Biasanya pada waktu menjelang magrib, aku senang sekali memandangi langit. Pikiranku akan bergulat pada imajinasi tempat-tempat seperti syurga. Jika di dunia saja sudah indah seperti ini apalagi di surga? Surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Entah seperti apa.
Setelah magrib seolah suasana itu hilang. Keesokan harinya aku ingin merasakan waktu subuh menjelang pagi. Sudah dua tahun ini aku tidak merasakan. Ya, sekitar dua tahun aku terbangun paling pagi sekitar pukul 8. Itupun jika si Wisnu teman kamar kosku menggedor-gedor pintu kamarku. Heuheu, Ingin sekali bangun jam 5 pagi, tapi tidak bisa.
Pesan orang yang aku sayangi, Ibuku, untuk selalu bangun subuh. Tapi apa lacur. Setan seolah memelukku erat. Selama dua tahun ini belum pernah sekalipun berhasil bangun subuh.
Sampai sekarang aku masih suka waktu sore menjelang magrib. Entah?. Mungkin jika aku bisa bangun subuh dan bisa merasakan waktu subuh menjelang pagi aku akan jatuh cinta. Iya , Jatuh cintah waktu subuh menjelang pagi. Merasakan segarnya udara pagi, melihat segerombolan burung berangkat mencari makan, dan merasakan hangat sinar matahari pagi. Oh, Bukan sesuatu. Aku masih bukan sesuatu jika tidak merasakan saat-saat itu... masih bukan....