BAB !!
Paginya
13 april 2011
Mereka berempat bangun dari tidur lelapnya. Indra, ayub dan gatot pulang ke kos masing-masing. Bersiap-siap untuk kuliah. “Ketemuan di kampus ya”, itulah kata-kata terakhir diantara mereka.
Hanya gilang sendiri. Seperti biasa apa yang dia lakukan sehari-hari. Ia bersiap untuk bergegas berangkat kuliah. Mengambil kunci motor dan turun ke bawah melewati tangga. Namun ia merasa ada yang janggal . ia mencium aroma kembang tujuh rupa yang biasanya ada di kuburan. Sejenak bulu kuduknya merinding. Ia masih terngiang-ngiang cerita mengeni dua tahun yang lalu di kamar tersebut.
Namun ia tidak peduli, jam tangannya menunjukkan pukul sembilan. Kelas mungkin sudah dimulai. Jika lewat lima belas menit ia tidak bisa mamasuki kelas. Ia langsung menaiki motor dan menarik gas sekuat mungkin demi mencapai kampus yang hanya berjarak sepuluh menit dari kosnya.
Gilang Sampai di parkiran kampus. Ia telat duabelas menit, tetapi ia yakin sang Dosen pasti dapat mentolelir keterlambatannya. Ia membuka pintu kelas disertai anggukan kepala sebagai rasa hormat kepada sang Dosen. Sang Dosen yang berkacamata dan berkumis tebal membalas anggukan itu. Sambil terus melanjutkan penjelasan kepada mahasiswa didpeannya terhadap slide-slide didepannya.
Gilang bergegas mencari tempat duduk paling belakang. Di kelas seperti biasa ia duduk di samping Iren. Selalu paling belakang kelas. Selama proses perkuliahan berlangsung Ia masih penasaran tentang hantu maupun arwah penasaran. Ia mencoba bertannya kepada Iren. Gadis cantik asal bali. Irene Selalu berpenampilan kasual dan sederhana namun orang yang melihatnya pasti akan menilai ia bukan berasal dari keluarga kelas menengah kebawah. Gaya busanaya Celana jins dan kaos serta sepatu slop berwarna putih dan tas hitang selalu diselempangkan di punggungnya.
Gilang menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan buku dan dimulailah percakapannya dengan Iren, “Ren, aku mau tanya, kamu percaya nggak sih ama hantu?”
Ssstttt..... (suara peserta kelas lainnya)
Iren menengok kekanan dan setengah membungkuk ke arah gilang perlahan dan pelan “ha? Hantu? Ia percaya emangnya kenapa? Kamu takut hantu?” balas Iren
“kalo arwah penasaran?” tanya gilang lagi dengan suara yang lebih lirih
“ia, percaya, emangnya kenapa sih kok nanyanya aneh gitu?”
“gini, aku abis pindahan kos, nah denger-denger sih di kamar yang baru itu ada arwah gentayangan”
“tadi juga pas pagi-pagi ada yang aneh, bulu kuduk berdiri semua dan ada bau kembang tujuh rupa gitu”
Iren yang mendengan cerita dari gilang langsung merinding. Ia mencoba memikirkan kira-kira respon apa yang akan ia berikan atas cerita yang ia dengar. Ia nampaknya tidak simpatik dengan hal-hal yang berbau mistis. Yang ada dibenaknya adalah gilang keren, tapi ia masih belum bisa membaca pikirannya. Ia selalu berharap mungkin suatu saat nanti ia bisa bersamanya. Ia bingung soal hantu. terlebih ia bukan seorang dukun yang dapat melihat hantu dan menaklukan hantu atau arwah penasaran. Ia ragu untuk menjawab dan berusaha menenangkan Gilang sekaligus memanfaatkan kondisi itu sebagai kesempatan.
“yah mungkin perasaan kamu aja lang, nggak usah di pikirin. Nanti makan siang bareng ya” sambil melotot kemata gilang “harus mau!”
Ia berusaha mengalihkan pembicaraan. Dan berusaha mengalihkan perhatiannya kepada sang dosen di depannya.
“oke sip, makasi ajakannya ren, hehehe”
Gilang melupakan sejenak mengenai arwah yang selalu ada dalam pikirannya. Lebih baik memikirkan tugas yang baru saja di berikan dosen. Ia berusahan melihat catatan teman disampingngya dan mencatat mengenai bahan-bahan yang diberikan dalam kuliah itu. Sebenarnya ia tak sabar menunggu kelas usai. Ia sudah lapar karena tadi pagi terburu-buru dan tidak sarapan. Akhirnya Ia ingin makan siang dengan Iren. Meskipun dalam pikirannya masih sibuk memikirkan tentang hantu...