apakah anda pernah mendengar istilah plagiarisme  dan istilah titip absen? Plagiarisme adalah perbuatan mencuri hasil karya orang lain unuk dipublikasikan sebagai karya sendiri. Titip absen adalah perbuatan untuk membohongi diri sendiri bahwa menganggap dirinya hadir dalam perkuliahan yang pada kenyataannya tidak. Plagiarisme dan titip absen adalah fenomena yang menandakan degradasi moral nilai-nilai kepribadian bangsa sehingga patut diperhatikan oleh seluruh kalangan termasuk mahasiswa. Mengapa demikian? mahasiswa seharusnya menjadi sosok yang idealis dan menjadi contoh dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kepribadian bangsa  yaitu kejujuran dan lapang dada, namun padatnya aktifitas mahasiswa maupun kemalasan membuat beberapa mahasiswa mengorbankan kejujurannya dan menjadikannya suatu kebiasaan yang lumrah sehingga penyakit tersebut menjalar kepada aspek-aspek kehidupan yang lain terutama mental calon pemimpin masa depan akan kesadaran untuk jujur. Jujur  adalah seuatu hal yang sangat eksklusif yang sangat sulit ditemukan di negeri ini . Hal tersebutlah mengapa Negara kita masih menempati peringat Negara terkorup diasia tenggara. Ketahuilah walaupun kejujuran merupakan sesuatu yang berat nemun demikian kejujuran lebih baik daripada kebohongan. Kesadaran mahasiswa sebagai agen perubahan tidak secara instan didapatkan. Ada beberapa fase yang harus dilewati oleh mahasiswa untuk menumbuhkan kesadaran dirinya sendiri. masa orientasi atau biasa disebut PPSMB (pengenalan dan pembelajaran sukses mahasiswa baru)  adalah masa yang paling tepat untuk menumbuhkan dan menyadarkan para mahasiswa mengenai permasalahan-permasalahan yang nantinya akan dihadapi dan tanggung jawab yang diemban. Penanaman mata kuliah etika profesi juga diharapkan mampu menyadarkan dan menciptakan mahasiswa yang jujur dan bertanggung jawab.

Totalitas sebagai mahasiswa
Diantara masalah-masalah diatas tadi masalah yang paling nyata untuk diatasi dan dihadapi mahasiswa adalah masalah pribadinya sendiri  antara lain permasalahan akademik yaitu semakin sulitnya akses pendidikan. Saat ini mahasiswa cenderung berkutat pada permasalahan pribadinya yaitu permasalahan akademik. Untuk mendapatkan gelar sarjana tidaklah mudah karena  ada faktor-faktor yang harus dihadapi antara lain ketekunan, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual , dan masalah finansial. Adanya batas masa kuliah dan mahalnya biaya studi menyebabkan mahasiswa harus fokus untuk menyelesaikan studinya sehingga terkesan bahwa mahasiswa cemas dengan masa depannya dan cenderung egoistik.  Totalitas sebagai mahasiswa sangat diperlukan yaitu mahasiswa sebagai akademisi, agen perubahan, dan problem solver, bukan mahasiswa sebagai pencari gelar, pencari kerja dan pencipta masalah. Tetapi dibalik itu semua ada peran utama yang diemban mahasiswa yaitu belajar  sesuai dengan nilai-nilai budaya dan keluhuran bangsa serta menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kadar ilmu yang masih kosong harus diisi penuh sehingga nantinya dapat di terapkan kedalam pembangunan masyarakat.  Sebagai generasi muda mahasiswa harus dapat membaur kedalam masyarakat dengan membawa nilai-nilai dan ilmu yang telah diraihnya. Mahasiswa harus menunjukan perannya tetapi tidak boleh berlebihan karena nantinya akan terkesan sok tahu, namun harus menerima keadaan masyarakat sekitar dengan mnjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan. Adanya organisasi-organisasi di dalam fakultas yang sering mengadakan kegiatan sosial maupun pendampingan kepada masyarakat merupakan contoh konkrit kesadaran dan kepedulian mahasiswa guna membangun lingkungannya. Program KKN (kuliah kerja nyata) yaitu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat  juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada di sekitar lingkungannya dan mahasiswa tidak berhadapan pada dosen dan buku-buku saja di kelas karena di dalam kurikulum telah dimasukan program-program lapangan yang sesuai dengan bidang keilmuan dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Contoh program KKN merupakan wujud kesadaran untuk membangun lingkungannya adalah  memberikan pengabdian kepada masyarakat secara nyata dan berguna baik pada masalah teknis dan sosial. Pembuatan alat pendeteksi longsor dan pengawasan terhadap peradilan di sekitar DIY menjadi contoh konkrit peran mahasiswa dalam membangun lingkungannya melalui program KKN meskipun hal tersebut tidak secara radikal dan permanen merubah kondisi seluruh lingkungan.

    Kesadaran mahasiswa memang diperlukan karena bagaimanapun sejak Indonesia berkomitmen untuk merdeka para pelajar atau mahasiswa memegang peran penting dalam mengkoordinasikan kekuatan-kekuatan yang ada untuk merubah kondisi yang belum baik menjadi kondisi yang lebih baik. Sebagai intelektual muda diharapkan mahasiswa membawa solusi-solusi atas masalah yang terjadi di sekitar lingkungannya. Diatas telah disebutkan contoh-contoh konkrit mengenai peran mahasiswa dalam membangun lingkunannya. Potensi-potensi yang dimiliki tidak hanya dinikmati sendiri tetapi juga berdampak pada masyarakat sekitar. Semoga tulisan ini memiliki makna yang dalam karena bagaimanapun tiada gading yang tak retak. Untuk para pemuda Indonesia satu kalimat kejarlah ilmu hingga ke negeri cina nampaknya menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi kita saat ini yaitu penuh semangat perjuangan dan kegigihan dalam mengarungi bahtera kehidupan. Disisi lain kita mengemban tugas yang tidak ringan karena status mahasiswa bukanlah status main-main karena diperlukan keaarifan dan nilai-nilai kepribadian bangsa yakni ketuhanan, kejujuran dan keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar