Alhamdulillah, akhirnya netbuk saya kembali normal. Saya bisa mengetik, browsing, dan lain sebagainya. Kemarin selama dua hari netbukku satu-satunya rusak. Sepertinya karena terjadi kegagalan sistem. Selama dua hari itu saya uring-uringan karena tidak bisa mengerjakan tugas kuliah. Deadline sudah menanti di depan mata. Hari sabtu dan Minggu semua tempat servise resmi tutup. Alhasil saya harus bersabar menunggu hingga hari senin (sekarang) untuk membawa ke tempat service. Sebenarnya kalo cuma urusan install ulang sih gampang. Pakai saja software wondows bajakan dan semua program aplikasi bajakan. Beres deh, data-duta juga bisa diselamatkan dengan memindahakn terlebih dahulu ke drive D. Jika di pikir-pikir sayang juga sih kalo netbuk yang awalnya terprogram windows starter asli lalu menggunakan yang bajakan. Kan sebagai mahasiswa hukum, saya mengerti dan menghargai copyright. Maka untuk menyelamatkan program wondows starter yang genuine saya harus mengunggu hingga senin ini. Syukur programnya masih bisa diselamatkan dengan mereset ulang. Si penservice tentunya yang mengerjakan semuanya.
Nah, sebenarnya saya masih bingung mau nulis apa sekarang. Jujur saja setelah perjalanan terakhir yang saya lakukan yakni seminggu yang lalu. Saya ke Jakarta dan Bekasi. Ada keperluan yang sangat urgent. pertama, bertemu keluarga, kedua bertemu dokter gigi, dan ketiga bertemu seseorang yang sepesial. yah, tidak ada yang ingin aku ceritakan dari perjalanan itu. Cukup melelahkan dan memakan waktu.
Tadi siang saya mendapat inspirasi untuk menulis masa kenakalan saya pas kecil. awalnya sih saya teringat masa kecil gara-gara membaca catatan di facebook mba Dita Widodo. catatan ait menceritakan tentang kelakuan seorang anak di panti asuhan. sedikit memberi komentar pada catatan itu dan dibalas mba Dita. lalu meulai tersirat mengapa kenakalanku pas waktu kecil tidak aku tulis saja ya. heheheh
Sangat panjang dan lebar tentunya cerita masa kecil itu.
Dulu pas duduk di sekolah dasar saya sangat nakal. saking nakalnya sempat saya tinggal kelas sekali. bahkan tidak ada anak yang mau berteman dengan saya. ini adalah kenayataan. di kelas saya tidak berkomunikasi, hanya diam saja. kelakuan saya aneh karena suka mengerjai teman-teman bahkan Bapak guru. Pernah suatu saat saya berkelahi di kelas. saya memukuli kawan saya hanya karena saya ditertawakan atau di ledek. Menulis dan menggambar? saya tidak bisa. Sekolah TK pun tidak. Langung SD kelas satu. Saya ingat waktu itu teman-teman saya pada naik kelas dua tetapi saya kok tidak ya? setelah naik kelas dua dan tiga pun masih nakal. suatu ketika juga saya mengerjai kepala sekolah. waktu itu ketika kepala sekolah masuk, saya bersembunyi di dalam lemari. kepala sekola mengacari-cari saya. hehehehe
ya, mungkin baru sebagian cerita ini. mungkin lain kali akan saya update dengan cerita yang lebih panjang. Mata ini tidak bisa diajak kompromi rupanya. Sudah ngantuk
Senin, 28 Mei 2012
Selasa, 15 Mei 2012
Diskusi Hari Senin, 14 mei 2012
14 mei 2012
ada sebuah sms dari teman yang masuk ke inbox hp saya. sms itu berupa ajakan Diskusi mengenai suatu peristiwa yang terjadi baru-baru ini di lingkungan kampus saya. peristiwa itu berupa larangan suatu acara diskusi dalam lingkungan kampus. diskusi mengenai buku yang dikarang oleh Irshad Manji dengan pembicara Irshad Manji pula. memang di media maya hal tersebut menjadi isu. publik memberi perhatian karena bagaimanapun suatu universitas harus memberi kemerdekaan berfikir melalui mimbar akademik dalam hal ini kegiatarn diskusi. universitas harus mengedepankan nilai-nilai ilmiah yang dibangun melalui diskusi. kenyataan berkehenak lain. pembatalan diskusi tidak terelakkan. adapaun beberapa kelompok dan pihak memang sudah menentang terselenggaranya acara Diskusi tersebut. terlepas dari Pro dan Kontra mengenai sosok Irshad Manji dan pemikirannya, saya menjadi ingin tahu. saya menyempatkan diri datang pada diskusi tersebut. kebetulan ada teman juga yang antusias.
sekitar pukul setengah empat sore saya menaiki anak tangga gedung ruang multimedia di kampus saya. saya menulis nama di meja registrasi lalu masuk ke ruangan. ternyata di dalam kursi sudah penuh. ada seorang yang keluar dan meninggalkan kursinya. dia mempersilahkan saya untuk menduduki kursinya. diskusi sudah berjalan dan saya langsung duduk, membuka tas mengambil note dan pulpen. memasang telinga dan tatapan tajam kepada para pembicara di depan mimbar. mencatat setiap point yang dilontarkan pembicara.
Pembicara pertama adalah Zaenal Abidin Bagir dari Center of religious and cross-Cultural Studies (CRCS). pada intinya beliau berpendapat bahwa kampus merupakan ajang menyalurkan gagasan dan pendapat. namun sekarang kampus dapat di kekang oleh seuatu yang sifatnya non akademik. karena telat hanya itu yang dapat aku tangkap. lalu pembicara kedua adalah Ari Dwipayana dari (Dosen Fisipol UGM). Ari mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tragedi. tipe ingatan publik yang pendek saat ini pasti akan melupakan hal ini. karena pelarang diskusi pernah terjadi pada masa lampau dan publik telah melupakannya. memang ada yang berpendapat bahwa sudahlah hal ini lebih baik tidak usah dipermasalahkan. Ari berpendapat bahwa hal ini bukan persoalan citra melainkan hal yang prinsipil. prinsip dalam hal kebebasan mimbar akademik (diskusi). Ari mengatakan bahwa dalam statuta UGM tahun 1977 tujuan universitas yaitu pengembangan Ilmu pengetahuan untuk mencapai kenyataan dan kebenaran yang universal untuk mencapai keberadaban. adapun untuk mencapai tujuan tesebut dibutuhkan tiga hal menurut beliau. tiga hal tersebut yaitu
1. Kebebasan Akademik
2. Kebebasan Mimbar
3. Kebebasan itu dilakukan untuk mencapai keberadaban manusia
beliau mengatakan bahwa jika kita tidak memiliki kebebasan dari ketiga yang disebutkan diatas, maka hal tesebut merupakan tragedi di dalam kampus kita.
saat ini pasca reformasi kebebasan berpendapat dan berkelompok dijamin oleh undang-undang dasar. situsai saat ini adalah ketika adanya suatu kelompok yang di salah satu sisi menggunakan kebebasan tersebut, tetapi disisi lain kelompok itu membunuh kebebasan itu sendiri.
sementara itu Dosen Fakultas Hukum UGM, Hasrul Halili mengatakan bahwa seharunsya kita tidak khawatir akan kemampuan filterisasi masyarakat kampus. beliau yakin bahwa warga kampus memiliki kecerdasan yang dapat menganalisa mana yang baik dan mana yang buruk. kita terlalu khawatir dengan doktrin ataupun paham baru yang menyusup. kita sendiri adalah kaum intelektual yang sudah siap berdiskusi mengenai buku Irshad manji. seharunya pihak universitas juga memberi keterangan resmi terkait pembatalan dan menyampaian maaf kepada tamu yang dibatalkan kedatngannya. beliau juga menambahkan bahwa kita tidak boleh memusuhi sesuatu yang belum dikenal.
lalu dari beberaa pihak yang pro dibatalkan diskusi tersebut adalah terkait kemaslahatan dan untuk menghindari kemudhorotan. selain alasan keamanan, bahwa sosok Irsham manji yang kontoversial karena beberapa media mengatakan bahwa dia adalah seorang yang memiliki penyakit jiwa lesbian. hal tersebut dikhawatirkan akan menulari masyarakat melalui pemikirannya. di lain pihak Paham yang akan dibawa dalam diskusi tersebut ada yang mengatakan akan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. selain alasan keamanan juga alasan norma dalam masyarakat. ditambakan lagi dari pihak yang mendukung pembatalan mengatakan bahwa kebebasan bukanlah sebebas-bebasnya tetapi masih ada batasnya. batasnya adalah kaidah agama dan sebagai seseorang yang mencintai kaum muslim sebaiknya bergerak mencegah diskusi tesebut.
bagaimanapun pelarang suatu diskusi adalah tragedi akademik. jika kita tidak setuju atas suatu paham, maka ada baiknya kita melawannya dengan cara yang bijak. jika paham tersebut berupa buku maka kita lawan dengan buku. kekerasan dan intervensi tidak akan menyelesaikan masalah. malahan akan menimbulakan permsalahan baru di kemudian hari.
Minggu, 13 Mei 2012
Perjalanan ke Pundak Sindoro (Part 3)
sabtu 5 mei 2012 pukul 18.00 Wib.
tenda dome berkapasitas empat orang telah berdiri. kabut tebal semakin menyelimuti gunung sumbing di sebelah timur. begitu juga dengan gunung sindoro yang sedang aku daki. aku yang berada di atas punggungnya. hujan rintik-rintik mulai turun. udara dingin semakin menusuk. menembus ke dalam pakaian lalu menusuk kulit ini. langit semakin gelap dengan mendungnya. sesekali tersirat kilatan disusul suara petir yang menggelegar lemah.
fisik yang lemah dan kehabisan tenaga membuat kami bertiga langsung tergeletak dan tepar di dalam tenda. aku langsung tidur di dalam tenda. dil uar tenda, hujan semakin deras. deras dan juga disertai angin yang kencang. aku menggelar matras, membuka sleeping bag dan memakan bekal. lilin aku nyalakan lilin. lilin itu aku taruh di teras tenda. pintu tenda tepat menghadap ke arah timur dimana gunung sumbing dengan gagahnya berdiri. dikelilingi kabut dan dinaungi lagit yang sangat luas. langit gelap dan mendung.
sebelum tidur, perut kami keronconggan. makan roti dan beberapa bekal. roti yang setengah membeku. air yang dingin seperti telah di masukkan ke dalam lemari es. kami bertiga mulai tidur di sleeping bag masing-masing.
awalnya tidur di dalam tenda berlangsung dengan tenang. namun seiring dengan hujan yang deras dan angin yang kencang disertai dengan petir. keadaan semakin mencekam. lalu tenda yang kami gunakan sedikit demi sedikit mulai bocor. derasnya hujan membuat aliran air melewati sela-sela bawah tenda. dan akhirnya genangan air mulai memenuhi tenda. pada waktu tengan malam kami bertiga baru menyadari bahwa semua perlengkapan basah semua. pakaian yang kami kenakan basah. sleeping bag kami basah dan juga matras yang kami gunakan basah. kami lalu berkumpul di tengah-tengah tenda. badan kami saling bersenderan. tubuh temanku Ali menggigil. begitu juga dengan Gilang. udara dingin mulai menusuk dalam tulang-tulagn kami. kepala kami mulai cenat-cenut. sakit flu sudah mulai menerpa tubuh kami. di luar angin makin kencang. lilin yang tadi aku nyalakan sudah mati terkena hembusan air hujan. kilatan dan suara petis saling bersautan. kami bertiga hanya bisa berdoa dan melafalkan kebesarannya. terkena badai di atas 3000 meter diatas permukaan laut. tidak ada siap-siapa. hanya ada kami bertiga. tenda bocor dan semua yang kami kenakan basah kuyup. kami hanya bsia berdoa. sampai pagi esok tiba.
akhirnya karena kelelahan kami tertidur. meskipun dengan sleeping bag yang basah kami seperti saling berpelukan. saling menghangatkan. kami bertiga tertidur.
6 mei 2012, pukul 06.00 wib
udara pagi dingin sangat menyengat. angin utara membawa gumpalan awan menyelimuti gunung sumbing di sebeleh timur. tetapi sunrise berwarna orange terlihat. aku menyalakan lilin di dalam tenda. lalu mengajak emanku Ali dan Gilang untuk sarapan pagi. lalu aku manyalakan Handphone. kebetulan ada sinyal sedikit. aku menghubungi Nusa di tenda bawah. koordinasi tim untuk memutuskan apakah perjalanan menuju punjak akan di lanjutkan. semalam tubuh kami telah di ombang-ambing badai. menyurutkan mental untuk melanjutkan pendakian. lalu setelah berkoordinasi kami meutuskan untuk melanjutkan hari ini. sarapan, menaiki puncak sekitar 500 meter lagi. lalu sekitar pukul 10 menyelesaikan pendakian. turun kebawah dan berharap jam 5 sampai basecamp. itulah plan kami hari ini.
perjalanan menakluki puncak gunung sindoro kami mulai lagi. dari pos 3 skitar 500 meter menuju puncak. pagi ini cuaca cerah. rasa optimis dan keyakinan kuat sebagai bekal utama. meskipun pada malam harinya hujan badai telah mengomabgn-ambing fisik dan mental. Allah punya rencana indah. hari ini, pagi ini cuaca cerah. kami berenam meulai mendaki. tanpa tas carrier, dan hanya membawa jas hujan dan minuman.
langkah demi langkah kami lalui. batu-batu besar dan rintangan serta tebing yang curam menyambut kami. dengan susah payah kami melewati rintangan itu. dari kejauhan sudah terlihat pucak gunung sindoro. aku adalah orang yang paling belakang. jujur saja fisikku sudah drop. aku sudah tidak kuat lagi. puncak gunung yang tersa sangat dekat di depan mata seolah menambah memotivasi diri ini. padang sabana dan padang rumbut yang hijau sangat indah. bebatuan besar juga sangat indah. memang ada beberapa sampah di puncak dan beberapa coretan cat.
aku sering tertipu oleh puncak bayangan. seolah apa yang aku lihat adalah puncak tertinggi. setelah aku mendaki ternyata masih ada uncak lagi. egitu terus menerus sampai akhirnya sampai puncak betulan. sempat beberapa kali tubuhku yang sudah lemah menyerah. menyerah dengna keadaan. ingin rasanya cepat-cepat pulang. merasakan empuknya bantal dan guling di kamar kos. merasakan enaknya kasur di kamar kos. nikmatnya telur dadar dengan nasih putih yang hangat. minuman jus atau teh hangat.
beberapa teman-teman sering memberi motovasi. seperti si Nusa yang berteriak-teriak memberi tahu bahwa pucak sudah dekat. puncak gunung ini sudah tinggal satu telikungan lagi. aku yang beberapa kali putus asa seperti termotivasi dengan panggilan teman-taman yang sudah mencapai puncak. cuaca pagi ini sekitar pukul 9 pagi sangat cerah. di arah timur terlihat dengan gagahnya gunung Sumbing, gunung slamet dan gunung merbabu. rasanya manusia kecil sekali. tidak ada apa-apanya. manusia bagaikan semut di bawah sana. terlihat juga kota temanggung dan kota wonosobo dibawah sana. hamparan ladang dan hamparan rumah-rumah penduduk seperti sarang-sarang semut. cuaca tersenyum kepada kami. terik matahari tidak terasa dikulit kami. hanya rasa dingin yang aku rasakan.
akhirnya moment itu tiba. saat-saat kakiku pertama kali menginjakkan kaki di puncak gunung. saat mata ini bisa memandang jauh ke bawah. melihat ke arah horizon ke arah timur dan keatas. melihat matahari terbit yang masih malu-malu tertutup awan pagi. gumpalan awan yang berada di bawah kami. aku berada di ketinggian sekitar 3200 meter diatas permukaan laut. sungguh aku tidak bisa membayangkan kekuatan pencta alam semesta ini. gunung ini, padang rumput itu, lembah belerang, bunga-bunga abadi dan edelweis. sekali lagi aku dipuncak adan hanya bisa takjub. semua terbayar sudah. keinginanku untuk turun kembali di pertentahan jalan. ketakutan pada malam badai yang menjatuhkan mental kami berenam.
tidak lengkap rasanya jika keberadaanku di pucak gunung tidak diabadikan. dengan memegang bendera merah putih yang berkibar aku berfoto. aku bergaya di atas sebuah batu. tidak terasa rasa lelah, putus asa berganti menjadi sebuah rasa takjub dan bangga. setelah satu jam di puncak Sindoro aku memutuskan untuk turun telebih dahulu. mencoba beristirahat di tenda. lalu yang lainnya menyusul. membongkar tenda. makan bekal logistik, buah-buahan dan minum air sebanyak mungkin. semua bekal yang tidak perlu kami habiskan. aku hanya menyisahkan tiga batang coklat dan satu setengah liter air untuk perjalanan turun. perjalanan turun gunung memang lebih cepat dan lebih mudah. dengan tas carrier di punggung kami berenam menuruni gunung ini. seolah kami telah berdamai dengan rasa takut. kami ingin kembali pulang. menyusuri padang sabana, ,menuruni hutan-hutan lebat, hutan cemara, dan menuruni hladang. beberapa kali kami beristirahat. hujan menmabbut kami saat mencapati hutan di bawah. lalu hujan kembali reada saat kami berada di kaki bukit. di tenga-tengah ladang tembakau, ladang kentang dan ladang sayur-sayuran.
perjalanan kali ini memberikan warna tersendiri buatku. bahwa aku sendiri bertanggung jawab atas nyawaku sendiri dan nyawa teman-teman. memupuk kerjasama dan kesetiakawanan. mengerti bagaimana sebuah pengorbanan. aku jadi semakin dewasa dan lebih menghargai hidup ini. menghargai diri sendiri. bersyukur atas karuniaNya.
Kamis, 10 Mei 2012
Perjalanan Ke Sindoro (Part 2)
setelah memastikan semua perlengkapa hiking lengkap. aku berlima meluncur ke arah magelang. menjemput salah satu teman kami yakni Nusa yang telah lama menunggu di rumahnya. sesampainya di rumah Nusa, kami jadi berenam dan beristirahat sejenak unuk menudian menuju temanggung. butuh waktu sekitar tiga jam perjalanan. kami tiba di basecamp pendakian gunung Sindoro jam 21.00. lalu satu setelah memasukkan kendaraan di dalam basecamp, kami malakukan registrasi pendakian dan membayar biaya administrasi. awalnya sebelum mencapai basecamp kami sempat tersesat menuju arah wonosobo. kemudian setelah bertanya kepada warga setempat akirnya kami sampai di basecamp. di basecamp terdapat sekitar tiga regu pendakian. secara sekilas nampaknya mereka sudah profesional. tidak seperti saya yang baru pertama kali mendaki gunung.
kami istirahat sekitar satu jam. solat isya dan makan. ada kejadian unik saat kami membeli bekal di sebuah kota temanggung. aku, ali, gilang dan jimy membeli ayam bakar seharga 8 ribu rupiah. kami kira harga itu sudah termasuk nasi. ternyata eh ternyata setelah di buka bungkusan plastiknya hanya terdapat ayambakar saja. harga tersebut belum termasuk nasi putih. praktis waktu setelah sampai di basecamp rencana untuk makan malam jadi tertuda, padahal perut sudah keroncongan. ali dan jimy langsung keluar basecamp mencari nasi putih.
setelah selesai makan, istirahat dan solat. tiba saatnya untuk melakukan pendakian. si gilang menggambar peta dan route plus segala macam petunjuk pos pemberhentian. lalu satu persatu kami memikul tas carrier masing-masing. setiap tangan kami sudah siap dengan alat peneranga. tasku sangat beras sekitar 40 kg. lalu kami melakukan brefing dan berdoa.
masing-masing kami sudah menggenggam senter. hari jumat sekitar pukul 22.30 wib. kami memulai pendakian. melewati rumah-rumah penduduk ke arah barat. kaki kami menjajaki jalan setapak berbatu. jalan lurus ke arah barat. di sisi kanan dan kiri dipenuhi perkebunan sayur-sayuran kentang, lobak, dan tembakau. lalu di pinggir jalan terdapat beberapa pohon cemara kecil yang menjulang lurus ke atas. perjalanan ini di terangi oleh sinar rembulan. bulan yang tanpa malu-malu menunjukkan seluruh tubuhnya. cahayanya sangat idah dan cukup terang. sehingga tanpa alat penerangan kami masih bisa melihat. cahaya bulan menyinari daun-daun pohon kubis di kebun. menyinari pohon-pohon cemara dan jalan berbatu yang kami lalui.
tidak terasa jalan semakin menanjak. belum apa-apa badan kami sudah pegal-pegal. terutama betis dan punggung. kami berhenti setiap jalan tiga ratus meter. sambil diiringi canta tawa.
tidak terasa jalan semakin menanjak. belum apa-apa badan kami sudah pegal-pegal. terutama betis dan punggung. kami berhenti setiap jalan tiga ratus meter. sambil diiringi canta tawa.
akhirnya jalan setapak berbatu telah kami lalui. lalu mulailah mamasuki areal hutan. jalan semakin menanjak dan curam. semakin sempit dengan jejak tanah dan rerumputan. kami memasuki hutan. penerangan senter sangat diperlukan disiini. salah langkah bisa-bisa terpeleset. rupanya badan inibelum terbiasa. satu jam perjalanan aku sudah meghabiskan satu botol sedang aqua.
Seskitar pukul 4 dini hari kami memutuskan untuk membangun tenda di pos 2. kebetulan ada area ang cukup luas untuk membangun dua tenda. tanah lapang ini dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang. semak belukar dan beberapa pohon tumbang yang kami jadikan sebagai tempat menjemur pakaian. kami berenam mendirikan dua tenda dome. kami beristirahat di dalam tenda menggunakan matras dan sleeping bag. aku mengeluarkan makanan kecil dan buah-buahan. mungkin makanan itu bisa untuk mengganjal perut dan memulihkna tenaga esok hari.
Sabtu 5 mei, pukul 10.00 wib
kami sarapan dengan bekal mie instan, telur dan kentang. si gilang masih menyimpan nasi dan ayam tadi malam. aneh, nasi dan ayam lebih dari 12 jam kok belum basi ya. apa mungkin suhu yang dingin memperlambat proses pembusukan. aku membuat mie intan, kentang, dan telur yang telah di rebus dari kos.
lalu dari semak-semak muncul tiga prang pendaki lain. mereka adalah pendakai yang semalam tidur di bascamp dan berangkat sekitar jam enam pagi tadi. dari apparel yang digunakan mereka adalah pendakai yang sudah profesional. mereka terlihat masih segar bugar dan siap menyalip kami. sesama pendaki kami saling tegur sapa. saling memberi motivasi dan informasi penting. terutama tentang jalur tracking dan masalah cuaca.
lalu sejam kemudian kami membereskan peralatan dan tenda. kami sudah siap dengan carrier di punggung. kami memulai pendakian. pandakain yang panjang. pendakian yang masih memunculkan misteri. hingga terjadi sesuatu di depan.
pendakaina semakin lama semakin sulit. areal track hutan yang meprupan jalur tanah dan reruputan sudah berganti dengan areal berbatu dan berilalang. tidak ada lagi pelindung pohon-pohon cemara dan pohon jenis lainnya. yang ada hanya ilalang dan pohon perdu. sehingga sengatan matahari sangat tersasa meskipun udara sangat dingin. kami beristirahat di beberapa titik. pendakain ini sagat sulit dan curam. meskipn beberapa pendakai menilai bahwa track ini cocok untuk para pemula. kami beristirahat beerapa kali. si Gilang yang orangnya konyol mencoba memakan biji-bijian. dia memetik suatu biji dari sebuah pohon. kami yang kecapean hanya bisa menyaksikan tingkah lakunya. saat dia mengunyah biji-bijian tersebut. dia bereaksi. ternggorokannya terasa pedas dan kering. mulunty beberapa kali meludah dan merasa kepedesan. memang ada-ada saja. heheheh
target pendakian hari ini adalah pos 3. kami menargetkan sampai di pos 3 pukul 4 sore. lalu seteleah jalan yang terjal dan beberapakali beristirahat akhirnya kami sampai di pos 3. mungin yang ada di bayanganku sebelumnya yang namanya pos adalah bernetuks usatu bangunan. namun bayangan itu salah, teranyata pos di gunung sidnoro merupakan tanah datar yang cukup luas untuk membangaun tenda. pos 3 sangat luas. di atas ketinggian sekitar 2200 meter diatas permukaan laut. artinya sekitar 1000 meter dari puncak. kami memutuskan beristirahat di p0s ini. terlihat bebrapa tenda di pos ini. matahari yang terik membuatku khawatir. takut kulitku terbakar seperti yang pernah di alami leh gilang dan indra waktu pendakian sebelumnya. lalu takut kulitnku terbakar, aku segera membuka carrier dan memngabil sun lotion Mustela. wajah, leher dan lengan aku olesi dnegan sun lotion agar tidak terbakar. udara di atas memang sangat dingin dan paparan sinar matahari tidak terasa di kulit , tetapi efeknya akan terasa setelah turun dari pendakian. biasanya wajah akan memerah, perih dan kulit akan mengelupas.
setelah beristirahat cukup lama di pos 3 kami memutuskan untuk tracking. cuaca dan tenaga masih memungkinkan kami untuk terus mendaki. rupanya jalan sangat terjal dan berbatu. setelah beberapa saat mendaki kabt telal mulai menyelimuti gunung. hujan rintik-rintik mulai turun. kami meutuskan berhenti dan membangun tenda. kebetulan ada areal datar yang cukup untuk membuat satu tenda. setelah tenda selesai di bangun kami berenam masuk tenda dome. tenda kami jejali eanam orang padahal kapasitas maskimal adalah empat orang. lalu semua tas dan perlengkapan kami masukkan ke dalam. hujan samakin lama semakin deras. angin juga semakin kencang. ada kebocoran di sana-sini tenda. suara petir mengelagar di sana sini. kilatan cahaya halilintar membuat mulit kami mengucapkan tasbih dan takbir. sekitar satu jam hujan turun deras. waktu sudah sekitar jam lima sore. lalu aku dan gilang memutuskan naik ke atas untuk mencari lapak mendirikan tenda. akhirnya sekitar 30 meter di atas ada tanah laang yang cukup untuk membuat satu tenda lagi. lalu kami mendirikan tenda yang nantinya aku huni bertiga. aku, Gilang dan Ali. tenda dome ini akan menjadi tempat bermalam bagi kami. hujan turun lagi. kami mengambil carrier dari tenda bawah. lalu kami bertiga mulai bermamal di tenda atas. hujan semakin lebat. dan sepertinya malam ini akan menjadi malam yang mencekam. malam yang sangatmengerikan. antara ketakutan, kedinginan, dan atara hidup dan mati.
bersambung....
lalu dari semak-semak muncul tiga prang pendaki lain. mereka adalah pendakai yang semalam tidur di bascamp dan berangkat sekitar jam enam pagi tadi. dari apparel yang digunakan mereka adalah pendakai yang sudah profesional. mereka terlihat masih segar bugar dan siap menyalip kami. sesama pendaki kami saling tegur sapa. saling memberi motivasi dan informasi penting. terutama tentang jalur tracking dan masalah cuaca.
lalu sejam kemudian kami membereskan peralatan dan tenda. kami sudah siap dengan carrier di punggung. kami memulai pendakian. pandakain yang panjang. pendakian yang masih memunculkan misteri. hingga terjadi sesuatu di depan.
pendakaina semakin lama semakin sulit. areal track hutan yang meprupan jalur tanah dan reruputan sudah berganti dengan areal berbatu dan berilalang. tidak ada lagi pelindung pohon-pohon cemara dan pohon jenis lainnya. yang ada hanya ilalang dan pohon perdu. sehingga sengatan matahari sangat tersasa meskipun udara sangat dingin. kami beristirahat di beberapa titik. pendakain ini sagat sulit dan curam. meskipn beberapa pendakai menilai bahwa track ini cocok untuk para pemula. kami beristirahat beerapa kali. si Gilang yang orangnya konyol mencoba memakan biji-bijian. dia memetik suatu biji dari sebuah pohon. kami yang kecapean hanya bisa menyaksikan tingkah lakunya. saat dia mengunyah biji-bijian tersebut. dia bereaksi. ternggorokannya terasa pedas dan kering. mulunty beberapa kali meludah dan merasa kepedesan. memang ada-ada saja. heheheh
target pendakian hari ini adalah pos 3. kami menargetkan sampai di pos 3 pukul 4 sore. lalu seteleah jalan yang terjal dan beberapakali beristirahat akhirnya kami sampai di pos 3. mungin yang ada di bayanganku sebelumnya yang namanya pos adalah bernetuks usatu bangunan. namun bayangan itu salah, teranyata pos di gunung sidnoro merupakan tanah datar yang cukup luas untuk membangaun tenda. pos 3 sangat luas. di atas ketinggian sekitar 2200 meter diatas permukaan laut. artinya sekitar 1000 meter dari puncak. kami memutuskan beristirahat di p0s ini. terlihat bebrapa tenda di pos ini. matahari yang terik membuatku khawatir. takut kulitku terbakar seperti yang pernah di alami leh gilang dan indra waktu pendakian sebelumnya. lalu takut kulitnku terbakar, aku segera membuka carrier dan memngabil sun lotion Mustela. wajah, leher dan lengan aku olesi dnegan sun lotion agar tidak terbakar. udara di atas memang sangat dingin dan paparan sinar matahari tidak terasa di kulit , tetapi efeknya akan terasa setelah turun dari pendakian. biasanya wajah akan memerah, perih dan kulit akan mengelupas.
setelah beristirahat cukup lama di pos 3 kami memutuskan untuk tracking. cuaca dan tenaga masih memungkinkan kami untuk terus mendaki. rupanya jalan sangat terjal dan berbatu. setelah beberapa saat mendaki kabt telal mulai menyelimuti gunung. hujan rintik-rintik mulai turun. kami meutuskan berhenti dan membangun tenda. kebetulan ada areal datar yang cukup untuk membuat satu tenda. setelah tenda selesai di bangun kami berenam masuk tenda dome. tenda kami jejali eanam orang padahal kapasitas maskimal adalah empat orang. lalu semua tas dan perlengkapan kami masukkan ke dalam. hujan samakin lama semakin deras. angin juga semakin kencang. ada kebocoran di sana-sini tenda. suara petir mengelagar di sana sini. kilatan cahaya halilintar membuat mulit kami mengucapkan tasbih dan takbir. sekitar satu jam hujan turun deras. waktu sudah sekitar jam lima sore. lalu aku dan gilang memutuskan naik ke atas untuk mencari lapak mendirikan tenda. akhirnya sekitar 30 meter di atas ada tanah laang yang cukup untuk membuat satu tenda lagi. lalu kami mendirikan tenda yang nantinya aku huni bertiga. aku, Gilang dan Ali. tenda dome ini akan menjadi tempat bermalam bagi kami. hujan turun lagi. kami mengambil carrier dari tenda bawah. lalu kami bertiga mulai bermamal di tenda atas. hujan semakin lebat. dan sepertinya malam ini akan menjadi malam yang mencekam. malam yang sangatmengerikan. antara ketakutan, kedinginan, dan atara hidup dan mati.
bersambung....
Kamis, 03 Mei 2012
Perjalanan ke Sindoro (Part 1)
Jumat 4 mei 2012...
Sejenak aku ingin menghilang dari keramaian ini. ku ingin melupakan kepenatan ini. meskipun aku mengerti, tertawaan mereka tidak ada artinya dan tidak akan membunuh semangatku dan keteguhan hatiku. aku akan mendaki sebuah gunung kecil di tengah pulau jawa. gunung sindoro. ini akan menjadi pertama kalinya aku mendaki gunung. dulu aku hanya bisa bermimpi menjadi seperti mahasiwa pecinta alam.
semua peralatan aku pinjam dari teman-teman yang aku kenal. respon mereka positif. tas carrier ku pinjam dari teman seangkatanku 2008, Suaifa, dia anggota Majestic 55 (pecinta alam fakultas hukum ugm). sepatu, Ttrampontina, sleeping bag, karpet, aku pinjam dari Fathul ulum, dia adalah ketua IMM UGM dan anggota Mapala Gama. lalu jaket parasut ku pinjam dari Antok, pengurus Kammi. kebaikan mereka akan menjadi sesuatu hal yang tidak akan pernah aku lupakan. mereka tulus membantu.
wahyudi membantuku memasukkan segala keperluan ki carrier. lumayan beratnya sekitar 40 kg. mengeingat-ingat segala transfer pengalaman dan pengetahuannya tentang hiking.
segala perbekalan konsumsi sudah aku siapkan. Air, telur rebus, kentang rebus, buah-buahan, susu, coklat, dan lain sebagainya. teramsuk tisu basah antibakteri untuk keperluan pulp.
keberangkatan akan ku mulai setelah sola tjumat nanti. aku berenam bersama Indra Rukma, Gilang Pamungkas, Nusa R tirta, Ali akbar dan temannya Indra.
tidak lupa pagi ini aku menghubungi Ibu untuk meminta restu. mula-mula aku berbicara tentang kabar, lalu menceritakan progres tugas akhirku. berbicara hal-hal yang ringan hingga tidak terasa sudah 20 menit aku mendengarkan nasihat Ibu. akhirnya aku mengungkapkan niat untuk mendaki gunung selama dua hari dan respon Ibu langsung Shock . dengan nada yang meledak-ledak, ibu agak khawatir dan dengan keras melarang niatku. kemarin ada yang hilang di Gunung, juga banyak orang yang tewas di gunung. aku pasrah, karena bagaimanapun aku tidak bisa melanggar ucapannya. lalu aku berusaha melobi Ibu. awalnya aku mendengarkan semua ucapannya. setelah perbincangan sudah kembali kondusif dan mereda aku mulai mebujuknya. merayu dan meyakinkan bahwa gunung yang akan aku naiki hanya bernentuk gundukan bukit. kecil dan landai. hanya berjarak beberapa kilometer dari kota, bukan gunung merapi dan tidak berhutan. meskipun aku tahu sebenarnya yang namanya gunung, munjulang tinggi dan menyimpan segala bahaya. aku berjanji akan pulang dengan selamat. untuk Ibu, juga untuk seorang yang aku sayangi...
aku tidak ingin monoton menjalani hidup ini. aku tidak ingin jenuh. biarkan, aku ingin bertualang. mencari keindahan dan belajar dari alam. aku ingin menjadi dewasa. belajar dewasa dari alam...
dan akhirnya Ibu luluh, merestui niatku. mungkin Ibu tidak bisa membayangkan seperti apa naik gunung. peralatan apa yang aku bawa dan resiko apa yang akan aku hadapi. agak berlebihan memang, tetapi inilah aku.
saat menulis ini, aku sedang menunggu kentang dan telur yang sedang ku rebus. buat bekal nanti. aku berusaha agar seminimal mungkin mengkonsumsi mie Instan.
sudah sampai di sini dulu tulisanku.... nanti setelah dari perjalanan akan aku ceritakan semuanya... tentang gunung, tentang KebesaranNya, tentang keindahan....
Sejenak aku ingin menghilang dari keramaian ini. ku ingin melupakan kepenatan ini. meskipun aku mengerti, tertawaan mereka tidak ada artinya dan tidak akan membunuh semangatku dan keteguhan hatiku. aku akan mendaki sebuah gunung kecil di tengah pulau jawa. gunung sindoro. ini akan menjadi pertama kalinya aku mendaki gunung. dulu aku hanya bisa bermimpi menjadi seperti mahasiwa pecinta alam.
semua peralatan aku pinjam dari teman-teman yang aku kenal. respon mereka positif. tas carrier ku pinjam dari teman seangkatanku 2008, Suaifa, dia anggota Majestic 55 (pecinta alam fakultas hukum ugm). sepatu, Ttrampontina, sleeping bag, karpet, aku pinjam dari Fathul ulum, dia adalah ketua IMM UGM dan anggota Mapala Gama. lalu jaket parasut ku pinjam dari Antok, pengurus Kammi. kebaikan mereka akan menjadi sesuatu hal yang tidak akan pernah aku lupakan. mereka tulus membantu.
wahyudi membantuku memasukkan segala keperluan ki carrier. lumayan beratnya sekitar 40 kg. mengeingat-ingat segala transfer pengalaman dan pengetahuannya tentang hiking.
segala perbekalan konsumsi sudah aku siapkan. Air, telur rebus, kentang rebus, buah-buahan, susu, coklat, dan lain sebagainya. teramsuk tisu basah antibakteri untuk keperluan pulp.
keberangkatan akan ku mulai setelah sola tjumat nanti. aku berenam bersama Indra Rukma, Gilang Pamungkas, Nusa R tirta, Ali akbar dan temannya Indra.
tidak lupa pagi ini aku menghubungi Ibu untuk meminta restu. mula-mula aku berbicara tentang kabar, lalu menceritakan progres tugas akhirku. berbicara hal-hal yang ringan hingga tidak terasa sudah 20 menit aku mendengarkan nasihat Ibu. akhirnya aku mengungkapkan niat untuk mendaki gunung selama dua hari dan respon Ibu langsung Shock . dengan nada yang meledak-ledak, ibu agak khawatir dan dengan keras melarang niatku. kemarin ada yang hilang di Gunung, juga banyak orang yang tewas di gunung. aku pasrah, karena bagaimanapun aku tidak bisa melanggar ucapannya. lalu aku berusaha melobi Ibu. awalnya aku mendengarkan semua ucapannya. setelah perbincangan sudah kembali kondusif dan mereda aku mulai mebujuknya. merayu dan meyakinkan bahwa gunung yang akan aku naiki hanya bernentuk gundukan bukit. kecil dan landai. hanya berjarak beberapa kilometer dari kota, bukan gunung merapi dan tidak berhutan. meskipun aku tahu sebenarnya yang namanya gunung, munjulang tinggi dan menyimpan segala bahaya. aku berjanji akan pulang dengan selamat. untuk Ibu, juga untuk seorang yang aku sayangi...
aku tidak ingin monoton menjalani hidup ini. aku tidak ingin jenuh. biarkan, aku ingin bertualang. mencari keindahan dan belajar dari alam. aku ingin menjadi dewasa. belajar dewasa dari alam...
dan akhirnya Ibu luluh, merestui niatku. mungkin Ibu tidak bisa membayangkan seperti apa naik gunung. peralatan apa yang aku bawa dan resiko apa yang akan aku hadapi. agak berlebihan memang, tetapi inilah aku.
saat menulis ini, aku sedang menunggu kentang dan telur yang sedang ku rebus. buat bekal nanti. aku berusaha agar seminimal mungkin mengkonsumsi mie Instan.
sudah sampai di sini dulu tulisanku.... nanti setelah dari perjalanan akan aku ceritakan semuanya... tentang gunung, tentang KebesaranNya, tentang keindahan....
Langganan:
Postingan (Atom)